Eik

26 7 0
                                    

Sudah bukan hal aneh kalau ada banyak orang yang tidak menyukai B. Lihat saja sekarang, ini baru minggu kedua masuk sekolah tapi sudah banyak tatapan sinis yang dilemparkan kakak kelasnya kepadanya saat ia berada di kantin.

"HEH YANG SOPAN DONG LO! MASIH JADI ADIK KELAS AJA BELAGU" tiga orang wanita yang merupakan kakak kelas berteriak sambil menarik jaket seseorang yang juga wanita sedang tertunduk ketakutan menahan tangisnya.

Sepertinya B pernah melihat tiga orang wanita itu. Ah iya! Manusia-manusia yang selalu meriuhkan suasana kantin bersama dengan beberapa laki-laki brandal yang merupakan gegedug sekolah.

Merekalah yang selalu duduk di meja panjang yang berada di tengah kantin sekolah dan membuat keributan-keributan sambil menggoda adik kelas yang mereka rasa cantik atau tampan.

Dan wanita yang sekarang sudah terduduk lemas di rumput itu kan orang yang B lihat sedang digotong oleh anak PMR karena pingsan saat apel. Pantas saja ia memakai jaket.

"Jaket lo bagus banget." salah satu dari ketiga orang itu berbicara lagi sambil mengelus-elus jaket wanita yang sudah mengeluarkan air matanya ketakutan.

"Ow, Unicorn guys...Uh lucu banget, lucu bangett!! ucap yang lainnya sambil membuat wajah yang diimut-imutkan. Padahal tidak.

"Heh cewe cupu! Siapa nama lo?"

"Hiks...hiks" terdengar suara tangisan dari wanita yang memakai jaket tersebut.

"Jawab bego! Lo punya mulutkan!" seorang yang tadi belum sempat berbicara itu kini angkat suara dan juga sempat menendangnya.

"Hiks...Alena kak...hiks"

"Shut up,Bitch! Gue ga nyuruh lo nangis!" Kakak kelas yang berada ditengah mulai jongkok dan memegang dagu wanita itu lalu mengangkatnya keatas sehingga menampakkan wajah wanita yang sedang menangis.

"Denger ya, hari ini lo lagi beruntung karna lo pingsan tadi pagi. Jadi gue gamau kalau ntar gue jadiin lo babu eh taunya besok gue denger lo udah masuk ICU karena fisik lo yang lemah ini"

"Hiks...hiks..." wanita itu hanya bisa menangis dan menundukkan kembali kepalanya menahan takut.

B memperhatikan adegan itu lalu menggelengkan kepala sambil menampilkan seringai tipis. Ia melihat ke sekitar. Kosong, tidak ada orang. Jelas saja tidak ada orang, karna ini adalah tempat yang strategis untuk melakukan adegan seperti ini. Yap, lorong menuju ke wc dekat taman belakang sekolah. Ditambah lagi ini sudah masuk jam pelajaran.

Masih jaman ya hari gini labrak-labrakan? Gayanya doang sekolah elit, tapi kelakuan anak-anaknya udik semua. Ucap B dalam hatinya hendak pergi meninggalkan mereka.

Prakk prakk

B berjalan dengan kaki yang sedikit dihentak dan menginjak beberapa daunan kering sehingga membuat keempat orang itu menoleh ke arah B.

Ketiga kakak kelas itu saling melempar tatap dan menampilkan eksperesi panik di wajah ketiganya.

"Lo liat sana" ucap seseorang yang berada di tengah kepada temannya yang lain.

"Berhenti lo!"

B yang sedang asik berjalan sontak berhenti lalu menoleh ke belakang. B tidak menanyakan "ada apa?" tapi melihat wajahnya saja kakak kelas itu sudah tau maksudnya.

Sambil melipat kedua tangannya ke dada, kakak kelas tersebut bertanya "Kelas berapa lo?"

Sedangkan B, orang yang ditanya, hanya diam, enggan menjawab pertanyaan orang tersebut.

"Ck"
"Ditanya malah ga nyaut"
"Lo liat tadi kita ngapain?" tanya kakak kelas tersebut kepada B.

"Kalau gue liat lo mau apa?" ucap B dengan wajahnya yang menantang namun juga terlihat  malas bicara.

"Gue sibuk, banyak tugas. Duluan kaka" timpal B kembali sambil menekankan kata kaka nya.

"Siapa?" dua orang kakak kelas yang lain datang dan bertanya. Lalu melihat ke depan, menatap punggung B yang terpaut beberapa meter saja dari tempat nya berdiri.

"Oh jadi lo adik kelas yang katanya songong itu..." kakak kelas yang dapat dikatakan sebagai ketua geng tersebut mulai angkat suara.

B berhenti kembali  lalu menoleh ke belakang sambil berfikir siapa lagi sih yang ganggu jalan santai gue.

B menoleh dengan wajah jengah namun tetap tidak mengeluarkan suara. Tipe orang yang irit bicara.

Kakak kelas yang terakhir bicara tadi maju beberapa langkah dan berhenti tepat di depan B.

"Hallo cantik. Kenalin gue Reyna, cewek paling cantik seantero sekolah ini. Salam kenal ya, semoga hidup lo tenang setelah ini." ucap wanita tersebut sambil melipat kembali tangannya ke dada karna B tidak membalas jabatan tangan tersebut.

"Ck, gue ga pernah ganggu hidup lo. Jadi tolong gausah urusin hidup gue ya" B menekan setiap kata di kalimat nya memberi tanda bahwa ia sudah sangat kesal.

B kembali membalikkan tubuhnya hendak pergi ke kelas karna bel masuk sudah berbunyi sejak tadi dan memang seharusnya dia ada dikelas.

"Satu...dua...tiga.." kakak kelas yang tadi berbicara dengan B memberi aba-aba kepada temannya.

Prokk prokk prokk

Mereka bertiga bertepuk tangan bersamaan.

"Gede banget nyali lo, sayang" dengan kata sayang yang ditekankan.

Mendengar kalimat tersebut, B berhenti sejenak lalu kembali melanjutkan perjalanannya yang dari tadi terus terhenti karna ketiga kakak kelasnya yang super super sok kecantikan.

"Semoga hari lo menyenangkan, cantik"

B masih sempat mendengar kalimat terakhir tersebut lalu terus berjalan menjauh dari ketiga iblis itu.

"Huftt benar-benar hari yang sangat sangat sangattt menyebalkan. Kenapa coba gue bisa berurusan sama tiga iblis sekolah ini" ucap B dalam hatinya saat hendak menuju kelas untuk melanjutkan perjalanan.

Sedangkan selama di kelas ia hanya melamun, katanya mood belajarnya sudah rusak sejak tadi bertemu tiga iblis tersebut. Padahal,setiap hari B memang tidak pernah punya mood untuk belajar, bukan hal yang dianehkan lagi untuk seorang B. Bakal aneh kalau ia tiba-tiba menjadi anak rajin, karna yang patut dipertanyakan "kemarin B habis kesabet setan rajin darimana?"

***

Yay update lagiiiii!!!

Jangan lupa kalian vote and comment yaa. Pai paiiiii!

Big love,


Bee Fun!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang