prolog

61 3 0
                                    

Ilham ja'far Shodiq seorang anak laki-laki yang berumur 9 tahun sangat baik akhlaknya, ia sayang sekali kepada Aulia zahratul putri adiknya yang kini berumur 4 tahun. Kemana pun pergi tak pernah melupakan zahra. Begitu juga kedua orang tuanya juga sayang kepada kedua anaknya.

"Ayah-ibuk emb.....ilham sama zahra pergi jalan-jalan boleh nggak buk? Kan ini hari libur buk Mumpung masih pagi  sekaligus lihat-lihat bunga ditaman depan kantor desa" tanya ilham. Entah apa adik kakak itu sangat igin sekali pergi jalan-jalan terutama zahra yang dari tadi merengek ingin main bareng sama ilham.

"Anak ibuk yang ganteng dan cantik....boleh kok. Hati-hati dijalan ya nak, jaga zahra adikmu ini ya ilham!!" balas khotimah (ibuknya) sambil memberi peringatan. Memang keluarga mereka dikucilkan oleh warga karena sebagaian besar warga di desanya mengaku-ngaku islam tapi masih banyak yang berbuat maksiat. Mulai dari adu jago, judi, miras, narkoba, dan masih banyak lagi. Kebetulan ilham dan zahra lahir ditengah-tengah masyarakat yang sungguh bejat moralnya. Tak punya adab, tak punya malu pada yang kuasa. Disinilah ilham dan zahra yang sering mengingatkan warganya, namun semua itu nihil karena tidak didengar bahkan dicaci dan dimaki oleh warga.

"Pasti buk. Insya allah ilham akan selalu jaga zahra dari orang-orang jahat itu" begitu ilham meyakinkan ibunya.
"Cepat pulang ya nak!" sanggah irfan (ayahny).
"Oke yah...Ilham dan zahra pergi dulu yah-buk..assalamu'alaikum" saking bahagianya belum sempat irfan dan khotimah menjawab ilham dan zahra sudah melangkah pergi.
"Wa'alaikumussalaam...hati-hati nak" teriaknya bersamaan.

Belum jauh dari pandangan irfan dan khotimah kedua anaknya kembali.
"Lupa belum salim sama ayah ibuk" kata ilham dan zahra bersamaan sambil nyengir di depannya.
"Hehe....kamu tuh ya nak...pelupa, sudah diingatkan berulang kali"

Setelah mencium punggung tangan kedua orangtuanya merreka berlari kecil sampai zahra ngos-ngosan. Akhirnya jalan deh karena saking capeknya. Didalam perjalanan mereka asyik ngobrol sambil bercanda.

"Kak bunganya bagus" ilham pun mengikuti arah tunjukan zahra.
"Kak zahra ingin bunga itu. Kak ayo kesana!!!ingin ambil bunga itu" rengek zahra.

"bukankah itu miliknya pak diki? Ya allah...gimana ini?zahra pasti sedih banget jika nggk dapat bunga itu. Tapi.....kalau kesana nanti pak diki pasti marah-marah" pikir ilham didalam hati.
Ya...pak diki adalah seorang pemain judi bahkan sudah blandar, dan orang ini sangat benci sekali pada keluarga ilham terutama ilham dan zahra.

"Kak....ayolah kak!!!"
"Emb....zahra, jangan ambil bunga itu! Takutnya nanti kalau dimarahin yang punya gimana coba? Apa Zahra nggak takut? "

Mendengar itu zahra malah ngambek, bahkan lari mendekat bunga itu.  Ilham cuma bisa pasrah karena ilham akui zahra meskipun masih kecil namun egonya tinggi.
"Kak ilham....zahra dapat kak..ini untuk kakak! Bag-"
"Hoi anak kecil....ngapain lo kesini? Mau maling ya? Bilang aja! Dasar maling " tiba-tiba bu lastri istri pak diki keluar dari rumah dan langsung mengomel.

"Maaf buk.....tadi adik saya ini ingin bunga itu, dan itu tidak dapat dicegah adik saya sudah berlari memetiknya buk. Kami disini tidak punya maksud untuk mencuri sama sekali. Saya mohon bunga yang sudah dipetik ad- "
"Cukup....apa katamu ??? Bukan maling?? Huft...buktinya kamu mencuri bunga kesayanganku tanpa izin dariku"
"Buk....sekali lagi kami minta maaf"
"Iya buk...maafin saya, saya cuma kepengen aja dengan bunga ini. Bunga ini begitu cant-" belum selesai zahra bicara tiba-tiba

PLAGH-PLAGH

"Auwwwww........" sebuah tamparan melayang ke kepala ilham dan zahra sampai-sampai zahra tersungkur dan mengeluarkan darah segar dari hidungnya.

"Ugh...buk tolong maafin kami buk, maklumi anak kecil buk" kata ilham dengan kekhawatiran.
Sedangkan zahra menangis sajadi-jadinya. Darah segar mengalir begitu deras.
"Sudah...pergi sana anak gembel tak tahu malu lo" bentak bu lastri.

Ilham dan zahra pun pulang dengan tangisan zahra yang membuat ilham sangat khawatir. Terlebih melihat darah yang keluar.

"Eh dek...bentar.kakak ambil daun sirih itu bentar"

Setelah mengambil daun sirih, sirih itu dimasukkan ke lubang hidung zahra. Sedikit demi sedikit darahnya mulai berhenti mengalir.

Skip

"Assalamu'alaikum" slam ilham dan zahra bersamaan.
"Wa'alaikumussalaam...lhoh...kok cepat pulangnya nak. Zahra ka-kamu ke-ke-kenapa nak ?" tanya khotimah bingung saat melihat baju bagian depan zahra merah bekas darah.

"Z-z-zahra..zah-zahra tadi ngambil bunga di depan rumah pak diki buk. Terus bu lastri keluar marah-marah akhirnya menampar kami ber dua, ta-tadi darah zahra keluar dari hidung buk"

"Ya allah ilham-zahra.....jangan kesitu kalau minta-minta. Mereka itu benci sama kita nak"
"Iya buk.tadi ilham sudah mencegah tapi zahra tiba-tiba sudah lari dan langsung metik bunga itu. Ya....akhirnya kena deh zahra" cibir ilham menjelaskan.

"Zahra....apakah merasa sakit nak sekarang? " tanyanya khawatir.
"Nggak sakit kok buk...zahra cuma takut aja sama buk itu" jawab zahra dengan entengnya.
"Ya udah....mulai sekarang  dengan warga sini. Mereka galak-galak" canda khotimah agar tidak tegang.

"SIAP BUK" jawab mereka bersamaan.

               ****

Pagi hari sekitar jam 7 pagi, ilham dan zahra ikut kedua orang tuanya pergi ke sawah. Tak lupa ilham selalu membawa alquran tercintanya dan zahra membawa boneka panda kesayangannya. Adik kakak itu bermain riang di sungai deket orang tuanya bekerja. Sedangkan alquran dan boneka itu ditaruh didalam gubuk.

"Dek zahra kok terus ngejar kakak sih??? Nanti kakak jatuh lo dek...berentiiii!!!!" teriak ilham ngos-ngosan karena dari tadi dikejar-kejar zahra.
"Kakak kan larinya cepat....zahra aja nggak bisa ngejar kakak.....kakak aja yang berhenti!!" balas zahra dengan juteknya.

Dengan pasrah ilham berhenti, bukan karena disuruh Zahra namun didepannya ada seekor ular besar berwarna coklat keemasa yang menghadangnya membuat ilham ketakutan.

"Zahra ayo kembali, ada ular disini dek" teriak ilham sambil membalikkan badan. Langsung menggedong zahra yang disambut pukulan dibahu ilham minta diturunkan. Anehnya ular itu mengetahui manusia berlari kini mengejar anak itu.

"Kak zahra takut.....ibuuukkkkk......ayaaaahhhhhh........" teriak zahra. Namun nihil orang tuanya tidak mendengar jeritan anakanya.

"Dek......jangan khawatir, ada allah disini dek. Berdoa lah dek!" pinta ilham.

Ular itu semakin dekat. Ilham mendarat dipinggir sungai dan melepaskan zahra. Untung saja diaampingnya ada kayu besar.

"Semoga ini bisa membantu ya allah...amiin" ucap ilham khawatir sambil meneteskan air mata.
" zahra awasss!!!!!!"

BUGH-BUGH-BUGH-BUGH

Ilham memukuli ular itu. Sebenarnya ilham tak mau menyakiti hewan apapun, namun ini begitu menakutkan dan membahayakan bahkan ular itu mengejar-ngejar. Andai tidak ngejar tidak akan ilham memukulnya.





Apa yang akan terjadi selanjutnya??? Ada yang tau nggak nih???

.kepo kan...nantikan kelanjutan kisah adik kakak ini oke....

TAKDIR ILLAHI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang