"Jadi apa maumu Park?!" desis Jungkook.
"Hei, kenapa kau yang marah?! Harusnya aku yang marah Nyonya Kim!" balas Jimin dengan tatapan tajamnya.
Kedua pria itu melayangkan tatapan sengit satu sama lainnya, menumpahkan emosi mereka melalui tatapan tajam mereka.
"Kau sudah seenaknya masuk ke kehidupan keluarga Kim, menghancurkannya, dan kabur begitu saja! Dimana otakmu?!" Jimin sudah yang sudah kesal itu bertambah kesal saat Jungkook nampak marah padanya.
Jungkook berdecih pelan, hal yang sangat jarang dilakukannya kini, namun dulu sering ia lakukan. Entahlah melihat Jimin seperti ini membuatnya seakan kembali ke masa lalu saja. Masa lalu dimana ia melakukan hal gila yang kini menurutnya sangat brengsek.
"Ya! Aku memang sengaja melakukannya! Lalu kenapa?! Kau marah?! Ini tak ada hubungannya sama sekali denganmu Park Jimin!" Jungkook semakin menantang pria di depannya ini.
Jimin mengepalkan tangannya, berusaha sekuat tenaga menahan dirinya agar tak menyakiti pria yang masih bermarga 'Kim' itu.
"Apa hubungannya katamu?! Kau sudah menghancurkan sahabatku beserta keluarganya Kim Jungkook! Bagaimana kau bisa hidup setenang ini sedangkan mereka bersusah payah bangkit?!"
"Aku tak ada urusan denganmu dan mereka!"
"Sialan! Kau tidak tahu betapa hancurnya Taehyung setelah kau pergi! Kenapa kau masuk ke kehidupannya kalau akhirnya kau hanya menyusahkannya?! Dimana hatimu Kim Jungkook?!"
"Sudah kubilang aku tidak ada urusan dengan kalian! Pergi dari sini!"
"Kau-"
Hampir saja Jimin akan memukul Jungkook dengan kepalan tangannya, kalau ia tidak melihat Jungkook reflek membungkuk sambil memeluk perutnya.
Jimin yang daritadi memang tidak begitu memperhatikan postur tubuh Jungkook yang sangat berbeda dengan yang dulu ia lihat itu menganga tak percaya, tak yakin akan pemikiran bodohnya sendiri.
"Kau hamil?" tanyanya masih syok.
Jungkook yang sadar akan apa yang ia lakukan itu sontak berdiri tegap, menatap bimbang ke arah Jimin sambil menggigit pelan bibir bawahnya.
"Bukan urusanmu" jawabnya singkat.
"Itu pasti anak Taehyung kan? Aish kenapa kau selalu menyusahkan?!" Jimin sangat yakin dengan ucapannya soal anak Taehyung karena melihat seberapa besar perut Jungkook.
'Dia kabur saat tengah hamil?! Gila kali!' ujarnya dalam hati.
Melihat adanya kesempatan, Jungkook menendang cukup keras kaki Jimin saat pria itu nampak lengah, kemudian ia berbalik.
"Pergi dari sini" ucapnya seraya kembali masuk ke kafe.
"Ah! Sialan! Sakit tahu!" pekik Jimin sembari mengelus kakinya yang ditendang itu.
Bukannya pergi, Jimin malah mengikuti Jungkook masuk ke dalam kafe. Ia tak akan lupa tujuan awalnya yakni untuk mencari makanan.
"Sudah kubilang untuk-"
"Aku kesini untuk makan. Apa tidak boleh?"
Dengan santainya, Jimin duduk di salah satu kursi. Jungkook yang memang satu-satunya pelayan disitupun akhirnya menghampiri Jimin sambil menghentak-hentakkan kakinya kesal. Walau kesal, Jungkook tetap memberikan buku menu pada Jimin.
"Aku memang kesal padamu. Tapi aku tak segila dirimu untuk menyakiti seseorang yang tengah mengandung" ujar Jimin sambil melihat-lihat list menu.
Jungkook kembali mendecih.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fault [TaeKook/VKook]
FanfictionJungkook menatap nanar ke arah perut besarnya. Kesalahannya di masa lalu kini menuai karma baginya sendiri. "Cinta? Apa aku berhak memiliki perasaan itu? Apalagi pada orang yang sudah kuhancurkan?" (Jungkook) "Aku tak pernah marah padanya, tak per...