Three

12 3 0
                                    

Dea dan Zizi menghampiri Ara yang berjarak tiga meter dari tempat mereka berdiri menunggu Ara menelepon ayahnya setelah melihat Ara sudah selesai bicara di telepon.

"Kenapa, Ra?" Tanya Zizi melihat wajah Ara yang tampak sedikit bingung.

"Ayah ga jadi jemput!"-Ara

"Loh, jadi kamu gimana? Naik angkot?"-Dea

"Udah yuk keluar dulu." Ajak Ara tanpa menjawab dan langsung berjalan.

Keadaan sekolah sudah agak sepi, para guru dan murid sudah pada menghilang dari sekolah.

Sesampainya mereka bertiga di gerbang, ketiganya melihat lelaki berkaos hitam dan bertopi hitam di atas motor gede berwarna merah sedang mengotak-atik ponsel yang digenggamnya.

"Lah, itu Riko?" Dea menunjuk ke arah lelaki itu.

"Iya tuh Riko. Kayanya mau jemput Ara deh" timpal Zizi menebak-nebak.

Tanpa basa-basi Ara langsung menghampiri lelaki itu tanpa menjawab pertanyaan dan pernyataan kedua sahabatnya.

Dalam benak Ara mengatakan pasti Riko yang dikirim papa untuk jemput aku.

Dea dan Zizi mengikuti Ara dari belakang. Penasaran, dan memastikan bahwa itu benar-benar Riko pacar Ara.

Sebelum ketiganya sampai ke lelaki itu, lelaki itu sudah menoleh kebelakang. Lemparan senyumnya tertangkap di mata tiga gadis SMA ini. Membuat mata mereka membulat kecuali Ara. Dan langsung membalas senyuman itu.

Tentu kecuali Ara, senyuman itu sudah tak asing lagi baginya. Sudah terbiasa. Karena dia pacar Ara selama kurang lebih setahun ini.

Tampilan Riko memang selalu berhasil membuat gadis manapun meleleh. Termasuk Ara. Apalagi saat senyum. Waahh..

Sekarang mereka sudah berjarak dekat. Alias berkumpul di tempat Riko memarkir motornya.

"Hey!" Sapa Riko sambil mengangkat tangan kanannya.

"Haiii.." jawab Zizi dan Dea sambil senyum-senyum genit dan melambaikan tangannya.

Ara langung menoleh ke teman-temannya yang ada disebelah kanannya sambil melemparkan senyum sinisnya. Cemburu. Namun, temannya tak peduli.

Sementara Riko tertawa kecil sambil menutup sedikit hidungnya dengan ujung jari telunjuk membengkok melihat sikap tiga gadis ini, yang salah satunya adalah pacarnya sendiri yang sedang terlihat cemburu dengan dua sahabatnya.

Ara langsung mengalihkan pandangannya ke Riko. Daripada melihat tingkah sahabatnya yang tengah salah tingkah di depan pacarnya.

"Kamu kok disini?" Tanya Ara pada Riko.

"Iya, papa kamu tadi telpon aku suruh jemput kamu."

"Ooh jadi orang yang di bilang papa itu kamu?"

Riko hanya mengangguk sembari menyunggingkan senyum.

"Aaa so sweet." Kompak Dea dan Zizi menanggapi dengan nada ala-ala manja.

"Ih apaan sih?" Tampol Ara yang spontan mendengar sahabat-sahabatnya.

Sweet, But to Break it Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang