Alun-alun desa penuh sesak. Semua mata tertuju ke arah panggung batu besar di tengah-tengah. Di atas sana, Jenderal Lock Virzonium mengangkat sebuah perkamen di hadapan wajahnya. Baju zirah bajanya berdenting seiring tubuhnya melakukan gerakan, membuat sebagian kaum bawah merasakan sensasi merinding. Kemudian dengan lantang, suara berat lelaki itu terdengar.
Seperti biasa, untuk memenangkan perang yang menurutku sudah berkepanjangan, Kerajaan Zirania akan mengambil satu-persatu orang desa yang menurut data dianggap pantas pergi ke medan perang sebagai pasukan tambahan atau profesi apa pun yang berguna. Dan tentu saja kaum bawah tidak dibayar untuk itu. Semua dipaksa melakukannya secara cuma-cuma dengan keadilan untuk negeri sebagai tameng pembenaran kaum atas.
Lima tahun lalu, mereka mengambil ayahku. Tenaga beliau, digadang-gadang cocok dijadikan sebagai seorang dokter. Dan sampai sekarang, aku belum pernah mendapat kabar apa pun dari ayah. Aku mengedik dalam kehampaan. Mungkin ayah sudah mati.
Tanganku bergerak lincah dan sunyi ke sana dan ke mari. Seakan tanpa dosa, kurebut apa pun yang bisa kuraih dari saku pakaian dan tas orang-orang. Biasanya benda-benda yang kudapat bisa menghidupiku untuk lima hari ke depan. Itu pun jika aku berhemat.
Suara Jenderal Lock Virzonium sudah tidak terdengar. Otomatis, aku pun segera menghentikan aksiku. Langkahku kini terhenti di barisan paling ujung kanan. Diam menatapi kepergian Jenderal Lock Virzonium dari atas panggung menuju kereta kuda yang dilapisi berlian warna-warni. Konon kereta itu tidak dapat ditembus oleh peluru. Sama seperti baju zirah yang dikenakan kudanya.
Aku menguap. Pura-pura tidak punya dosa. Lalu pergi berbaur mengikuti rombongan penduduk desa yang mulai membubarkan diri.
Dalam hati aku bersorak girang. Seingatku, tadi tangkapanku cukup banyak. Terbayang sudah daging sapi Kedai Berg yang akan memenuhi perutku malam ini. Tanganku bergerak menepuk-nepuk tas selempangku yang kini penuh dengan benda berkilau. Ah, sungguh bahagia hari ini.
🌜🌟
Aroma merica bubuk masuk ke penciumanku begitu seporsi daging sapi khas Kedai Berg mampir di atas meja. Setelah berdebat dengan penjual di pasar demi mendapat pundi-pundi uang dari hasil merampok, akhirnya aku bisa juga duduk santai di salah satu kursi kedai ini.
PUK! Seseorang menepuk bahu kiriku. Lantas, aku pun menoleh ke arah sana. Tidak ada siapa pun. Aku mengernyit lalu kembali bersiap untuk makan.
"WHOAAA!!" pekikku geram. Seorang pemuda bersurai cokelat gelap tampak asyik memotong daging sapiku. Netranya yang tajam menatapku sekilas, tetapi dia tampak tidak peduli dengan keberadaanku.
"Yobi!!!" pekikku lagi. Kali ini aku menjambaki rambutnya.
"Aw! Iya! Ampun! Luna, aku hanya bercanda!" ringis pemuda itu kesakitan. Ketahuilah, bahwa anak kurang ajar itu adalah teman karibku. Yobi Rezirnox, sesama pencopet. Dan juga, orang inilah yang tadi siang datang ke rumahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blackheart Academia (TELAH DITERBITKAN)
FantasyTERSEDIA DI PENERBIT MAPLE MEDIA (INSTAGRAM & SHOPEE) [ Fantasy, Romance & Reverse Harem ] Akademi Sihir Blackheart adalah sekolah paling elit di dataran Zirania. Siapapun yang bermimpi menjadi seorang Magia, pasti akan memilih bersekolah di sini. A...