Malam itu kosan terasa sangat mencekam. Ditambah hujan lebat makin mendukung suasananya. Sesekali suara petir membuat kaget seisi kosan, tapi ada aja beberapa orang kosan yang sengaja gabut di tengah mencekamnya malam, Pak Eka, Subbie, Hyunsik, dan Jae, mereka nonton Dunia Laen di ruang TV. Ketika yang lain pada males keluar kamar karena dingin, mereka malah nonton yang begituan.
"Tumben lu mau nonton yang beginian, nonton Teletubbies aja tutup mata!" seru Subbie pada Pak Eka.
"Ya, gue juga mau menguji nyali. Soalnya nanti gue bakalan sering lembur, jadi latihan dulu nonton dunia laen," jawab Pak Eka. "Kagak nyambung, Pak" sambung Jae.
"Bodo amat."
[.]
Sudah tepat pukul 12 malam, acara Dunia Laen pun sudah dimulai. Pak Eka, Subbie, dan Jae siap-siap di posisinya masing-masing, lengkap dengan camilannya juga. Peserta pertama Dunia Laen sudah memulai uji nyalinya.
"Tebak-tebakkan nih, dia berhasil atau enggak?" si Subbie ngajak taruhan.
"Ahh, cowok lembek gini mah, bentar lagi juga nyerah," kata Jae. "Sok tau Anda!" Pak Eka membantah perkataan Jae.
"Liat aja nanti, yang salah beliin gue pulsa ya, besok gue mau malam mingguan" ujar Subbie.
"Idih, pacar aja kagak ada! Malah mau malam mingguan."
"WOEY ITU ADA POCI! EH POCONG!" teriak Pak Eka menunjuk-nunjuk kearah TV.
"Mana ah? Halu elu mah!" Subbie gak percaya ternyata, karena mungkin dia gak liat apa-apa. "Iya ah halu aja bapak nih," rupanya Jae juga tidak percaya.
"BUKAN DI TV CAHYONO! BELAKANG TV!"
DUARR!!
Suara petir menyambar terdengar begitu keras, sampai-sampai listrik kosan ikut mati. Sekarang seluruh kosan sangat gelap, terlalu gelap.
"Ah! Pake mati lampu segala. HP gue mana ni ah?!" Subbie meraba-raba sekelilingnya. "Bang."
"DEMI NEPTUNUS!" Subbie terkejut hampir terjungkal, karena si Jae nyorot mukanya pake senter HP dia. "Lebay lu, Bang!" Seru Jae. "Lagian ngapain si begitu-begituan, mending bantuin gue cari HP-" si Subbie tiba-tiba diem.
"Bentar. Pak Eka mana? Kok gak ada suaranya, pingsan dia?" Tanya subbie terheran-heran. "Au ah," sambung Jae.
TAK!
Listrik kosan kembali menyala, akhirnya mereka bernafas lega. Tapi Pak Eka mana?
"KADAL BUNTING!!"
Subbie dan Jae menemui Pak Eka sedang ngesot di lantai dan mengerang lebay.
"Hhhhhh..."
"Pak Eka?" Mereka mulai mendekati Pak Eka.
"Waduh, ini mah kesurupan!" ucap Jae. "Sok tau lu!" Subbie gak percaya, tapi dia juga takut karena tidak biasanya Pak Eka ngesot, kalau ngerayap di tembok sih pernah.
"HHHMMMHH... AING SAUNGG!!"
"Yeuh, setan typo! Maung kali ah!" Ketakutan Subbie akhirnya hilang.
"Kopi...,kopi..." ucap Pak Eka dengan nada mengerikan.
"Mmm, kopi pait atau kopi manis? Atau mau yang asin boleh," si Jae malah dibercandain orang kesurupan.
"HHHHMMM..., GAK MAU! STARBAKS!" Lah nawar. Dasar setan millenial.
"Aahh, Pak Eka pura-pura ini mah. Woy, Pak!!" Jae ngegeplak pala Pak Eka pake koran, emang kurang ajar.
