Ten

24 5 0
                                    

B sampai dirumah dengan selamat tentu saja. Dia sudah besar, tidak perlu lagi penjagaan dari orang tuanya, juga dia sudah mampu mengurus masalahnya sendiri.

Ceklek

B membuka pintu rumahnya. Ia melihat ayahnya yang sedang menelepon dengan seseorang yang suaranya seperti wanita. Wanita itu lagi, batin B dalam hatinya.

Wanita yang kemarin sempat memoroti Papa B lalu pergi begitu saja setelah mendapatkan kemauannya. Mengapa Papanya masih berhubungan dengan wanita itu sih? Aish, baru saja pulang sudah ada banyak hal yang membuat mood nya rusak.

Papa B terus berbicara dengan wanita itu tanpa mempedulikan kedatangan B. Tentu saja B juga tidak peduli. Toh yang selama ini juga dia tidak pernah merasa diberikan kasih sayang yang istimewa layaknya anak-anak remaja yang lain bukan?

Bukan B marah, hanya saja ia kecewa. Mengapa keluarganya harus menjadi seperti ini? Sudah ia tanyakan beberapa puluh kali tentang hal ini kepada Tuhan. Tapi, Tuhan pun belum memberitahukan jawabannya, mungkin belum saatnya, B terus berfikir positif.

B selalu berfikir, apa aku terlalu muda atau terlalu kecil untuk memikirkan hal ini? Apa Tuhan takut aku akan menjadi anak yang penyedih kalau tau tentang semua ini? Ayolah, dari awal juga kan B sudah menjadi anak yang penyedih ketika berada dirumah.

B membuka laci belajarnya. Mencari buku kecil yang menjadi tempat ia bercerita sekaligus mengekspresikan hobby nya.

Buku kecil itu berisi catatan B  selama seharian penuh. Biasanya dalam sehari B akan mengisi 1 hingga 2 lembar kertas. Menceritakan semua pengalaman yang menyenangkan maupun menyedihkan.

Dari kecil B memang sudah senang menulis. Sifat ini diturunkan dari Mamanya langsung. Makanya B tidak merasa aneh kalau ketika ia pulang sekolah dulu,ia sering mendapati Mama nya sedang menulis sambil memasang lagu-lagu ballad.

Setelah menemukan catatan kecilnya, ia lantas mencari pulpen dan langsung mulai menulis.

Ketika sedang dalam situasi tenang begini,biasanya B akan sangat banyak bercerita pada buku tersebut. Kadang B sampai tak sengaja merintikkan air mata.

Tak sampai hati kalau harus menceritakan kesedihannya kepada teman dekatnya. Karna B sendiri sering dipakai tempat bercerita oleh temannya,jadi ya begitu.

Setelah menulis,pasti B ketiduran dengan wajah yang sembab dan buku yang terkena tetesan air matanya. Juga pulpen yang masih tertata rapih ditangan B.

Kalau sudah demikian, Papa B hanya bisa termenung. Membangunkan B dengan hangat,lalu menyuruhnya dengan lembut untuk pindah ke tempat tidur,lantas mematikan lampu lalu pergi.

***

B buru-buru turun dari ojol dan langsung berlari ke arah gerbang sekolahnya.

Dengan napas ngos-ngosan,ia menyimpan tasnya dikelas yang berada di lantai dua dan berjalan cepat kearah wc.

Wc.

Tiada hari tanpa mengunjungi wc
- Bianca

Kalau tidak membuang air, biasanya B juga akan berlama-lama di wc hanya untuk sekedar berkaca atau memakai liptint.

Bukannya centil, hanya saja kadang bibir B sering kering. Jadi dia memakai liptint supaya ketika kering,bibirnya masih agak enak dilihat.

Di wc penuh,juga ada beberapa anak osis yang sudah mendesak untuk segera kebawah karna apel pagi akan dimulai,jadi B tidak bisa lama-lama.

Ia menuruni tangga dengan sedikit cemberut karna merasa kesal mendapat dorongan-dorongan dari anak-anak lelaki dibelakang. B lantas melemparkan tatapan sinis yang membuat kumpulan lelaki itu auto diam semua.

Tidak aneh jika seorang B disegani. Bukan,bukan karna apa. Tapi memang wajahnya akan sangat menyeramkan jika sedang marah. Apalagi dengan tatapan sinis,beuh kiamat dunia.

Ketika B sudah berbaris di tengah lapang bersama teman-temannya yang lain,ia merasa ada yang memperhatikannya.

B menoleh ke samping. Manusia-manusia itu lagi. Batin B dalam hatinya.

Ia bertemu lagi dengan geng kakak kelas yang waktu itu sempat melabrak temannya.

Ck. B menoleh kan wajahnya sambil tersenyum sinis. Menatap kearah geng tersebut. Berfikir "mau lo bawa 3 rt juga gue jabanin,selagi gue ga salah" ucapnya dalam hati.

B mendengarkan renungan pagi dengan khusyuk dan juga berdoa dengan baik. Mencoba menahan diri untuk tidak menoleh ke arah geng iblis itu,jadi ia melihat-lihat ke arah belakang. Tidak berniat mencari seseorang sih,namun ternyata ada Rey!

Masih pagi begini Rey, kamu tampan sekali tapi. Batin B dalam hatinya.

B terus melirik-lirik ke belakang,mencari celah untuk dapat memperhatikan Rey. Bergeser ke kanan dan ke kanan sampai...

Brugh

"Anj**g lo lagi!"

***

YAYY PUJI TUHAN BISA UPDATE LAGIIIII
SEMOGA KALIAN SENENG YAA
JANGAN LUPA TINGGALIN JEJAK KALIAN DENGAN VOTE AND COMMENT DI SETIAP PART NYA YAA

THANK YOUUUU

Big love,

Bee Fun!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang