Beberapa map yang berisi berkas kini tengah terbuka berserakan di atas meja kerja Gendra. Sang pemilik meja itu kini sedang serius membaca dan meneliti sebuah berkas yang berada di tangannya. Kerutan di kening Gendra nampak jelas terlihat ketika dia membaca beberapa bagian yang sempat membuatnya tak mengerti.
Setelah membubuhkan garam, eh salah, tanda tangan maksudnya, Gendra memasukkan kembali berkas itu ke dalam map lalu menyingkirkannya ke samping. Pria itu kemudian mengambil kembali berkas selanjutnya yang meminta persetujuan dirinya harus hari ini juga, tidak bisa bulan depan saja, macam bayar uang kas kelas.
Kertas yang sedang Gendra baca sekarang berisi tentang sub perusahaan baru Putra Grup yaitu brand fashion wanita yang diberi nama Femme Fatale. Memang, bidang pemasaran memutuskan untuk menjadikan kaum hawa sebagai sasaran pertama. Alasan utamanya tentu saja antusiasme para wanita yang lebih menakjubkan kepada fashion dibandingkan pria. Apalagi jika Femme Fatale mengeluarkan busana berembel limited edition.
Peluncuran pertama produk akan dilakukan bulan depan di salah satu aplikasi jual beli online khusus pakaian. Gendra bisa berbangga dengan kecakapan divisinya karena sekarang sudah menyelesaikan 80 % persiapan. Sisanya hanya tinggal mencari brand ambassador dan pemotretan busana.
Gendra kini sudah membalik berkas ke halaman berikutnya. Halaman itu berisi daftar nama kandidat brand ambassador untuk Femme Fatale. Lalu, saat dia membuka kembali halaman berikutnya, tubuhnya terjengat kaget.
Bukan, bukan karena informasi yang ada di kertas itu. Tapi karena suara bolpennya yang menggelinding jatuh ke lantai.
Gendra memilih untuk membiarkan bolpen malang itu di bawah sana dan kembali fokus pada berkas yang kini sedang bersentuhan langsung dengan tangannya itu. Kedua alisnya saling tertaut ketika membaca nama sang kandidat utama.
Abrianna Fredella Arthadewa, nama yang sangat ia kenali karena memori otaknya belum mengusir ingatan itu ke dasar bikini bottom.
Mata Gendra kini mendelik saat melihat foto seorang wanita yang sangat berbeda dengan yang ada di benaknya. Kemudian dengan tak sabar, ia menelusuri informasi-informasi tentang kandidat ini, mencoba mencari tahu apakah wanita ini adalah seseorang yang ia maksud.
Setelah selesai membaca semua informasi dan meyakini jika Abrianna Fredella adalah wanita yang sama dengan seseorang di masa lalunya, Gendra menghempaskan tubuhnya dengan keras ke sandaran kursi. Dia menganga lebar tak percaya layaknya seekor kudanil yang sedang mangap.
"Ini bener si cewek perpus itu ?" tanya Gendra kepada dirinya sendiri.
"Iya bener itu si cewek perpus." bak orang gila, Gendra pun menjawab pertanyaan yang diajukan oleh dirinya tadi.
Lalu dia kembali menegakkan tubuh dan meraih gagang telpon untuk menghubungkannya dengan Trias.
'Ada yang bisa saya bantu, Pak Gendra ?'
'Tolong hubungkan dengan staf marketing yang bertugas mencari brand ambassador Femme Fatale.'
'Baik, Pak.'
Gendra kemudian menarik kembali berkas tadi dan memandangnya tak percaya. Astaga, wanita yang dulu tahu tahu saja pergi pindah sekolah, kini sudah bertransformasi layaknya kepompong yang menjadi kupu-kupu.
Tidak, Gendra tidak pernah mementingkan penampilan fisik seseorang dan membuatnya sebagai bahan olokan. Tapi, tetap saja, melihat perubahan yang luar biasa seperti ini membuat rasa tidak percayanya muncul mendominasi.
Suara deringan telepon membuat lelaki itu dengan cepat meraih gagangnya.
'Bu Vivian sudah menunggu Bapak di line satu.'
KAMU SEDANG MEMBACA
You, From the Start - PINDAH KE KUBACA
Romance#PutraTheSeries Setelah Dafa Gajendra Putra melepas masa lajangnya, sang adik menjadi incaran utama para wanita lajang di luar sana. Nagendra Dhananjaya yang menjabat sebagai Chief Marketing Officer diharuskan menjalin hubungan dengan banyak relasi...