Awkward

13 3 0
                                    

Memandang mu dari kejauhan
Merasakan mu dengan kedekatan
Mencintaimu sedemikian kesungguhan
Menunggumu membawa kepastian
-Khai-

Ini suasananya tidak enak sekali. Pak Burhan marah-marah karena satu orang pun dikelas kami tidak mengerjakan soal fisika yang diberikan kemarin.

Bukannya kami tidak mau. Perasaan kemarin pak Burhan bilang dibahas bersama besok di sekolah. Makanya kami tidak mengerjakan soal tersebut. Jadilah pak Burhan marah-marah.

"Apa karena kalian sepele sama pelajaran bapak?" Katanya mondar-mandir di depan kelas.

"Apa jangan-jangan kalian ga suka sama bapak?"

Fura sudah ingin sekali mengatakan bahwa bapak sendiri yang bilang itu dikerjakan disekolah. Biar pak Burhan paham dan tidak marah-marah terus. Pak Burhan memang sudah berumur, mungkin karena itu ingatannya sedikit memudar atau mungkin banyak.

Tapi, dari semester satu kelas ini di cap sebagai kelas baik-baik, tidak mau melawan apalagi membantah dan Fura menghargai akan hal itu untuk dipertahankan selalu. Mungkin begitu juga teman-teman Fura lain pikirnya. Bahkan banyak yang suka dengan kelas 10 IPA 2. Di semester satu kelas ini sering mendapat penghargaan seperti literasi, penghijauan, dekorasi kelas  sampai kekompakan yang kami ciptakan. Tak jarang kelas lain mengambil contoh bahkan mem-plagiat hasil rancangan kami.

"Maaf, kemarin bapak bilang dibahas bersama"

Semua menoleh kebelakang tepat di samping Fadhil. Dhafa berbicara.

"Benarkah? Perasaan saya tidak mengatakan demikian" ucap pak Burhan kelihatan nya benar-benar lupa.

"Benar, pak. Kayaknya bapak lupa deh. Buktinya ga ada satu orangpun yang ngerjain." Sepertinya nya Dhafa si anak baru itu belum tau keharmonisan kelas ini hingga membuat nya asal bicara.

"Bilang aja kalian malas. Saya memang sudah tua, tapi tidak semudah itu di kelabui" kata pak Burhan kelihatan semakin marah

"Nyadar tua" ucap Dhafa santai

Semua masih menoleh ke arah Dhafa. Ucapannya barusan sungguh tidak sopan.

"As, ash.. assahh, Assalamualaikum hh.."  Diambang pintu terlihat dua gadis ngos-ngosan.

"Wa Alaikum salam"  jawab serempak seisi kelas.

"Maaf pak telat" kata Bila mengawali pembicaraan.

Wait, wait wait. Lihatlah penampilan Bila sangat kacau. Jilbab miring serong ke kanan, kedua tali sepatu sama sekali tidak terikat, tangan kanan memegang sendok garpu, dan tangan kiri membawa bungkusan plastik.

Seisi kelas melihat nya ternganga dan menahan tawa. Bila datang bersama Moa. Pantas sekali dari tadi kelas adem-ayem mereka tidak ada.

Moa memeluk tas gembungnya di perut. Tangan kirinya memegang bungkus plastik, tangan kanannya menahan tas dan mulutnya menangkup sendok garpu. Wajah blasteran Italia-Indonesia Moa begitu menggemaskan seperti orang gila.

Sungguh penampilan yang sangat cantik.

"Kalian kenapa telat?" Tanya pak Burhan mengalihkan fokus dari Dhafa.

"Huzunu bulu tudu puyuhssekulubungun puk" Moa berbicara tidak jelas karena tertahan garpu di mulutnya.

"Ini pak, Moa susah dibangunkan. Udah gitu ga sempat makan jadi mamak suruh bawa ini plastik. Udah itu ngejar bus tadi pak makanya ga sempat ngerapiin alat makan kami pak" kata Bila antusias

Moa menggelengkan kepalanya kuat. Ia menyemburkan sendok ya kelantai hingga suara dentingan terdengar.

"Huh.. Boong, pak. Bila tuh yang lama bangun." Katanya membela

ZEPHYR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang