7

1.1K 160 11
                                    

Jihyo masih berkutat dengan bukunya, menulis tugas yang diberikan guru. Jam menunjukkan pukul setengah sepuluh malam, jam malam selesai satu jam yang lalu. Teman-teman sekelas Jihyo pun sudah pulang, hanya Jihyo yang tersisa dikelasnya ditemani dengan lampu kelas, sedangkan kelas lainnya gelap.

Saking terlalu fokusnya, ia baru sadar kalau ada kilat yang menyambar. Jihyo menoleh kearah jendela, ternyata di luar hujan deras, Jihyo panik, karena ia pun tak bawa payung. Jihyo memilih untuk mengabari penjaga dormnya, bahwa ia sedang berada disekolah, sambil menunggu hujan. Memang, peraturan di dorm agensi Jihyo mengizinkan pulang malam apabila hal itu menyangkut sekolah.

Jihyo perlahan membereskan tugasnya yang hampir selesai, karena sudah cukup baginya untuk berhenti mengerjakan dan segera pulang, karena bus terakhir akan berangkat pukul 10 malam. Jihyo juga sudah bertekat, jika hujan tak kunjung berhenti, ia akan menerobosnya.

Setelah selesai, Jihyo beranjak dari tempat duduknya. Ketika ia berada diambang pintu, Jihyo dikagetkan dengan kemunculan seseorang yang tiba-tiba.

"Kamjagya!"

"Oh? Jihyo?"

Jihyo membelalakan matanya karena pria yang tak mengetahui namanya ini, memanggilnya.

"Kamu masih disini?" Tanya lelaki yang memakai setelan hoodie dan celana jeans hitam.

"Aku habis selesai jam malam" jawab Jihyo

"Oh, kamu ikut kelas malam rupanya"

"Hm, kamu mau ngapain balik lagi kesini?" Tanya Jihyo

Jungkook pun melewati Jihyo, ia berjalan menuju bangkunya, merogoh laci mejanya
"Ponselku ketinggalan"

Jihyo menggeleng lalu ia mulai berjalan pelan, disusul dengan Jungkook.



Mereka berdua jalan beriringan,





"Kamu tidak membicarakan keorang-orang kan dengan apa yang kamu dengar?" Tanya Jungkook memecah keheningan, karena sungguh, Jungkook bingung dengan Jihyo yang sedari tadi hanya diam. Mulutnya seperti terkunci, biasanya ketika Jungkook bersama dengan teman wanita lainnya, wanita-wanita itu akan lebih hyperaktif ketika di samping Jungkook sampai ia sendiri males menanggapinya.

"Kamu pikir aku orang yang tak bisa menepati janji?" Jihyo melirik sebal pada Jungkook yang sedang terkekeh melihat reaksi dari Jihyo.

"Bisa saja, kamu kan perempuan, bisa jadi kamu menjadikan hal itu menjadi bahan perbincangan kalian. Aku tahu kalau perempuan itu hobi bergossip." Canda Jungkook.

"Aku bukan bagian dari mereka, dan aku juga tak punya waktu untuk melakukan hal yang tak penting itu!" Jihyo menatap Jungkook sebal, lalu dengan cepat Jihyo menjauh dari Jungkook.

Bukannya panik, Jungkook malah tertawa karena gemas melihat wajah cemberutnya Jihyo.

Perlahan Jungkook menyusul Jihyo yang berjalan cepat didepannya.


Tapi tiba-tiba lampu koridor bahkan seluruh gedung mati, bersamaan dengan suara petir yang besar. Jihyo terlonjak.. reflek Jihyo memutar balik langkahnya dan dengan cepat memeluk Jungkook yang berada dibelakangnya.

Jihyo memeluk Jungkook erat, menempelkan wajahnya di dada bidang Jungkook dengan matanya yang terpejam. Jihyo takut, berkali lipat takut, pertama, takut karena koridor yang tiba-tiba gelap dan suara petir yang menggelegar.

Jungkook jelas terkejut akan tindakan Jihyo yang memeluknya secara tiba-tiba. Jungkook seperti merasa tak asing dengan apa yang ia rasakan sekarang. Jungkook seperti pernah merasakan pelukan ini, tubuh ini, dan..... aroma ini.

