Cahaya hitam di ujung tongkat sihir Tuan Gonculus semakin terang. Siap melepaskan diri menjadi berjuta rasa sakit ke tubuhku. Namun, dengan cepat Madam Teressa melemparkan sebuah mantra sihir, "Tundra."
Pst! Prak.
Tongkat sihir Tuan Gonculus terlempar ke sudut ruangan. Cahaya hitam yang berada di ujungnya terlepas lalu memelesat ke arah vas bunga di atas lemari obat. Aku menenggak saliva dalam rasa ngeri. Vas itu pecah.
Sulit membayangkan apa yang akan terjadi jika cahaya itu mengenaiku.
"Tuan Gonculus, saya sarankan untuk menenangkan diri terlebih dahulu," ujar Madam Teressa yang langsung disusul oleh kepergian rekan gurunya itu menjadi butiran sihir hitam.
"Madam." Si pemuda perak yang sedari tadi hanya menonton akhirnya bersuara.
"Ya, Yang Mulia Pangeran?" respon Madam Teressa.
"Walau bagaimanapun, perbuatan Luna Elgaria haruslah mendapat hukuman, baik disengaja maupun tidak." Nathan memandangi Madam Teressa penuh minat.
Astaga. Sudah kuduga Nathan akan berpihak kepada Ayumu. Pemuda perak sialan.
"Hukuman? Untuk perbuatan yang bahkan Nona Luna sendiri tidak tahu?" Madam Teressa tampak hendak protes. Walau bagaimanapun, sulit baginya untuk menentukan keputusan ketika menghadapi masalah ini.
Maksudku, tidak ada satu pun kaum bawah yang bisa menggunakan sihir. Jadi, apa yang telah terjadi masih perlu banyak penyelidikan.
"Madam, kumohon serahkan ini kepada saya," ujar Nathan serius. "Saya akan memberikan hukuman pantas untuknya."
Sang kepala akademi menggeleng pasrah. Kurasa dia mulai berpikir perkataan Nathan ada benarnya.
"Tidak! Aku tidak bersalah!" rengekku.
"Nona Luna, saya serahkan pengawasan dan hukuman atas apa yang telah terjadi kepada Yang Mulia Pangeran," ucap Madam Teressa. "Kalau begitu saya permisi. Banyak yang harus pihak akademi selidiki."
Madam Teressa berbalik. Jubah di punggungnya berkibar lalu berubah menjadi kobaran api yang membakar dirinya hingga menghilang.
Aku terdiam kaku. "Apa dia bunuh diri?"
"Luna, mulai sekarang kau tinggal di istana," ujar Nathan tiba-tiba. Netranya memandangiku serius.
"Hah?! Apa?!" pekikku kaget. Bahkan sangking kagetnya, aku langsung berdiri di atas ranjang.
Nathan memutar bola matanya malas. "Mulai sekarang kau akan hidup penuh pengawasan dariku juga beberapa staff istana yang kuberi kepercayaan."
"Tapi kenapa harus begitu? Aku tidak mau hidup penuh pengawasan dari orang asing!" tolakku. Bagi seorang pencopet, diawasi sama saja seperti mimpi buruk.
"Ini perintah dari Yang Mulia Pangeran!" sentak Nathan penuh penekanan.
🌜🌟
KAMU SEDANG MEMBACA
Blackheart Academia (TELAH DITERBITKAN)
FantasyTERSEDIA DI PENERBIT MAPLE MEDIA (INSTAGRAM & SHOPEE) [ Fantasy, Romance & Reverse Harem ] Akademi Sihir Blackheart adalah sekolah paling elit di dataran Zirania. Siapapun yang bermimpi menjadi seorang Magia, pasti akan memilih bersekolah di sini. A...