Bab 3 - Teman yang tidak bisa disebut teman

24 8 1
                                    

Kadang tak paham dengan pemikirannya. Tak pernah mengerti jalan pikirannya . Membuatku bertanya-tanya apa yang sedang dituju olehnya .
#lny


"Nit..nit!"

"Bi aku berangkat!" Aku berpamitan kepada bibi sambil memakai sepatuku .

"Iya hati-hati ya!" Kata Bibi sambil melambaikan tangan .

"Morning Bear!" Sapa Rendra .

"Dih kok bear?" Tanyaku sambil tersenyum .

"Bear kan tukang tidur! Haha kesiangan mulu sih kamu Ren"

"Dih mana gak selalu kali . Yang ada tuh beruang lucu , gemesin tau!"

"Iya iyaa terserah kamu deh"

Lalu kami segera berangkat ke sekolah dan segera masuk ke kelas kami masing-masing .

Saat aku masuk kelas , aku melihat mejaku dan meja Marin penuh dikelilingi anak cowo maupun cewe . Wajar Marin dikelilingi banyak orang , dia adalah siswi yang populer

"Pe..permisi.." kataku supaya aku bisa duduk di tempatku.

Lalu orang-orang yang mengitari meja Marin segera bubar . Aku tidak berani menatap Marin karena menurutku dia akan marah padaku soal yang kemarin.

"Selamat pagi Reene!" Sapa Marin ke arahku .

"Pa..pagi!" Jawabku dengan tidak menatap wajah Marin .

"Kamu kenapa Ren? Sakit?"

"Gak apa kok Mar"

"Oh iya Ren soal kemarin-"

"MARIN! maafkan aku Marin , kemarin aku pulang sama Rendra , kamu pasti lihat ya? Maaf!"

"Kamu ini ngomong apa sih Reene , kamu kan pulangnya emang selalu bareng Rendra. Oh iya sebenarnya aku cuma mau minta bantuan aja kok"

"Ba..bantuan apa ya?" Tanyaku dengan gugup , jantungku berdetak cukup kencang.

"Yang kemarin ren , soal Rendra "

Jantungku berdetak lebih cepat dan keringat dingin mulai mengucur
"Re..Rendra?" Tanyaku pada Marin.

"Iyaa!"

"Yang kemarin?"

"Yup!"

Sepertinya aku jujur saja , kalau tidak, mungkin harapan untuk mengejar mimpiku semakin kecil peluangnya , jadi sekarang aku akan menyatakan kebenaran pada Marin.
"Se-sebenarnya Marin , aku-"

"Kamu temanku kan Reene?" Sautnya yang langsung memotong pembicaraanku.

"Tem..teman?"

"Iya , hubungan pertemanan kita juga sudah seperti sahabat . Masa teman tidak mau membantu sesama temannya , harus saling membantu dong." Jawabnya dengan wajah senyumnya yang 'fake'

"Aku mau membantumu Marin , tapi aku hanya-"

"Hanya aku suka juga dengan Rendra . Apa itu yang akan kamu ucapkan Reene dari tadi?" Saut Marin yang memberikanku pertanyaan tersulit yang pernah ada di kamus kehidupanku . Dan terpaksa , aku harus berbohong , sepertinya ini waktu yang belum pas untuk mengucapkan kebenarannya .

"TIDAK! Aku tidak menyukai Dia!" Jawabku dengan suara lantang dan berdiri.

*ctakk* lemparan spidol mengenai kepalaku .

"Wah..wah.. wah , baru masuk SMA sudah main asmara-asmaraan nih , DUDUK!" kata bu guru kepadaku .

"Maa..maaf bu!" Aku pun meminta maaf dan langsung duduk di kursiku lagi.

Aku mendengar suara bisikan anak-anak lain :
"Eh tu anak aneh banget ya!"
"Pst! Pasti masalah Rendra ya? Jangan-jangan dia juga suka ya sama Rendra? Wah Marin saingannya gampang banget"
"Iya nih!"

Aku tidak tahan dengan ucapan teman-teman dikelasku yang sedang membicarakanku .

"Pst Reene!" Bisik Marin ke telingaku.

"Jadi , bagaimana?" Tanyanya sekali lagi .

Dengan penuh pasrah , akhirnya aku mengorbankan kesempatan impianku untuk memiliki Rendra . Dan kesempatanku untuk mendapatkan Rendra akan berkurang .
"Aku akan membantumu." Kataku dengan berbisik.

"Begitu dong , teman yang baik adalah teman yang saling membantu temannya" jawabnya dengan mengeluarkan senyum paksaanya.

Aku mengorbankan semuanya untuk temanku . Teman yang tidak bisa disebut Teman :)

.
.
Haii makasih yg udah baca sampai sini:") kalo kalian baca sampai akhir ini makasih banget karena secara tidak langsung aku udh dpt support dari kalian! Jangan lupa juga buat Vote and comment!
.
Kemungkinan besok bab 4 udah bisa di up! See you!

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang