Setelah bertukaran nomor hp, Dinar dan aku melangkah keluar kelas, Dinar ke arah ruangan osis sedangkan aku ke arah gerbang sekolah
Ini kali pertama ada nama kontak di hpku selain anggota keluarga, membuatku tersenyum memandangi nama yang asing di nama kontak. aku terus melangkah hingga sampai ke halte bus , lalu aku duduk di samping bapak bapak yang sedang membaca koran .
Setelah hampir sepuluh menit menunggu bus akhirnya bus itu tiba, aku duduk di bangku 2 orang yang masih kosong.
Kulihat dari balik jendela, langit sudah mulai gelap sebentar lagi mungkin akan turun hujan. Bus Damri yang dingin karna ac ini akhirnya kembali berjalan menyusuri rute Cicaheum – Cibeureum .
Langit yang sedari tadi sudah mendung akhirnya hujan juga menambah dinginnya saat ini. Bus kini sudah sampai di alun alun bandung, Alun alun yang ramai kini sepi karna orang-orangnya berlari mencari tempat meneduh.
Tapi mataku yang belo dan terperisai kacamata ini fokus ke satu tempat di seberang sana dimana ada lelaki yang merangkul pacarnya, gadis itu terlihat begitu ayu dengan kulit coklat manis serta rambut yang sedikit bergelombang
Bus ku yang kini sedang berhenti di halte alun alun membuatku dengan leluasa bisa memandangi mereka,
Si gadis coklat itu memutarkan tasnya ke depan lalu mengambil sebuah payung kecil yang hanya cukup untuk 1 orang, Payung kecil itu ia berikan ke pacarnya, pada awalnya cowoknya itu menolak, tapi gadis coklat itu terus memaksanya tuk menerima payung itu.
Akhirnya cowok itu pun menerima payung itu dan sambil melambaikan tanganya ke gadis itu,Gadis coklat itu sesekali melihat ke arah cowoknya yang mulai berlalu dalam hujan yang kian deras .
Gadis itu kemudian berlari menembus hujan. lalu menyebrang dengan terburu buru ke arah bus ku yang masih anteng ngetem di sini.
Waw dia ngorbanin dirinya keujanan cuma buat pacarnya ,- cinta itu emang aneh, ada yang bilang cinta itu butuh pengorbanan mungkin seperti itu salah satunya. Dengan susah payah akhirnya ia masuk dengan baju yang begitu basah kuyup. Rambut bergelombangnya yang tadi aku kagumi kini terlihat kuyup, dia kini terlihat seperti cucian yang baru akan dijemur. Bangku yang kosong nampaknya hanya ada di bangku sebelahku, Dia duduk di sampingku sambil memberikan senyum manisnya, dan entah kenapa aku balas senyum padanya.
Bus akhirnya mulai berjalan lagi. dalam perjalanan pulang tak henti hentinya gadis coklat ini bersin, berkali kali dia *iingsrekan untuk menarik ingusnya kembali ke hidungnya, jorok memang tapi suara bersinya itu loh lucu :3, seperti suara kucing kejepit , meski aku sendiri belum pernah dengar suara kucing kejepit haha .
Tapi lama-lama aku tak tega melihat dia terus memaksakan ingusnya untuk naik, kuberi dia tisu tanpa berkata apa apa, dia menatap tisu yang diulurkan olehku, lalu menatap lagi ke arahku , dia ambil tisu yang aku ulurkan sambil menganggukan kepala dia mengucapkan thank's
Dia menempelkan tisu itu ke hidungnya yang memililki ukuran hampir sama dengan punyaku yang mancung. Gadis coklat itu menarik nafas mengambil ancang ancang dan
" Haaa .. Haaaa . . Haaaaaaaaciiiiiih" .
Sreeeeeet
Suara ingusnya yang keluar begitu keras terdengar olehku .
"Bwahahhahhahha" aku tertawa dan Suara tawaku yang lebai itu terdengar oleh semua penumpang, sontak saja mereka langsung melihat ke arah bangku kami, ah mukee aih -,-
Kami berdua langsung menyembunyikan muka kami di belakang bangku yang ada di depan kami. dan akhirnya kami bertatapan begitu dekat, dia tertawa lagi disusul oleh tawaku tapi tentu tak selebai yang tadi.
" Hihi By the way sekali lagi makasih ya , Kenalin aku Neta , kamu ?"
" Elsa " jawabku singkat sambil tersenyum .
" Elsa entar turun dimana ?" tanyanya lagi sambil tersenyum
" di elang" jawabku singkat kembali .
" Wah deket dong ama pal tiga , entar aku turun disitu soalnya , Emang elang belah mananya ?"tanyanya kembali .
" sebrang rs rajawali "
"Oh iya El" nampaknya dia menyerah untuk mengobrol denganku ,ya mungkin karna jawabanku semuanya singkat dan terlalu dingin. Dia mencoba mengintip mendekat ke jendela yang ada di sebelahku tuk melihat awan yang masih menjatuhkan air lalu duduk kembali ke tempatnya dan menyandarkan punggungnya ke kursi bus yang lumayan empuk ini.
Dia putar tas warna putihnya dengan ada motif monyet coklat yang lucu di bagian paling depan. dia membuka ritsleting tasnya dan mengambil sebuah misting warna ungu yang unyu.
Mendadak aku merasa lapar, oh ya aku baru ingat hari ini aku tak datang ke kantin karna kantin dipenuhi cewek cewek yang suka berbisik tentangku, - yah siap siap melongo deh liat si Neta makan.
Hm aromanya, aroma bakpau milik Neta yang masih mengepul asapnya itu tercium begitu menggodaku untuk memandangnya. Kulihat mulut neta terbuka selebar bakpao mulus itu, tapi dia berhenti saat sadar dirinya sedang diperhatikan olehku, duh mukee aih Elsa malu maluin, Elsa jaim dikit dong sugestiku pada otakku. Aku langsung memalingkan wajahku ke jendela yang hanya ada pemandangan macet di pertigaan jamika.
Tapi secara samar samar di jendela bus kulihat ada bayangan seperti cermin tuk melihat yang ada di belakangku. Di bayangan itu kulihat Neta sedang membelah dua bakpao itu, hingga terlihat isi bakpaonya dengan selai coklatnya yang terlihat hangat dan empuk.
Apa potongan itu untukku ?
" Hei Elsa "
Neta memanggilku, aku hanya menoleh ke arahnya,
"nih El mau bakpao?" dia mengulurkan bakpao itu sambil tersenyum, aku balas tersenyum dan menggelengkan kepala . skenario jaim ku mulai berjalan tapi aduh laparrr
" aku lagi diet El bantuin aku habisin , mubazir entar " paksa dia padaku . aku melihat tubuhnya yang terlihat lebih kecil dari tubuhku yang jangkis ini .Diet apanya ? dia pasti bohong , Tak enak menolak pemberian orang baik seperti dia. Lagian skenario jaim ku payah karna meski aku menggelengkan kepalaku mataku tetap saja menatap sepotong bakpao yang ia sodorkan.
"ma . . makasih ya Net " ku anggukan kepala sambil mengambil bakpao coklat itu . ^_^
Hampir secara bersamaan kami menggigit bakpao ini , dan waw rasanya enak , barang gratis selalu lebih enak dari barang yang dibeli sendiri haha itu teorinya
Selama perjalanan pulang, neta banyak mengobrol denganku , meski aku hanya bisa menjawabnya dengan singkat , seperti ya , terus, benarkah, seperti itulah . Tapi dia tak terlihat risih dengan sikapku yang dingin itu .
Tanpa terasa bus sudah sampai di pal tiga , Neta berpamitan denganku sambil kembali memamerkan senyumnya yang manis itu . "Duluan ya El "
Aku harus menunggu bus ini memutar dulu melewati batas kota , baru akan sampai di elang .
Setelah Neta turun dari bus , bus terasa sepi , mungkin karna memang trayek cicaheum – cibeureum sudah hampir sampai di tempat terakhir menurunkan penumpang , jadi hanya tinggal aku , kondektur, supir dan kedua kakek nenek di depan itu yang ada di bus .
Seandainya ada 1 saja orang sebaik Neta di sekolah , mungkin aku takkan begitu kesepian , Kuharap bisa bertemu dengan dia lagi , Gadis coklat yang manis .

KAMU SEDANG MEMBACA
Elicious
RomanceDari keinginan untuk tahu bagaimana cara menulis cerita cinta. Aku bertemu dengannya. Bagaimana caranya membuatku tau caranya mencinta? Apa dengan cara berbohong? Atau dengan berpura pura merasa bahagia. Entahlah ... Tapi bagiku yanng paling penti...