Ep. 2 - Maafkan Aku (3)

124 13 7
                                    

Seluruh peserta tawuran panik mendengar suara sirine. Mereka yakin itu mobil polisi. Kalau mereka tidak melarikan diri, mereka akan tertangkap.

"Semuanya mundur!" Teriak Irun mengkonsidisikan seluruh pasukannya. Dia tidak mau anak buahnya ada yang tertangkap.

Benar saja ada mobil polisi. Ada 2 malah. Isinya gak tau ada berapa.

Semua orang berlarian tanpa arah. Ketua geng GH2K tampak bingung untuk mengkondisikan rekan-rekannya yang lumayan banyak. Mereka terlalu berpencar. Mungkin beberapa ada yang sudah kabur jauh sampai rumah masing-masing. Berbeda dengan pasukan Irun yang mudah untuk dikontrol karena jumlahnya yang bisa dibilang sangat sedikit apabila dibandingkan dengan GH2K. Jadi mereka mungkin bisa lolos dari polisi-polisi itu.

[.]

"Gengs tenang, kita udah aman."

Geng Brandalan bersembunyi di balik batu--

Yakali ah, emangnya udang. Mereka ngumpet di alphamart. Tempat persembunyian yang sangat aman bukan? Aman dan nyaman. Tapi cuma satu yang mereka gak suka. Di alphamart gak bisa ngutang. Duit banyak tapi ngutang sering, itulah mereka.

"Bang, kita mau di sini sampai kapan?" Si tampan berani Sunwoo udah kebosenan.

"Sampai polisi-polisi itu pergi. Lu jajan dulu kek apa gitu" Irun menjawabnya santai. Lelaki yang satu ini skuy sekali. Sekarang aja lagi ngadem depan kulkas.

"Eh tapi kalo gue nyolong Cokycoky ketauan gak sih?" Ternyata Sunwoo diam-diam ingin mencuri.

"Coba aja sih. Kalo ketauan tinggal bayar--"

Tungtarangtungtangtang~

Handphone si tampan yang lagi ngadem di kulkas tiba-tiba bunyi. Siapakah yang menelepon dia?

"Seonho? tumben nelfon gue."

Iya, tumben. Soalnya biasanya dia kalo ngirim pesan ke Irun pake ig story.

"Halo Ho--"

"BANG IRUN! CEPETAN KESINI. POKOKNYA CEPETAN KE SINI. BURUAN KE SINI SEKARANG!"

"Apa sih Ho?! kesini kesini. Kesini dimana?!"

"RS Get Well Soon, Bang! Ayo cepetan kesini! Jae, Bang Jae luka. Seonho gak tau itu parah atau enggak. Tapi tadi palanya berdarah. Kepentok tas Gucci."

Syok. Irun pasti berfikir Jae jadi begitu karena tawuran tadi, soalnya ada gucci guccinya. Jae jadi kenapa-napa karena ulah dia. Jae adek kesayangan Irun.

"Seonho. Gue kesana."

[.]

Sampailah Irun di rumah sakit dengan menggunakan angkot dan tanpa bayar. Pas sampe langsung lari, itu tipsnya.

Dia berlari masuk ke rumah sakit dan langsung ke ruang UGD. Karena pasti penanganan pertama pasien yang masuk rumah sakit ada di UGD. Masa sih ah.

Tapi saat sampai di UGD Irun kebingungan mencari Jae. Karena banyak sekali tirai. Takutnya salah pilih jadi dapet zonk. Tetiba seorang suster datang dan bilang:

"Keluarga dari saudara Jae?"

Perasaan Irun mulai gak karuan. Dia teringat dengan semua sinetron yang sudah ia tonton selama 17 tahun. Kalau udah begini pasti ada kabar buruk.

"Iya suster."

"Maaf kami sudah memberikannya pertolongan. Tapi pendarahannya tidak bisa dihentikan" kata suster tadi.

Tuh kan bener.

Suster membukakan tirai seorang pasien yang tadi dia sebut Jae. Dan di sana terbaring seorang pria yang ditutupi kain putih. Jantung Irun serasa berhenti berdetak, dunianya serasa hancur.

"JAEE! MAAFIN ABANG UDAH BIKIN LO KAYAK GINI!" Irun menangis histeris sambil memeluk jenazah yang tadi terbaring di atas kasur. Dia terus memukul kepalanya berharap ini hanya mimpi. Rasanya dia ingin memutar waktu saat dia memutuskan untuk ikut tawuran tadi. Dia tidak berhenti menangis sampai,

"Bang Irun?"

Tangis Irun terhenti. Suara itu tidak asing di telinganya. Suara adiknya, Jae. Dia tersenyum, ini hanya mimpi. Tapi dia sadar, dia masih di rumah sakit.

"Woy! Ngapain nangis? Itu siapa lagi?!" Jae berdiri di samping irun diikuti dengan Seonho.

"JAE! LO BELOM MATI?!! INI SIAPA DONG?!" si Irun bengong, pastinya si Jae juga kebingungan. Tiba-tiba ada seorang pria yang berlari dengan panik kearah mereka. Bukan kearah mereka, tapi ke jenazah yang suster tadi sebut Jae.

"JAELANIIII!!!! JAE BANGUN JAELANI!"

Ternyata namanya Jaelani, bukan Sungjae.

[.]

Irun dan Jae sedang duduk di kursi rumah sakit. Si Seonho ke toilet dulu katanya, mau boker dari tadi ditahan.

"Makanya tanya dulu nama lengkapnya!" si Jae ngegeplak pala Irun dengan kurang ajar. "Anj- heh kagak sopan! Gue geplak juga pala lu nih!" Irun mengangkat tangannya udah siap-siap memukul kepala Jae. "E-eh jangan woy, mau gue mati?!"

"Heuh, lagian lu pake ketimpa tas Guci segala. Gue jadi harus tanggung jawab nih. Mau bilang apa ke emak nanti?!" Irun masih merasa bersalah pada Jae. 

"Bilang aja gue dicium Seonho" si Jae ngelawak.

"Lho, kok seonho dibawa-bawa bang?" Bocah itu datang tiba-tiba dari belakang, perasaan tadi dia baru ke toilet. "Buset cepet banget lu. Ya, bilang aja mau dicium Seonho terus gue ngehindar, eh jatoh. Gimana?" Kata Jae.

"Terserah lu dah."


Terimakasih telah membaca. Maaf ya ceritanya amburadul sangat. Tunggu cerita berikutnya!

We're In Kos-kosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang