Dia lari secepat-cepatnya untuk menemukan helmnya yang belum dibalikin padahal bentar lagi mau ngajar di kampus. Dia lari ke hutan, dia lari ke pantai. Lebay ah.
[.]
Minhyuk baru saja sampai di depan pintu kosan. Kebetulan si Subbie juga keluar dari pintu itu.
"Nah, ketemu juga!" Minhyuk nyegat subbie depan pintu.
"Nah. Kenapa?" Subbie malah nanya kenapa.
"Kenapa, kenapa. Helm mana?" Tanya si Minhyuk nyolot.
Subbie mikir dulu, karena dia merasa sedikit amnesia. Dia mengingat tadi malem ngapain aja, bobok sama siapa. Eh.
"Oh...helm. Tadi malem gue mau balikin, tapi gue ngantuk banget. Nah kebetulan tuh Hyunsik tukang begadang ada di depan kamarnya. Yaudah gue bilang 'eh sik, tolong balikin ni helm ke minyuk ya' terus dia bilang 'iya' udah deh gue masuk kamar, terus tidur," jelas Subbie yang ingatanya sudah kembali.
"Heuhh, lama lagi nih gue ke kampus. Tuh anak dimana?" Minhyuk mulai kesal.
"Of course di kamarnya, masih molor. Eh tapi makan dulu tuh. Ibu kos kita memasak sesuatu yang enak. Yaudah gue kuliah dulu. Bye" Subbie pergi meninggalkan Minhyuk
Minhyuk belum menyerah. Ia bergegas menemui Hyunsik di kamarnya yang berada di lantai 2.
[.]
TOK TOK TOK TOK TOK
"Woy, tukang molor! Buka pintunya!" teriak Minhyuk.
Hyunsik tidak membuka pintunya walaupun Minhyuk sudah teriak-teriak dari luar. Minhyuk pun sudah tidak kuat lagi dan berniat untuk mendobrak pintunya. Tapi dia coba untuk membuka pintunya dengan baik-baik dulu. Dan,
"Gak dikunci, sialan."
Masuklah dia ke kamar Hyunsik. Dan benar saja Hyunsik masih molor. Kebetulan di sebelahnya ada sebotol air mineral. Kalian pasti tahu apa yang akan dia lakukan selanjutnya.
Menuangkannya pada muka Hyunsik.
Dan, berhasil. Hyunsik akhirnya bangun. Minhyuk pun tersenyum.
"Apaan sih bang, masih pagi juga ah" Hyunsik mengelap mukanya.
"Kata Subbie helm gue ada di elu. Mana?" Tanya Minhyuk sambil tersenyum menahan emosi.
"Au. Malem gue males ke kamar elu. Ada si Peniel lewat depan kamar gue, katanya mau ke kamar Pak Eka. Yaudah gue titip ke dia, kan kamarlu samping Pak Eka ." Jawab Hyunsik yang matanya merem lagi.
"Ah gak guna" minhyuk tambah kesal.
Minhyuk pergi ke kamar Peniel. Belum sampai di kamar Peniel, Minhyuk sudah menemukan Peniel sedang foto-foto kamar mandi.
"Cuy, ngapain foto-foto kamar mandi?"
"Gapapa bang, kamar mandi kosan kita itu aesthetic. Lihat ini, kloset duduk dan jongkok hidup berdampingan" Jawab Peniel.
"Iye iye terserah lu. Sekarang gue mau tanya. Kata Hyunsik semalem dia nitipin helm ke elu. Dimanakah helm itu sekarang?" Tanya Minhyuk berusaha lebih sabar.
"Oh punya abang ya. Tadi malem helmnya di ambil Irun, katanya 'pinjem sebentar' yaudah gue kasih" Peniel masih sibuk dengan dua kloset kamar mandi. Minhyuk terdiam, terus meninggalkan peniel tanpa pamit.
Minhyuk mulai panik. 5 menit lagi dia harus masuk kelas buat ngajar. Turunlah dia dari lantai 2 dan menemukan Irun baru beres sarapan. Minhyuk berharap helmnya benar-benar ada di Irun.
"Run!" Panggil Minhyuk. Si Irun malah lari.
"Woy! Kok malah lari?"
"Tadi katanya run, gimana sih?" Jawab Irun.
"Hmm. Helm gue mana?" Tanya Minhyuk yang sudah bosan mengucapkat kalimat itu.
"Nah, itu dia. Tadi malem gue pake motor-motoran. Nyampe rumah gue langsung ketiduran di ruang tamu, helm belom gue lepas. Bangun bangun helmnya gak ada" jawab Irun.
"Terus sekarang dimana?" Kekesalan Minhyuk bertambah satu level.
"Gak tau. Sama emak kali" Jawab Irun sambil memakai tas sekolah.
"Bantuin cari dong!" Minhyuk mulai kehabisan tenaga untuk mencari helm satu-satunya itu.
"Gak ah. Gue mau sekolah. Dadahh" Irun dengan senang hati melambaikan tangan pada Minhyuk yang sedang kesusahan.
Kali ini kekesalan Minhyuk sudah selevel dengan maicih level 10.
Pencarian helm Mimhyuk belum selesai. Masih ada part 3.
KAMU SEDANG MEMBACA
We're In Kos-kosan
Humor[BTOB] [Kumpulan short stories] 7 manusia tidak waras yang hidup dalam satu kos-kosan dan menghasilkan suatu kebudayaan.