Tak sadar Jungkook menaruh dagunya di bahu kecil Jihyo, setelah itu ia menghirup  aroma shampoo beserta parfum yang berada di sekitar bahu dan leher Jihyo, lalu membalas Jihyo dengan erat.

Jihyo merasa kalau pelukan Jungkook mengerat, mata Jihyo membuka , Jihyo baru sadar, tiba-tiba jantungnya dua kali berdetak lebih cepat. Jihyo gugup, karena Jihyo tiba-tiba mengingat malam itu. Dengan cepat Jihyo mendorong Jungkook pelan, membuat jarak diantara mereka.



"Apa benar itu kamu?" Tanya Jungkook tiba-tiba, lalu tangannya menuju kearah pipi Jihyo.

Ketika tangan Jungkook hendak menyentuh pipi Jihyo, Jihyo langsung membuang muka menghadap kesebelah kanannya, lalu menunduk.

"Maaf aku lancang, tadi aku terkejut ketika lampu mati dan suara petir yg menyambar"

Jihyo buru-buru merogoh ponselnya, untuk menyalakan senter karena koridor benar-benar gelap.

Ketika Jihyo berhasil menemukan dan menghidupkannya, Jungkook mengambil sebelah tangan Jihyo yang tak memegang ponsel.

"Aku hanya penasaran, apa itu kamu?" Tanya Jungkook sekali lagi, membuat Jihyo mengernyit tak paham.

Jihyo melihat tangannya yang digenggam Jungkook, Jungkook sadar akan tindakannya, ia langsung melepas genggaman tangannya pada Jihyo.



Tiba-tiba cahaya senter menyenter kearah keduanya. Jihyo dan Jungkook menoleh, terlihat satpam yang menyenteri mereka sambil berjalan kearah Jihyo dan Jungkook.


"Saya khawatir padamu siswi, saya tahu tinggal kamu yang sendiri disini, nasib baik ada siswa yang tiba-tiba datang dan menemanimu disaat gelap seperti ini" ucap satpam itu.

"Terima kasih pak. Bapak tahu dari mana?" Tanya Jihyo.

"Saya melihat kalian di cctv, ketika listrik mati, saya dengan cepat mencari kalian." Satpam itu langsung mengajak keduanya untuk turun dari gedung.





.






"Terimakasih pak telah mengkhawatirkan kami." Bungkuk Jihyo pada satpam itu, diikuti dengan Jungkook.

"Yasudah, kalian.. hati-hati dijalan pulang. Sudah malam, saya mau mengecek gedung yang lainnya dulu"




Setelah satpam itu pergi,

"Aku duluan, takut ketinggalan bus" pamit Jihyo pada Jungkook, ketika Jihyo ingin pergi, lagi, tangannya di tahan oleh Jungkook.

"Hujan masih turun, ayo aku antar kamu pulang. Aku bersama manajer yang membawa mobil" tawar Jungkook.


Jihyo langsung menurunkan tangan Jungkook sambil menggeleng.

"Terimakasih untuk tawarannya."

"Setidaknya pakai hoodieku ini" ucap Jungkook sambil ingin membuka hoodienya, tetapi Jihyo dengan cepat berlari menjauh dari Jungkook.







.





Jungkook hanya bisa menghela nafasnya, begitu melihat Jihyo  yang tengah duduk di halte sendirian dengan baju dan rambut yang lumayan basah.

Jungkook melihat Jihyo di kaca spionnya, mengawasi gadis itu. Sampai akhirnya terlihat Jihyo berdiri tanda mungkin bus sudah datang, dan benar dugaan Jungkook, tak lama bus datang dan Jihyo menaiki bus itu. Semua pergerakan Jihyo dilihat Jungkook melalui kaca spion-nya,  ia duduk di sebelah Sejin-hyung yang menyupiri dirinya.











.











(Maap jelek, lagi mood nulis, jadi tulis-tulis aja apa yang ada diotak😄🙏)

The Reason I Hold On [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang