SEREEEM: POCONG DAN MALING SEPEDA

73 7 7
                                    

SUATU malam, Ucil, Tajudin dan Si cengengesan Malik terlihat mindik-mindik, mengamati dari perempatan jalan kecil sebuah gerak-gerik dari seorang pria paruh baya, kurus, dan berbaju lusuh yang terlihat begitu mencurigakan. Pria itu terlihat mengendap-ngendap di sebuah rumah yang terlihat sepi karena ditinggal tidur penghuninya.

"Kayaknya sih Maling tuh orang." Ujar Ucil, berbisik pada 2 teman yang menghimpitnya dari atas dan bawah.

"Tau dari mana lo kalo dia maling?" Tanya Tajudin yang berada di tumpukan paling atas. Karena saat itu Tajudin dan Malik kebetulan memakai jersey Orange timnas Belanda hadiahan dari salah satu toko kue dekat rumah - tak heran kaos bola timnas Belanda yang mereka pakai di pungggungnya terdapat tulisan kapital : TOKO BAROKAH.

Kebetulan juga hari itu Ucil memakai kaos putih yang mulai lusuh bonusan dari distributor Tepung Segitiga Biru, membuat mereka yang saling tumpuk (jingga-putih-jingga) terlihat seperti sandwich isi teripang.


"Etdah mentang-mentang gue belom pakai sorban ama udeng-udeng di kepala jadi elo kagk percaya omongan gue gitu?" lanjut Ucil, kesal.

"Liatin deh, pertama tuh orang keliatannya bukan orang sini. Kedua, mana ada tengah malem gini orang bertamu, mana tamunya dekil banget kayak handuk yang nyampir di pojokan gerobak gorengan. Nah yang ketiga nih..."

"Apaan yang ketiga?" Potong Tajudin.

"ONOH DIA UDAH BERHASIL GONDOL SEPEDANYA HAJI USMAN!"

"Walah beneran maling... maling sepeda ckckck." Ujar Tajudin, lempeng.

Malik yang sedari tadi menahan berat tubuh dua temannya karena berada di tumpukan paling bawah, akhirnya angkat bicara dengan nada tinggi.

"WOOOY SEMPAK SMEAGOL! NGOMONG MULU! BERAAAAT!"

Tak lama kemudian terdengar teriakan dari pemilik rumah yang kemalingan tadi.

"MUALIIIIIIIIIIIIIING PIT!"

Bersamaan dengan teriakan itu, Ucil, Tajudin dan Malik berlarian mengejar maling tersebut sambil ikutan teriak-teriak, "MUALIIIIIING PIT!"

Teriakan dan suara gaduh dari langkah kaki 3 pemuda nyentrik ini membuat maling yang sadar sedang dikejar menjadi semakin cepat mengayuh sepeda curiannya.

Saat maling itu melihat kebelakang, betapa terkejutnya dia karena tiga pemuda yang mengejarnya sambil berlari tadi ternyata mampu menyamai kecepatan kayuhan sepedanya. Mereka hanya berjarak beberapa meter saja dari dirinya.

Maling itu semakin ketakutan kala melihat tampang ketiga pemuda yang mengejarnya seperti zombie haus darah di film War World Z. Semakin cepat maling itu bergerak, semakin cepat dan keras pula ketiga pemuda ini mengejar dan meneriaki profesinya. "MALIIIING!"

Tiba di sebuah pematang sawah, saking takut dan paniknya dikejar-kejar tiga pemuda yang memasang raut muka suku "kanibalis" Amazon, maling itu meninggalkan begitu saja sepeda hasil curiannya di pinggir sawah. Sedangkan dirinya sendiri berlari ke tengah sawah yang sudah mulai tinggi dan hijau padinya.

Dia menghilang setelah melewati semak-semak di ujung sawah.

"Hosh... hosh... capek! malingnya lari ke semak, kejer kagak nih?" Tanya Tajudin yang sudah kepayahan.

SEREEEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang