TENGAH hari itu gue dan Borat sedang dalam perjalanan menggunakan sepeda motor dari Cirebon menuju Bandung. Gue nemenin Borat ke sana untuk mengurusi keperluan di kampusnya dan sekalian besoknya kita akan ikutan Gatheringnya Linkin Park Fans Indonesia di Lembang. Kebetulan kita berdua penggemar berat Linkin Park.
Malam sebelum keberangkatan ke Bandung, gue dan Borat mengalami hal aneh. Saat itu gue, Borat, Achong, Brengos dan Awod kelaparan di tengah malam. Kita berlima pergi makan ke tempat mie ayam langganan kita berlima yang berada di pinggir jalan raya di daerah Tangkil, Cirebon.
Motor kita parkirkan tepat di depan gerobak mie ayam.Malam itu gue dan Borat melepas helm dengan gaya yang agak berbeda. Kita terlihat cool sekali seperti adegan-adegan sinetron cowok ganteng dengan motor sport-nya.
Kita melepas helm sambil kibas-kibasin rambut seolah sedang di-slow motion, berharap diteriakin histeris sama cewek-cewek yang melihat.Ada 3 hal membedakan kita dengan cowok di sinetron:
Pertama, gue dan Borat pakai motor matic. Kedua, kita boncengan, dan ketiga paling parah, gue dan Borat tidak diteriaki sama cewek-cewek, tapi diteriaki "NAJIS! NAJIS!" oleh Achong, Brengos dan Awod yang ternyata sudah duduk rapih di meja makan yang taplaknya terbuat dari baliho bekas caleg. Tiga manusia yang selalu sirik dengan ketampanan tersembunyi di tubuh gue dan Borat.Gue dan Borat tidak memperdulikan serapah ketiga makhluk kelaparan itu. Kita tetap dongak ke atas langit dan mengkibas-kibaskan rambut bareng.
Dan di saat lagi show off itulah, tiba-tiba Borat terperanjat.
"Men... men... apaan itu!?" Seru Borat. Dia melihat sesosok burung putih besar di langit.Gue juga melihat sosok burung putih besar itu. Besaaaarrrrr sekali. Terbang perlahan dari arah Barat ke Timur. Mungkin rentangan sayap burung putih itu mencapai 2 meter. Ok, kita namakan saja Burung putih besar itu, MANUK KEPUDANG WULUNE PUTIH.
"Itu MANUK Rat? Gede amat? Manuk Rat!" balas gue keheranan karena baru pertama kali melihat burung sebesar itu terbang di atas langit malam.
"Iya manuk!! Siapa yang bilang becak!! Mana ada becak bisa mabur!!"
Gue dan Borat melompat-lompat kegirangan sambil terus menunjuk-nujuk si Manuk Kepudang Wulune Putih yang terbang perlahan ke arah gedung tua sambil terus-menerus berteriak "Woy Nuk! WOOY! WOOY! WOOY!"
Malam itu gue dan Borat terlihat seperti Wota yang belom hapal kalimat nge-chant.Seiring teriakan gue dan Borat yang beradu keras dengan suara kereta api yang lewat tidak jauh dari warung mie ayam tempat kita makan, si Manuk Kepudang Wulune Putih menghilang di langit dengan cara yang sangat tidak terduga:
Si Manuk Kepudang Wulune Putih tidak menghilang karena terhalang atap gedung tua yang tinggi, dia juga tidak menambah kecepatan supaya cepat tak terlihat. Tapi si Manuk Kepudang Wulune Putih itu... memudar perlahan dari kepala sampai hilang sepenuhnya.Gue dan Borat jelas terperanjat. Kita berdua masih dongak ke arah langit sambil mangap-mangap. Tercengang tentunya. Setengah tidak percaya sama yang kita lihat.
Sesaat kemudian kita saling pandang dan berkata...
"Yah Rat... manuk jadi-jadian." Kata gue, lempeng.Borat berkata lebih absurd lagi, "Aduh! harusnya tadi ditangkep, Men. Terus selfie! Nyesel lah gak dikejer!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEREEEM
HumorPERNAH denger jokes sepeti ini : "Apa yang serem coba ama Pocong? bentuknya kaya permen Cupa Cups gitu..." atau "Apa lagi Suster Ngesot, jalannya aja ngesot. Kita kan bisa lari. Lah dia ngesot..." Belum lagi dukungan film-film horor jaman sekarang y...