25. Kalimat Menyentuh

718 106 13
                                    


Hari ini gue berpakaian rapi memakai kemeja dan rok selutut untuk bersiap mengikuti ujian.

Selama seminggu penuh gue udah belajar mati-matian sambil di selingin  bertanya materi yang gue ga tau ke Guanlin maupun ke Kak Juyeon. Tapi, seminggu itu juga gue bener-bener belajar intesif di rumah dan ga keluar sama sekali.

Kata orang, sistem belajar gue ini adalah sistem ibarat kalian udah mules baru mau cari toilet saat itu. Tapi, setiap orang belajar dengan sistem yang berbeda kan ? Jadi jangan membandingkan.

"Halo bang, gue mau berangkat ujian. Doain ya !" Kata gue kepada orang yang udah gue rindu dengan berat.

"Lo lulus ujian atau ga tetep aja bolot"

Sebuah kalimat dukungan yang luar biasa :)

"Ya mending gue dari pada lo sarjana tapi masih ngoleksi kolor"

"Bacot anjir untung ade. Udah sana berangkat. Good luck ade kecil gue"

"Ututu so sweet nya---"

Lalu panggilan terputus.

Ingin menghujat tapi kakak sendiri :)

Setelah itu gue masukkin handphone gue ke dalam tas dan bersiap pergi. Tapi, pas gue baru buka pintu gue di sambut Samuel yang juga dandan rapi kayak gue.

"Lama banget woi hampir telat juga" kata dia yang langsung ngomelin gue.

"Yeuhh! Yang suruh lo jemput gue siapa ?!"

"Ya kan tempat ujian kita samaan!"

"Loh sama ? Gue baru tau"

"Naik buruan" Kata dia ngelempar helm keramat cadangan dia ke gue.

Helm nya combeck ke gue nih.

Gue senyum-senyum trus naik ke jok belakang motornya.

"Gue curiga lo hilang akal gara-gara belajar" Kata Samuel sesaat sebelum melajukan motornya.

15 menit perjalanan. Kita pun sampe. Gue dan Samuel langsung buru-buru masuk ke ruang masing-masing dan bersiap mengikuti ujian.

Selama ujian gue ga bisa konsentrasi karena ngeliat orang di sebelah gue mukanya pucet banget dan juga keringat di badannya bercucuran.

"Kamu gapapa ?" tanya gue pada dia yang kemudian setelah itu gue di tegur pengawas.

Gue mencoba untuk ngerjain soalnya lagi tapi, mata gue masih ga bisa fokus karena ngeliat orang itu mengerang pelan sambil memegang perutnya. Semakin gue merasa acuh semakin besar rasa bersalah gue. Akhirnya gue pun memberanikan diri untuk berbicara pada pengawasnya.

"Maaf pak permisi. Dia sepertinya sakit. Bisakah dia di beri keringanan waktu dan di bawa ke klinik ?"

"Maaf, tapi peraturannya mengatakan siapapun dia dan bagaimana kondisi nya dia mendapat jatah waktu yang sama"

Gue terdiam, kemudian gue menoleh kearah orang itu kemudian berjalan mendekatinya.

"Kamu gapapa, mau di bawa ke ----" "HEI!"

Belum sempat gue menyelesaikan kalimat, orang itu jatuh pingsan di tangan gue. Seisi ruangan pun menjadi panik. Satu dari dua orang pengawas bergegas memanggil tenaga kesehatan dan menanganinya. Gue beringsut kembali ke meja dan mulai mengerjakan soal lagi setelah orang itu di bawa ke klinik.

"Kamu Ahn Yujin kan ?" Kata seorang pengawas menghampiri gue.

"Iya pak"

"Maaf, tapi menurut peraturan kamu harus mengumpulkan lembar jawabanmu sekarang karena kamu tadi meninggalkan tempat duduk" Gue tersentak. Rasanya jantung gue udah ingin meledak saat itu.

LOOK AT THE MOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang