Sepulang dari sekolah dan kegiatan yang sangat panjang serta melelahkan tersebut Ellisabeth langsung tertidur dikasur kamarnya tanpa mengganti pakaian.
Tiba-tiba hp Ellisabeth berdering keras pertanda ada telephone masuk.
Dengan nyawa yang masih belum terkumpul Ellisabeth berusaha menggapai hp nya yang berada tak jauh dari tempat dia tertidur."Hallo Ell" sapa seseorang dari sebererang.
"Yes, who is it? " jawab Ell dengan mata tertutup.
"Senja"
Mendengar nama itu Ellisabeth langsung auto posisi duduk.
"Iya kenapa Ja? Dapet nomor dari mana? "
"Tadi selesai MOS kamu langsung pulang, aku kira kamu sakit trus minta nomor kamu ke Tuti deh. Kamu gapapa kan? "
"Gapapa, tadi aku pulang gara-gara kecapean aja. Sorry ya tadi ga sempet pulang bareng kalian"
"Iya gapapa, kamu tidur aja jangan lupa ganti baju dulu"
Cepat-cepat Ellisabeth langsung menjawab.
"Udah-udah ganti baju kok" sambil melihat baju MOS nya yang masih melekat dibadan.
Kretttttt........
Bunyi pintu kamar Ellisabeth dibukaLalu suara cempreng langsung memenuhi kamar Ellisabeth.
"Kakak kok belum ganti baju sih. Cepet ganti baju trus makan, jangan lupa cuci muka dulu. Kumel banget tau" teriak adik laki-laki Ellisabeth.
Mata Ellisabeth langsung membulat, seperti akan keluar dari rongga mata.
"Iya dek, kakak kebawah bentar lagi ya" jawab Ellisabeth dengan cepat.
"Ell? "
Astaga Ellisabeth sampai lupa kalau dia masih bertelfonan dengan Senja.
"Iya? Maksud nya tadi aku mau ganti baju"
Okey sepertinya Ellisabeth sudah ketahuan berbohong.
"Yaudah kamu ganti baju, cuci muka trus makan sana" Senja mengulangi pesan adik nya Ellisabeth.
Yang ada Ellisabeth makin merah seperti kepiting rebus di seberang telepon karena malu sudah berbohong.
.
.
.
.
Keesokan hari nya MOS kedua. Ketika meminta tanda-tangan kepada panitia MOS Ellisabeth ketiban sial. Karena..."Ellisabeth, Vania, Allie, Melli kalian keluar dan bawa buku MOS kalian" teriak salah satu panitia MOS.
Dengan muka bingun dan ketakutan mereka keluar kelas. Lalu di depan kelas mereka di pandu oleh kakak panitia untuk ke lapangan upacara. Disana mereka disuruh untuk membikin lingkaran. Ada sekitar lima belas peserta MOS dari semua kelas.
Ternyata disana mereka disuruh untuk mengikuti games dari kakak-kakak kelas, yang menang akan mendapat tanda tangan dan yang kalas silahkan menangis sekencang kemcangnya karena waktu untuk mendapatkan tanda tangan sudah habis karena terpakai untuk mengikuti games bodoh itu.
Ternyata yang di lapangan upacara itu hanya perempuan cantik. Ellisabeth langsung menyadari hal tersebut, lalu merasa bahwa mungkin panitia salah menyebut namanya.
Tapi apa salahnya dengan muka cantik? Toh tetap manusia biasa. Batin Ellisabeth. Lagian apa yang patut dibanggakan dengan muka cantik. Cantik itu anugrah, kalo muka cantik harus bersyukur. Jadi kalo muka pas-pasan ga perlu minder juga, karna itu pemberian tuhan kan?. Sepertinya Ellisabeth sedang meyakinkan diri sendiri."kalian inget nama-nama temen kalian disini. Gue kasih waktu 5 menit"
Mereka pun langsung menanyakan nama teman-teman yang telah dikumpulkan oleh panitia yang ternyata semua nya cowok. Oh benar ternyata ini hanya permainan sampah kakak kelas untuk mencari adik tingkat yang menurutnya keren.
Dan sekarang Ellisabeth terperangkap dalam permainan bodoh ini."oke cukup. Sekarang bikin lingkaran"
"jadi caranya gampang, kalian cukup dengan membacakan nama semua teman yang ada disini"
"mulai dari kamu"
Melli, dimulai dari Melli.
"Sari, Rina, Rizka, Ghea, Tina, Susi, Vania, Allie, Ell... Ell... Ell... " Melli terbata bata menyebut namaku, Ellisabeth hanya bisa memberikan semangat dari bila matanya.
"Ellisabeth, Sani, Hassi, Wizi....... "dan lupa. Padahal 2 orang lagi.
"oke selanjutnya Hassi" dasar kakak kelas tidak punya hati. Melihat Melli yang terbata bata dia langsung mengganti ke peserta yang lain, padahal sisa 2 orang lagi, 2 orang lagi dan pasti Melli mengingat nama mereka karena mata Melli menyiratkan bahwa dia mengetahui nama 2 orang yang tersisa.
Pada saat giliran Ellisabeth.
"Ellisabeth, kamu"
Ellisabeth membacakan nama teman teman nya dengan lancar. Ketika Ellisabeth ingin membacakan nama terakhir...
"Allie, kamu"
Padahal mulut Ellisabeth telah terbuka untuk membacakan nama terakhir. Tetapi kakak kelas itu malah menyuruh teman nya yang lain. Tanpa sadar...
"WAHHHH" sedikit dengan kemarahan Ellisabeth seperti mengundang bahaya, okey bukan seperti. Tapi benar benar mengundang bahaya.
"APA? " bentak kakak kelas tidak kalah sengitnya.
Ellisabeth hanya diam. Karena dia sadar kalau baru saja bembongkar lobang kelam miliknya sendiri.
Tiba tiba Ellisabeth ditarik oleh salah satu kakak kelas. Tidak bisa membantah memang. Ellisabeth hanya bisa pasrah. Cuma gara gara kata kata "wahh" dan game sialan batinnya. Dan sekarang Ellisabeth di tarik paksa ke ruangan kelam itu. Jantung nya berdetak semakin kencang dan langsung keluar keringat dingin serta mulutnya seperti dikunci, pucat pasi pasti.
Ruangan itu adalah ruangan yang paling ditakuti peserta MOS dan paling disenangi panitia. Disini lah panitia memaki-maki peserta yang bermasalah.
Rumornya sih cowok saja nangis keluar dari ruangan ini. Apalagi perempuan seperti Ellisabeth. Dan sepertinya Ellisabeth tau dia akan dibawa kemana, seperti nya dia mulai mengutuk mulutnya karena seenak jidat melontarkan kata-kata bahaya tadi.......
Dan keluar dari ruangan itu Ellisabeth tidak menangis. Melainkan merah padam. Benar benar seperti tersengat matahari digurun pasir.
Berita Ellisabeth yang diseret ke ruangan terburuk itu langsung tersebar ke seluruh peserta dan panitia. Semuanya langsung menebak-nebak seperti apa Ellisabeth saat keluar, sebengkak apa matanya.
Dan ternyata diluar dugaan.