IPA 2

34 4 0
                                    

Ajarkan aku mencintai dengan benar.
Bila perlu tanpa dalih sakit yang kasar
-KHAI-

"Woii," Bila memulai rutinitas paginya sebelum belajar "I lepiu bang kutub, bang beku, bang kayu!" Nabila menghampiri meja Fadhil dan mengedor-gedor mejanya hingga menimbulkan kebisingan seisi kelas hingga tertawa, tapi beda dengan Fadhil ia hanya diam sambil membaca komik.

Fadhil Amar Alfian. Lelaki aneh bin ajaib. Kenapa tidak dia itu irit ngomong, pelit bicara, kaku, dan pas kata Bila, kek kutub es.

Dia lelaki yang ku pinjam pulpen saat MOS dulu di aula jangan kan memberi pinjaman ngomong aja ga ada, jangan kan ngomong senyum aja kayak mustahil baginya.

Aku kadang berfikir apa ada yang salah dengan urat wajahnya? Selalu cuek, acuh, datar, dan ga ada senyum. Kaya patung kesasar jadi sekelasku.

Seringkali aku berdoa semoga jangan pernah ia menjadi teman sekelompok ku. Kan ga lucu aku ngoceh-ngoceh ga jelas menerangkan dia asik diam kayak papan nisan aja.

Kadang setuju sekali kalo bila terus-menerus menganggu dia, biar beku tu Fadhil mencair. Eh, Allaua'lam, boro-boro cair, nanggepin Bila aja ga pernah.

Jadi teringat sama kak Athar. Sifat dan kelakuan Fadhil dan Athar itu sama. Persis malah. Kok bisa ya mereka hidup gitu. Ngeri. Tapi aku cinta. Bukan Fadhil, tapi kak Athar.

Aku selalu mengatainya mengapa bisa diam begitu tahan sampai seharian ga bicara, tapi hatiku dusta aku malah suka kepadanya. Ntah cinta ntah suka, belum kepikiran untuk mendeteksi.

"Eh, Fadhil. Janganlah diam begitu. Ku tau akang ganteng tapi ga pake diam begitu atuuh" Bila mulai menyerang, "Ntar Bila bawa ke las listrik biar cair, ya?" Tapi percuma saja Fadhil tetap dalam pendiriannya.

Fadhil memang ganteng, kuakui sebagai wanita normal. Banyak kaum hawa disekolah ini yang mengincarnya dan dia salah satu lelaki terfavorit disekolah ini. Kak Athar juga demikian bahkan terfavorit nomor satu disekolah ini. Walau berbeda kelas mereka selalu dekat karena termasuk perwira paskibra SMAN. Itu sebabnya mereka terlihat akrab dan.. Beku.

"Bil, udah itu. Pak garong udah datang, noh" Moa, ballak Bila paling heboh sejagat lobang semut. Sama-sama toa dan meriah.

Sontak murid-murid yang tertawa dan gaduh di kelas berhamburan mencari kursi masing-masing. Aku tetap duduk paling depan pojok kiri.

Pak Enneng mulai memasuki kelas tapi... Dia tidak sendiri. Pak Enneng membawa dia. Mau apa dia disini? Pakaiannya lengkap persis seragam disini, gaya rambutnya rapi sekali. Aku terkejut saat dia balik menatapku, dia tepat di belakang pak Enneng, mengekorinya.

"Pagi anak-anak ku ter-say," Pak garong, eh pak Enneng menyapa kami. "Pagi pak!!" Kami membalas tuturnya serentak.

"Ya Allah ya Rabbi.. ganteng kali"

"Nikmat mana yang kau dustakan"

"Pangeran kesasar"

"Mirip Jongkook"

"Kakak V"

"Mirip sunggokong"

Begitulah kehebohan artis-artis kelas ini.

"Semester genap ini, kalian mendapat stok baru" kata pak Enneng.

" Stok? Apaan pak?" Moa ambil suara

ZEPHYR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang