VOTE & COMMENT JUSEYO
Sorry for the typo(s)
🍀
Malam itu, hujan angin. Jaemin pikir Jeno tidak jadi menginap karena terhalang hujan besar. Sampai sebuah ketukan di pintu rumahnya membuatnya terjengit. Jaemin melihat jam, pukul 1 dinihari. Orang gila mana yang bertamu pukul 1 dini hari di tengah derasnya hujan.
Dengan keberanian secuil, Jaemin keluar dari kamarnya, matanya memindai barang di ruang tengah yang sekiranya dapat dijadikan alat perlindungan diri. Disudut ruangan tergeletak payung kuning milik kakaknya, tanpa pikir panjang Jaemin menyambar payung tersebut dan berjalan mengendap menuju pintu depan.
Suara ketukan di pintu rumah makin kencang, seirama dengan jantung Jaemin yang makin berdebar.
"NA JAEMIN BUKA PINTUNYA INI AKU, JENO!"
jaemin membelalakkan matanya, membuang payung ke ujung ruangan, berlari membuka pintu. Di depan sana, Lee Jeno dengan jaket kulitnya, sedang menggigil dengan tubuh basah kuyup.
"Eno kenapa hujan hujanan?" tanya Jaemin polos.
"Nana, tolong beri aku handuk dulu, aku kedinginan" pinta Jeno dengan gigi saling bergemelatuk.
Jaemin mengangguk, lalu berlari membawa handuk untuk Jeno pakai.
🍀
Jeno dan Jaemin kini sudah berbaring dengan nyaman di tempat tidur, selimut menutupi tubuh keduanya. Terimakasih pada kegemaran Jaemin mengkoleksi hoodie oversize sehingga Jeno tidak kesulitan mendapat baju ganti.
"Eno, kenapa hujan hujanan?" tanya Jaemin membuka percakapan.
"Kalau aku tidak datang kau tidak akan tidur, Na."
"Nana pikir, Eno lupa dengan janji kita," jawab Jaemin sambil memanyunkan bibir, "Nana takut petir." rengek Jaemin sambil memeluk tubuh Jeno yang dingin sehabis mandi.
Jeno tersenyum merasakan pelukan hangat Jaemin, lalu membalasnya.
"Jangan takut aku disini sekarang." jawab Jeno mantap.
🍀
Jeno tidak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya, Jaemin yang tergelak di atas padang rumput adalah salah satu pemandangan yang luar biasa indah.
Cantik.
Oh pagi itu Haechan datang dengan heboh ke rumah Jaemin, mengajaknya berpiknik di bukit belakang sekolah mereka, semua sudah Haechan siapkan.
Dengan kesal Jeno bangkit dari kasur dan pelukan hangat Jaemin, tapi rasa kesalnya terganti begitu melihat Jaemin terlihat sangat bahagia.
"Dont you want to make him yours bro?" celetuk Mark yang sedang mengotak atik kameranya melihat banyak potret Haechan.
Felix yang sedari tadi bersandar di dada Changbin mulai menajamkan telinganya.
Felix memang sensitif soal Jaemin, baginya Jaemin perlu dilindungi dari dominan brengsek, Jeno salah satunya.
"What for? He's already my bestie." jawab Jeno enteng.
Felix mendengus, Changbin terkekeh kecil melihat ekspresi kekasihnya.
"Gue denger Samuel lagi nyoba pdkt nih sama Jaemin, udah ampe tukeran kontak line." celetuk Changbin enteng, membuat kegiatan 'mari memandang Jaemin' terhenti.
Wajah Jeno kentara bingung menatap Changbin, seolah meminta penjelasan.
Changbin hanya mengangkat kedua pundaknya,
"Yaa cuma rumor sih, tau kan itu loh si Samuel sepupunya Seungmin yang baru pindah dari LA, gue juga tau berita itu dari Hyunjin."
Mark tergelak melihat wajah Jeno yang kini tak karuan.
"Lu masih mau nyangkal kalau lu gak jatuh sama pesona Na Jaemin? Berhenti tsundere Lee Jeno atau lu bakal betul betul kehilangannya."
"Cih terserah lah, nggak peduli juga." jawab Jeno acuh.
Namun tak lama Jeno terdiam, netranya tak lepas dari Jaemin yang kini sedang mengejar anak kucing bersama Haechan.
Tiba tiba sebuah pikiran melintas di benaknya,
Apa yang akan terjadi pada dirinya jika Jaemin tak disampingnya?
🍀
HUWAAAA AKU BALIK GUYS WKWKW
SEBENERNYA CERITA INI MAU AKU BIKIN PENDEK PENDEK KAYAK YANG REGRET X CHANGLIX AKU WKWKW
TAPI GATAU DEH MALAH JADI PANJANG GINI HAHAHA
APAKAH KALIAN RINDU PADA KUUU?

KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Innocent
Nezařaditelné[COMPLETED] "Jaemin itu polos atau bego sih?" ! bxb, Homophobic? Stay Away! ^^ - Start, 9/01/2019 -