Chapter 12

18.1K 1.8K 43
                                    

Yoongi membuka matanya perlahan, menguap sebentar kemudian mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ia tak ingat kalau tidur dalam keadaan duduk begini, apalagi di tempat ramai begini.

"Sudah bangun?" Suara di sebelahnya sangat mengagetkan, hingga Yoongi sedikit terperanjat.

"Kau mengagetkan saja" ujarnya sambil mengelus dada.

Pria di samping Yoongi yang tak lain adalah Jimin itu terkekeh ringan. Ia tengah menikmati kopi paginya dengan santainya.

"Ini dimana?" tanya Yoongi yang masih blank.

"Kantin Rumah Sakit" jawab Jimin singkat.

Yoongi mengangguk, mulai paham akan situasi sekarang ini.

"Dan kenapa aku bisa disini? Aku tidak berjalan saat tidur kan?"

Jimin kembali terkekeh. Pikiran Yoongi benar-benar tak masuk akal baginya. Imajinasi yang luar biasa.

"Tentu saja aku yang membawamu kesini" jelas Jimin.

"Kenapa?"

"Orang yang kau sebut Jin Hyung itu menyuruhku memberi kucingku makan" ujar Jimin sambil kembali meneguk kopinya.

Yoongi cemberut karena disamakan dengan hewan peliharaan saja. Dia kan manusia, dan bisa melakukan segala hal sendiri. Apalagi hanya makan saja, ia bisa pergi mencarinya sendiri.

"Ya sudah, kau mau kupesankan apa?" tanya Jimin.

"Terserahmu saja. Aku pemakan segala" jawab Yoongi masih bete.

Jiminpun mengangguk, kemudian beranjak untuk memesan makanan. Dan saat ia kembali, sesuatu mengejutkannya.

"Hei, jangan minum kopiku!" pekik Jimin.

Ya, kucingnya itu tengah menyeruput kopi yang sudah berkurang isinya itu.

"Pelit sekali sih" gerutu Yoongi sambil meletakkan kembali cangkir itu ke tempat semula.

"Bukan pelit, tapi kau kan sedang mengandung" Dan akhirnya Jiminpun meneguk habis kopinya agar tidak dicuri kucing nakal lagi.

Yoongi mendecih pelan saja.

"Bagaimana si brengsek itu?" kini Yoongi mengalihkan pembicaraan. Ia penasaran dengan si brengsek itu.

Jimin tersenyum kecut.

"Sepertinya aku kelewatan"

"Maksudnmu?" Yoongi mengerutkan keningnya tak mengerti.

"Kau ingat kan kalau kemarin dia juga sempat dibuat babak belur oleh dokter?"

Yoongi mengangguk.

"Dan aku membuatnya makin parah. Ia sampai pingsan" lanjut Jimin.

Yoongi membelalakkan kedua bola matanya.

"Huh, aku tak menyangka dia selemah itu" ujarnya.

"Ya, aku juga membantingnya ke dinding sih" ujar Jimin agak canggung.

Yoongi menatap ngeri ke arah Jimin. Dia seakan bersyukur kemarin tidak jadi ikut.

"Kau mengerikan" desisnya.

"Ya, aku memang begitu. Makanya aku melarangmu ikut" ujar Jimin mengakui sifat buruknya.

Rupanya Jimin memiliki kekuatan yang besar dalam dirinya. Ia tak pernah main-main dalam ucapannya.

"Jungkook pasti marah kalau mendengar ini" ujar Yoongi.

"Aku tak peduli. Yang penting aku sudah melaksanakan tujuanku. Lagipula tadi sebelum aku kesini, ia sudah siuman" balas Jimin.

My Fault [TaeKook/VKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang