6

520 66 34
                                    

MAAFKAN ATAS TYPO YANG BERKELANJUTAN:)
JAN LUPA VOTE AND COMMENT BAGIAN TYPONYA BIAR DIBENERIN LAGI EHE

MAFIOSO (PANDEEP)

Jinyoung tertidur dalam gendongan Guanlin, dia membawa Jinyoung kekamarnya. Membuka pintu tinggi nan besar itu, menuju kasurnya lalu menidurkan tubuh mungil itu kekasurnya. Ia ikut menidurkan dirinya disamping Jinyoung, mengistirahatkan tubuhnya. Menatap wajah cantik dan damai itu.

"Maafkan aku telah membuat kesalahan besar telah menculik mu Jinyoung, aku tak punya pilihan lain." guanlin menutup matanya dan menyusul jinyoung dalam mimpi.
.

.

.

.

.

Didalam istana besar dan gelap terdapat 3 orang dengan 4 singga sana, disana ada seorang pria paruh baya, wanita cantik dengan wajah yang kejam, dan yang terakhir anak lelaki muda. Saling menduduki singgasananya.

"Bagaimana rencana kita selanjutnya menghancurkan kastil sialan pheonix?. Aku tak tahan melihat mereka selalu memenagkan pertarungan antar mafia." Seorang wanita itu mengangkat bicaranya dengan meremas gelas cocktail ditangannya.

"Tenanglah Jisoo-ya kita akan segera menemuka cara, merebut pangeran kecil dari kungkungan Pheonix sialan itu." lelaki paruh baya itu bersmirk mengerikan, yang termuda hanya mendengar perdebatan itu. Tanpa ingin membalas.

"Tapi Oppa? Apakah kita bisa merebut Lelaki manis itu dari bawah sayap Pheonix?." Wanita yang di panggil Jisoo itu bersih keras perdebatan.

"Tenanglah Noona. Kita akan menyerang Pheonix setelah kita menemuka waktu yang tepat, lagi pula... Sangat mudah merebut lelaki manis itu." yang paling muda tertawa keras. Bisa dipanggil Shownu.

Singga sana yang ditempati lelaki tertua bernama Changmin itu menatap suruhannya. "Cepat carikan aku kabar mengenai pheonix itu! Jika kalian gagal, akan ku seret kalian ke neraka." suruhannya segera pergi meninggalkan istana gelap itu.

.

.

.

.

Jinyoung jalan mengendap endap ke arah ruangan Guanlin, dia membuka sedikit pintu besar itu.
Mengintip dri luar apa yang guanlin lakukan.

"Masuklah Jinyoung. Tidak usah mengintip aku tau kau disana." dengan mata masih terfokus dengan dokumen dokumen yang ada, dia hanya melirik jinyoung dengan senyum senang itu.

"Kenapa kau bisa tau bahwa aku mengintip? Tidak adil sekali." Jinyoung duduk disofa yang tersedia diruangan Guanlin dengan bibir dimajukan itu.

"Kemarilah baby. Harum tubuhmu begitu manis dan menyengat aku dapat menciumu dri kejauhan." menarik pinggang ramping itu dalam dekapannya. "Ya aku tau." dengan tangan yang membenarkan dasi yang dipakai Guanlin.

"

Kau tidur lah duluan, aku harus menganalisi data para devinisi. Aku akan menyusul mu nanti." Jinyoung berdiri dri pangkuan guanlin, lalu berjalan menuju kamar tanpa sepatah kata pun.

MAFIOSO (PANDEEP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang