bab 5

4 0 0
                                    

Mos masih sisa 2 hari lagi. Hari pertama dan kedua mos serasa di neraka tapi aku masih mending dibandingkan temen-temen yang lain. Ada yang dibikin nangis, ada yang dibentak-bentak gak karuan, ada yang disuruh putus sama pacarnya.

Nahh untuk khasus yang satu ini "putus dengan pacar" aku juga ikut diseret seret. Sepulang mos hari kedua, tepatnya tadi sore aku dipanggil kakak osis dan disana aku melihat ada beberapa anak mos juga dan setelah semua berkumpul satu persatu disuruh putus.

"putusin pacar lo" to the point banget.

Pas giliran ku, aku langsung menggeleng tidak punya pacar.

Oh no aku lupa kalo tadi siang aku berubah status menjadi pacar boongan kak darwin.

Tapi selamat, hari ini belum ada yang tau, pacar boongan cuma untuk jaga-jaga kalau aku dukerjain kakak osis maka kak darwin ganteng akan menjadi pangeran berkuda putih ku.

Brrrttt... Brrrttt... Brrrttt...

Tiba-tiba hp ku bergetar, langsung ku sambar hp yang tidak jauh dari ku.

"hi"

Aku langsung mengecek layar hp dengan kaget, tak percaya suara yang ku dengar.

Senja ganteng

"hi senja"

"gimana tadi diruang gelap? "

"buruk, buruk sekali" aku menjelaskan semua kejadian tadi siang kepada senja. Dia diam mendengar ceritaku yang telah kutambahkan bumbu-bumbu mengenas kan.

"seengganya kamu aman, gabakal diganggu kakak kelas lagi"

"iya juga sih, cuma aku gatau bakal kaya gini"

Aku dan senja bercerita panjang lebar tentang mos, kakak kelas, sekolah, hobby dan lain. Sampai aku lupa tepatnya, yang pasti aku tertidur ketika masih telfonan dengan senja.

.
.
.
.
.

Hari ketiga MOS

"Mana coklat kemaren yang gua minta" teriak kak randa pada ku.

Aku merogos tas dan mengambil coklat yang sudah ku siapkan, ketika aku hendak memberikannya kepada kak randa...

"hi sayang" sambil melingkarkan tangannya di bahuku
"aku nyari kamu ke kelas tadi tapi gaada, ternyata disini, ehh ini coklat buat aku? Wahhh makasii ya" aku hanya melongo melihat ka darwin berbicara panjang lebar. Bukan cuma aku, kak randa juga.

"cewe lo? " tanya kak randa bingung.

"iya, cantikkan?" jawab kak darwin sambil mencubit pipi ku.
Okee aku tau, aku tidak bisa menghilangkan ekspresi syok dari muka ku.

"ayo ke kantin, kamu pasti belum makan kan?" dia menarik lengan ku.

"gimana tadi mosnya? Ada yang jahatin kamu? " kak darwin tetap nyerocos panjang lebar sehingga kami berdua jadi tontonan orang-orang.

Lalu kak darwin mendekatkan bibirnya ketelinga ku
"sorry, ini biar orang tau kamu pacar ku, biar kamu aman"

Okee, aku tauu.
Tapi kang, gausahh bisik bisik pake deep voice dong.
Kaget jantung guee -_-

Aku tidak apa-apa jika kak darwin bertingkah seperti ini. Toh ini buat kebaikan ku juga. Tapi, aku melihat senja menatap kearah ku dan kak darwin, lengan kak darwin yang masih dibahuku. Aku tau senja menatap kesana dan aku tidak bisa membaca raut wajah nya itu.

Sedih?

Gak mungkin, buat apa juga senja memasang raut wajah sedih.
Tapi jelas jelas itu raut wajah sedih.
Baru kali ini aku melihat ekspresi itu, iyaa aku tau kami baru saja berteman. Selama ini senja selalu ceria. Selalu tersenyum. Dan aku suka senyum senja.

Dan tiba-tiba mata kamu bertemu. Lalu aku tersenyum tapi malah diabaikan. Senja berjalan dan mengabaikan ku.

Perasaan semalam aku dan senja masih bercerita panjang lebar di telfon.
Atau senja marah gara-gara aku ketiduran.

Tidak.

Tidak mungkin.

Walaupum baru mengenal senja, aku tau dia bukan orang yang dangkal seperti itu.

Nanti pulang sekolah aku harus bicara dengan senja.

Harus.

Aku beru saja berteman dengan senja,  dan aku menyukai pertemanan kami.

Tapi senja kenapa?

Kenapa?

Apa karena kak darwin?

Tapi kemaren senja mendukung aku dan kak darwin.
Toh ini hanya pura-pura.
Bukan sungguhan.

Aku ingin mengejar senja.
Cuma sekarang aku sedang menjadi tontonan orang, bukan saat yang tapat.
Dan aku sedang bersama kak darwin.

Okee aku harus menunggu pulang sekolah untuk berbicara dengan senja.

SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang