Part 5

35 27 2
                                    

Suara musik kini memasuki pendengar ketiga gadis remaja, sekarang mereka berada di salah satu toko yang menjual aksesoris dan juga pakaian.

"Ce ini bagus ga menurut lo?" Tanya Cae seraya mengambil sebuah dress dan menempelkan pada tubuh rampingnya. Cece yang awalnya melihat dress lainnya mengalihkan pandangannya ke arah Cae yang meminta pendapatnya.

"Bagus. Indah kok."

"Apaan dress warna pink gitu dibilang bagus," sahut Keysa yang menyandarkan dirinya disalah satu tembok pembatas seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

Cae hanya mendelik kesal pada Keysa. Kesal karena dirinya merasa tidak ada menanyakan pendapat pada Keysa, lalu mengapa gadis itu berbicara. Keysa memutar bola matanya malas lalu kembali menscroll aplikasi Instagramnya.

Sungguh Keysa merasa sangat bosan, sudah lebih dari satu jam ia diajak berkeliling dengan 2 manusia yang doyan belanja ini.

"Ca, Ce," panggilnya yang sudah tidak tahan lagi berdiri lama-lama.

"Apaan?" Ketus Cae.

"Kalian pada gak laper? Ini serius gue daritadi udah laper nungguin kalian belanja tau gak!"

"Enggak," sahut Cae yang kembali melihat-lihat baju disana. Cece hanya menggelengkan kepalanya, gemas dengan tingkah Keysa dan Cae yang bagaikan Anjing dengan Kucing.

"Iya udah ayo, kita cari makan sekarang." Cece yang merasa kasian pada Keysa kini mengajak sahabatnya itu mencari makanan.

"Nah gitu dong, jadi tambah sayang deh sama Cece," ucap Keysa yang tampak semangat mencari makanan untuk perutnya.

Keysa lebih dulu berjalan meninggalkan Cece dan Cae, Cae hanya menggerutu namun tetap mengikuti kemana arah Keysa pergi.

🌸🌸🌸

Disinilah mereka berada, disebuah restoran cepat saji. Keysa melihat-lihat menu yang ada disana, bingung mau memilihnya.

"Ce, Ca, mau yang mana?" tanyanya pada kedua sahabatnya. Cece yang sepertinya juga bingung hanya berdeham.

"Gue mau cappucino aja," ucap Cae setelah selesai melihat menu minuman. Sungguh, ia tidak lapar namun Keysha yang memaksa untuk makan ya sudah.

"Samain aja deh seperti Cae," timpal Cece.

"Lahh... lahh...kenapa jadi gue aja yang pesen makanan." Kalau seperti ini, Keysa tidak bisa makan dengan nyaman. Dirinya mana bisa makan sendiri sementara temannya itu tidak.

"Udahlah Key, lo makan aja ribet ya!" Cae yang tampak geram, sedari tadi mendengar keluhan Keysha. Keysha berdecak kesal, dan menuliskan pesanan mereka di kertas kecil yang telah disediakan.

Sembari menunggu pesanan datang, mereka lebih banyak mengobrol, Mengibahi teman sekelasnya yang membuat mereka kesal.

"Itu tuh si Lisa pengen gue bejek rasanya, lagian kenapa cobak mulutnya itu ga pernah bisa dijaga," ucap Keysa menggebu-gebu.

"Ya namanya mulut, gunanya untuk berbicara," sahut Cae. Cece yang sedari tadi mendengarkan keduanya bergibah merasa kesal sendiri.

"Udahh, ga baik ngomongin orang. Situ kena karma baru tau rasa."

"Ishh lo mah Ce." Keysa dan Cae memutar bola matanya merasa malas.

Tak lama menunggu, kini pesanan yang mereka pesan telah datang. Keysa yang tampak semangat menyambut makanannya dan mulai memakannya. Sungguh, cacing-cacing yang berada di perutnya sudah berdemo ingin diberi asupan gizi.

KeysaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang