Bab 2 - Tidak sadarkan Diri

41 11 7
                                    


Setelah sekian lama. Perasaanku masih sama :) , masih sanggup untuk mencintainya . Walau ada juga yang mencintainya sama denganku .

•••

"Re..rendra?!?" Tanyaku dengan kaget .

"Iya Ren, kenapa sih kok kaget gitu?"

"Haha gak kok ya kaget lah"

"Kenapa? Apa jangan-jangan , kamu juga naksir yah!"

Dan , skakmat . Marin memberiku pertanyaan yang tak bisa kujawab. Dan membuatku ingin berbohong , terhadap perasaanku sekarang .

"Ah gak kok , ngawur kamu Mar"

"Ah untunglah , kukira kamu suka juga. REENE!" Panggil Marin sambil memegang pundakku .

"Kamu mau bantuin aku gak?"

"Ba..bantu apa ya?" Tanyaku sambil gemetar .

"Bantu biar cintaku gak bertepuk sebelah tangan!"

Kringat dingin tiba-tiba mengucur dari ujung rambutku . Mataku terus-terusan menatap satu objek yang membuatku melamun .

"Ren..ren!"
Ada suara samar-samar yang meneriakkan namaku .
"Ren..Reene!"
Aku mulai tidak bisa melihat dengan jelas. Pusing , mengantuk , dan amarah , semuanya ingin kukeluarkan .

"Reene!"
Apa itu Marin yang melambaikan tangannya di depan mukaku?

Sepertinya tidak , ada dua laki-laki yang berada di mejaku .
Siapa ? Mengapa aku tidak bisa melihat dengan jelas?

"REENE!" teriak Rendra.

Akupun tersadar dari lamunanku .

"Kebiasaan ya ngelamun mulu , ada apa sih Ren?" Tanya Rendra kepadaku .

"Ah dia mungkin lagi banyak masalah" saut Marin , sebelum aku menceritakan apa yang sebenarnya .

"Ndra , ini pelajaran ke berapa ya? Kok kamu bisa disini?", aku pun langsung bertanya .

"Sudah pulang sekolah beb, masih tanya aja kamu , ayo!" Ajak Rendra pulang .

Ternyata aku melamun lama juga ya , sampai pulang sekolah . Akhirnya , aku dan Rendra pulang naik motor . Tapi aku bisa melihat dari kejauhan kalau Marin sedang menatapku dengan sinis penuh dendam .

•••

"Dah sampai!" Kata Rendra kepadaku.

"Makasih ya ndra"

"Iya ren , apasih yang gak buat kamu? Sarapan tadi aku kasih , jemput kamu tadi iya , pulangin kamu iya , hatiku aja aku kasih ke kamu"

"Hah apa?"

"Eh gak bercandaa hehe , serius amat ren"

Aku tersenyum-senyum sendiri mendengar perkataan Rendra. Duuh , emaknya ngidam apa sih dulu oas ngandung Rendra , gomball mulu hehe .
Tapi tetap saja , Rendra melakukan itu untukku supaya moodku naik dan persahabatan kami makin langgeng . Jangan berpikir itu kode darinya .

Setelah itu Rendra pulang , dan aku masuk ke dalam rumah .

"Bii aku pulang!"

"Oh mbak Reene , selamat datang kembali! Oh ya mama udah balik tuh dari Bali!"

"Hah beneran bi?"

"Iya , lagi diruang tamu makan apel"

Lalu aku pergi ke ruang tamu untuk menemui mama yang sudah berpisah denganku sejak aku berumur 13 tahun .

"MAMA!" Teriakku .

"Ehh Reene , anak mama dah pulang sini-sini makan apel"

Lalu aku memeluk ibuku setelah tak bertemu 3 tahun lamanya .

"Dah duduk gih ren , mau apel gak?" Tanya mama kepadaku .

"Ga ma , Reene maunya pisang hehe"

"Banyak maunya kamu"

Tiba-tiba saja aku teringat kata-kata Rendra tadi , yang membuatku senyum-senyum sendiri.

"Hayo ngapain senyum-senyum sendiri?"

"Hah emang aku senyum ya? Gak tau!"

"Hayoo , pasti mama tebak masalah Rendra ya! Ciee satu SMA lagii"

"MAA!"

"Udah lama gak cerita Rendra nak , cerita dongg"

"Hehe pokoknya adalah ma!"

Tiba-tiba saja aku teringat dengan Marin yang menatapku dengan sinis tadi , kayaknya dia marah deh sama aku?

•••

Bersambung bab 3~
.
Jangan lupa bwt vote kawan 🙂👍, 1 vote berharga buat saiya
.
Btw srry klo baru up skrng:v , lagi musim2 ujian t.o hehe jadi mungkin 2 hari skali? Bwt musim-musim ujian doang kok 👋 .

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang