8 | AXZWALL

1.4K 86 25
                                    

Axzwall menggandeng Freya keluar dari area sekolah. Freya baru sadar kalau sedari tadi ia menjadi pusat perhatian.

"Ax, kita diliatin," ujar Freya. Axzwall melihat sekitar. Memang benar, dia dan Freya menjadi pusat perhatian.

Tiba tiba, seorang perempuan berambut sedikit pirang menghampiri Axzwall dan Freya.

"Ax, cewek lo yah? Gue harap nggak! kampungan gini Ax, gue tau selera lo nggak rendahan!" Ujarnya membuat Axzwall mengepalkan tangannya.

"Bacot" jawab Axzwall singkat, lalu menggandeng Freya pergi dari sana.

Saat Axzwall ingin membantu Freya menaiki motornya, Freya menahannya, "Sory Ax, gara gara gue lo di katain kaya gitu. Emang dasarnya gue itu nggak pantes jalan bareng sama lo. Secara, Lo itu anak pemilik yayasan, sedangkan gue? Gue cuma anak yang dibuang oleh orang tuanya sendiri, penyakitan pula. Gue nggak mau malu maluin lo lagi Ax, gue naik angkot aja yah, kalok lo tetep mau nganterin gue, ikutin angkot nya aja." ujar Freya lalu hendak melangkah tapi dengan sigap, Axzwall menarik tangan Freya dan membawa Freya kedalam dekapannya.

"Atas dasar apa lo ngomong kaya gitu Frey? Jawab gue!" Tegas Axzwall.

"Kata kata cewe itu bagaikan tamparan keras bagi gue. Dia bener, nggak seharusnya lo sama cewek kaya gue Ax. Nggak!" Ujar Freya dengan air mata yang sudah tumpah.

Axzwall memgeratkan pelukannya pada Freya, "Nggak Frey! Lo itu sempurna bagi gue! Lebih dari kata sempurna! Lo istimewa. Lo ada! Lebih bersinar dari semua cewe yang pernah gue kenal! Lo nggak boleh ngrendahin diri lo sendiri Frey, kita lewatin ini bareng bareng," Freya ternganga, percayalah ini kalimat terpanjang pertama dari manusia es cam Axzwall.

Freya membalas pelukan Axzwall, "Gue tau ini egois. Tapi gue pengen bilang ini," ujar Freya membuat dahi Axzwall berlipat lipat.

"Apa?" Tanya Axzwall. "Gue pengen banget selalu ada untuk lo. Support lo dalam segala hal, ada disaat lo dalam keterpurukan. Rasanya, gue pengen teriak sekenceng kenceng nya agar tuhan denger kalok gue pengen hidup sedikit lama, karna gue mau terus ada disamping lo. Gue sayang sama lo Ax, sayang bangeett. Jika pun tuhan ambil nyawa lo nanti atau entah kapan, gue mau tuhan ambil nyawa gue sehari sebelum lo Ax, karna gue nggak sanggup kalok lo tinggalin gue" ujar Freya.

"Lo pikir gue sanggup liat lo pergi ninggalin gue? Lo udah tau gimana terpuruknya gue, gimana hancurnya gue waktu bonyok gue bilang lo udah meninggal. Lo nggak tau, rasanya gue pengen mati waktu gue di anter ke makam palsu itu. Gue frustasi waktu itu Frey," ujar Axzwall dengan nada serak.

"Maaf, Maafin gue Ax," ujar Freya lalu kembali memeluk Axzwall. "Gue cinta sama lo Ax, gue nggak mau kehilangan lo," Axzwall tersenyum senang, ini yang dia suka dari Freya. Freya tidak pernah menyembunyikan apapun yang dia rasakan dan selalu terbuka.

"Gue juga. Sekarang nggak boleh nangis oke, karna lo nggak akan pernah kehilangan gue," jawab Axzwall. Freya mendongak, menatap Axzwall sambil tersenyum.

"Pulang yok, lagian kita free class," ujar Axzwall. "Nggak mau pulang ah," jawab Freya. "Terus mau kemana? Ke mall? MCd? KFC? Kafe? Apa restoran kita makan?" Tanya Axzwall beruntun.

"Ke taman, pengen main," jawab Freya membuat Axzwall membulatkan matanya. "Lo nggak ada niat pergi ke tempat yang gue sebutin barusan?" Tanya Axzwall.

"Nggak! Disana apa apa mahal, bikin boros uang. Kita harus hemat buat masa depan nanti, Ya kan? Mending ke taman, murah. Kalok haus beli es cuma lima ribu doang. Yuk!" Ajak Freya lalu naik ke motor Axzwall.

Axzwall memgendarai motornya dengan kecepatan sedang menuju taman. Freya menyenderkan kepalanya di punggung Axzwall sambil memejamkan matanya menikmati semilir angin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AXZWALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang