Chapter 3

19.2K 1.9K 54
                                    

"Tae, ada proyek baru di luar kota. Appa minta kau dan Jimin untuk menanganinya"

Daehyun memanggil Taehyung ke ruangannya. Ia sendiri masih sibuk dengan laptop dan kopinya.

"Proyek apa?" tanya Taehyung datar.

"Pembangunan kompleks hunian baru. Ada apartemen, perumahan, dan beberapa fasilitas pendukung lainnya" jawab Daehyun masih tetap fokus itu.

"Kenapa harus kami?"

"Ini proyek besar dan Appa ada urusan di China mulai minggu depan. Dan kita bekerja sama dengan perusahaan Jimin. Apalagi ini berada di luar kota, rawan terjadi misskomunikasi" jelas Daehyun.

Memang ia belum mengatakan pada Taehyung bahwa dirinya ada urusan di luar negeri sebelumnya. Ia bahkan juga berniat akan membawa 'istri'nya serta, dan Taehyung pasti tahu tanpa harus bertanya.

"Baiklah, kirimkan filenya padaku. Akan kubicarakan dengan Jimin" putus Taehyung seraya pergi dari ruangan Ayahnya itu.

"Kau bahkan tak pamit dulu Tae" gumam Daehyun miris setelah Taehyung keluar dari ruangannya.

Taehyung tidak hanya dingin pada 'Ibu'nya saja, pada ayahnya pun ia bersikap sama dinginnya. Hanya akan berbicara bila itu diperlukan atau penting. Daehyun bersyukur Taehyung memiliki sahabat seperti Jimin. Hanya pada Jimin, Taehyung bersikap biasa saja, dan ia juga tahu itu. Sehingga tak jarang Daehyun maupun Baekhyun akan menanyakan kondisi Taehyung melalui Jimin.

-*123*-

"Waw, areanya luas juga" komentar Jimin setelah mempelajari desain rencana pembangunan.

Taehyung yang juga tengah mempelajarinya itupun menyetujui dengan cara mengangguk pelan.

"Apa tidak masalah menggusur wilayah seluas ini?" Jimin agak sanksi dengan proyek kali ini.

"Ini terletak di wilayah yang agak pinggiran. Menurutku kalau diberi ganti rugi tak masalah"

"Iya juga sih, memang biasanya seperti itu. Semoga saja tak terjadi kendala berarti"

Taehyung kembali mengangguk pelan saja.

"Appamu pasti ingin memberimu waktu untuk refreshing" ujar Jimin seraya menutup file di ponselnya.

Taehyung yang kurang paham maksud Jimin itu menaikkan sebelah alisnya.

"Yah, kau pasti jenuh hanya berputar di rumah dan kantor saja. Kau butuh pengalih suasana, dan inilah jawabannya. Appamu sangat menyayangimu Tae" jelas Jimin.

Taehyung hanya bergumam saja sebagai jawaban. Dalam hati iya hanya meng'iya'kan kalimat dari Jimin.

Taehyung sadar apa yang ia tunjukkan pada orang tuanya bukanlah hal yang terpuji. Ia layaknya anak durhaka dalam cerita ataupun dongeng. Anak yang patut untuk dikutuk penjadi batu karena tak memperdulikan orang tuanya. Tapi perasaannya sungguh kacau, ia bahkan tak mampu menunjukkan emosinya pada orang tuanya sendiri.

"Mungkin aku harus meminta maaf, Jim" celetuk Taehyung.

Seulas senyum terpancar di wajah tampan Jimin.

"Ya, memang seharusnya begitu Tae. Mereka tak pernah berhenti mengkhawatirkanmu"

"Ya, aku tahu. Dan memang aku hanya melampiaskan kesalahanku sendiri pada mereka. Mereka tak pernah salah dari awal"

Taehyung mulai merutuki kesalahannya sendiri. Walaupun hanya diam, Taehyung tahu kalau kedua orang tuanya memiliki penyesalan mereka atas sikapnya. Mereka pasti menyalahkan diri mereka sendiri, meskipun itu bukanlah kesalahan mereka. Sama sekali bukan.

My Fault [TaeKook/VKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang