Jadwal seokjin untuk melatih jisoo bermain piano ialah 4 kali seminggu. Terkadang kalau ia datang diluar waktu latihan, jisoo lah yang selalu memintanya datang.
Jisoo selalu kesepian berada dirumah besar nya itu, ayahnya selalu sibuk bekerja bahkan sekarang jisoo sudah tak peduli lagi bagaimana sikap ayahnya pada jisoo yang acuh tak acuh.
Dia benar² tidak memiliki teman selain seokjin, mungkin pembantu nya juga selalu menemani, akan tetapi dia merasa tidak begitu senang jika tiap harinya mengobrol dengan wanita paruh baya yang jauh dari seusia nya.
Bibi nya sudah berkeluarga dan mempunyai anak, tapi dia tinggal dirumah mewah kim donghae demi menjaga kim jisoo. Jika jisoo sedang bersama seokjin maka ini menjadi kesempatan pembantu nya untuk pulang kerumah dan bertemu dengan keluarga nya.
Hari ini adalah hari kamis, jadwal bagi jisoo untuk berlatih piano. Seokjin datang kerumah jisoo pukul 8.40 AM dan memulai latihan mereka.
"Hari ini kita mau latihan pakai lagu apa?" Tanya jisoo pada seokjin
"Eumm" seokjin berfikir sejenak sambil mencari² playlist lagu di ponsel nya, "Gimana kalau lagu the truth untold - BTS, nanti aku yang nyanyi" usul seokjin
"Lagunya kayak gimana?"
Seokjin menekan tombol play pada lagunya
GUE SARANIN KALIAN PLAY BENERAN YA LAGUNYA:D
"Aku gabisa dan belum tau lagunya" kata jisoo setelah mendengar lagu itu
"Terus guna aku disini apa?" Seokjin mengambil kursi dan ditaruh disebelah jisoo yang sudah berada di depan piano
Seokjin mengambil jari² jisoo dan ditaruh kan nya diatas tuts piano. Seokjin mengarahkan jari² mungil jisoo dari tuts satunya ke tuts lain perlahan²
"Mulai dari C ke G ke F" seokjin menekan tuts nya dengan jari² jisoo
"Pelan² aja, ini letaknya disini. Nanti kamu pindah 6 tuts ke kanan dari sini" kata seokjin masih mengarahkan jari jisoo
Jisoo hanya mengangguk menuruti perkataan seokjin dan membiarkan jarinya melemas di tangan seokjin. Jisoo masih terus berlatih dan tangannya masih dalam kuasa seokjin. Sampai akhirnya perlahan seokjin melepas jari² jisoo untuk membiarkannya bergerak sendiri.
"Apa sudah bisa?" Suara dentingan piano itu masih agak terdengar abstrak karena terkadang jisoo salah menekan tuts
"Kepalaku sakit sekali" jisoo memegangi kepalanya
"Yasudah istirahat dulu" seokjin pergi ke dapur untuk mengambil segelas air putih
Seokjin mengambil airnya tak sampai 3 menit dia sudah kembali lalu menghampiri jisoo yang masih duduk di bangku. Seokjin melihat jisoo sedang menunduk menutupi wajahnya dan bahu nya naik turun seperti orang yang kesulitan bernafas.
"Jisoo-ya mworago?" Seokjin menepuk bahu jisoo. Saat seokjin duduk disamping jisoo baru lah ia dapat mendengar suara tangisan bahkan sanpai sesegukan
"Ada apa?" Tanya seokjin kembali
"A-aku ng-nggak berguna sama s-sekali.." Jisoo melanjutkan tangisannya, "A-appa tidak m-menyayangiku d-dia tak ingin k-keberadaan ku disini" suaranya terdengar semakin lirih
"Jisoo-ah kau ini bicara apa eoh?" Seokjin mengangkat dagu jisoo dan dilihatnya air mata itu. Wajahnya memerah seperti, kesedihan, ketakutan, keputus asaan. Seokjin mengelap air mata jisoo dengan ujung jari jempolnya.
"Kau ini berharga, kau tahu itu? Jangan bicara yang tidak tidak" sambung seokjin
"Aku ingin pergi, aku ingin eomma, aku tak ingin disini" suaranya masih sendu
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny ;kimjisoo [Jinsoo Vsoo]
RandomPerjalanan ini terasa begitu mudah ketika kau masih ada disampingku Sekarang semuanya telah berubah, Kau pergi dan tak pernah kembali Aku masih disini berhenti dari tempat ketika kau meninggalkan ku, Menunggumu kembali, Walaupun ku tau kau tidak aka...