"Hey! Kagak usah ngegeplak juga kali! Ah, padahal tadi kesempatan gue dapet kopi mahal," kata Pak Eka yang ternyata pura-pura kesurupan. "Suruh siapa pura-pura kesurupan--"
"WHOOAAH!!!"
Terdengar teriakan seseorang dari lantai dua, dan kedengarannya seperti suara Peniel. Tapi kenapa dia berteriak? Apakah dia terjepit utang? Mari kita kupas!
Gak jadi ah kelamaan.
"Woy, itu Peniel kan?" Tanya Subbie sambil melihat ke lantai dua. "Iya, Bang. Kenapa ya?" Jae kembali bertanya. "Ke atas yok!" Ajak Pak Eka sambil berjalan menuju tangga.
[.]
Tok tok tok
"Peniel! Lo gak apa-apa kan?" Tanya Pak Eka dari luar kamar Peniel.
PRANG! BRAK!
Terdengar suara kekacauan dari dalam kamar.
"Woy, Peniel! Gue dobrak nih ya!" Subbie udah mau dobrak pintu aja, padahal pintunya juga kagak dikunci.
"Buka aja kali, Bang. Gak dikunci" Jae membukakan pintunya dan mempersilakan mereka masuk.
Ketika mereka masuk ke kamar Peniel, mereka melihat Peniel sedang menggaruk-garuk lemari. Pak Eka, Subbie, dan Jae jadi heran, ada apa dengan Peniel? Tidak biasanya dia seperti itu.
"Peuni! Lo kenapa?" Tanya Subbie. Tiba-tiba Peniel melotot ke arah mereka bertiga.
"HHH..., WHAT ARE YOU DOING IN HERE?!! I DON'T LIKE YOU!" jawab Peniel dengan suara yang tidak biasanya.
"Apaan lagi neh? Kesurupan? Woy jangan bercanda!" Ucap Subbie.
"Jir, jago bahasa inggris setannya. Coba tanya ah, who ar yu mister? Eh miss, eh mister, ahh" si Jae malah nanya orang kesurupan, walaupun bahasa inggrisnya pas-pasan, tapi gak apa-apa yang penting dia sudah mencoba. Baksu!
"I AM TIGER!!!" Pak Eka malah bercandain.
"GO AWAY! I DON'T LIKE YOU! GO!" Peniel melempar isi lemari kepada teman-temannya. Kondisi kamar yang tadinya kacau jadu makin kacau. Teman-temannya berusaha menghentikannya, tapi ini sangat sulit karena tenaga Peniel sangat kuat. Sampai akhirnya dia cape sendiri dan tak sadarkan diri.
[.]
Beberapa menit kemudia Peniel siuman. Dia bingung kenapa dia tiba-tiba ada di atas kasurnya, padahal tadi lagi mau mandi.
"Sudah bangun kau Peuni," ucap Pak Eka dengan muka dan suara yang cringe.
"Apaan si pak. Tadi gue kesurupan ya?" Tanya Peniel tiba-tiba.
"Iya, gara-gara kita nonton Dunia Laen kayaknya nih. Eh tapi kesurupan apaan dah. Setannya jago bahasa Inggris." Kata Subbie.
"Oh itu, tadi kayaknya kesurupan guru private bahasa Inggris" jawab Peniel.
"Tau dari mana, Bang?" Tanya Jae.
"Aksennya bukan gue banget."
SELESAI
EH IYA, SAYA LAGI KEKURANGAN IDE. BAGI YANG PUNYA, BAGI-BAGI YA.
MAAF BILA CERITA INI SANGAT TIDAK JELAS DAN GARING.

KAMU SEDANG MEMBACA
We're In Kos-kosan
Comédie[BTOB] [Kumpulan short stories] 7 manusia tidak waras yang hidup dalam satu kos-kosan dan menghasilkan suatu kebudayaan.