Happy reading...
—————
Keesokan harinya, Luna sudah siap berpakaian rapi untuk berangkat mencari pekerjaan baru. Bibinya juga sudah pergi dari pagi untuk mengambil stok tanaman bunga baru dikota sebelah.
Luna berkeliling diseluruh tempat di New York. Mulai dari restoran cepat saji, minimarket, kedai - kedai. Tetapi tetap saja tidak ada yang mau menerima karena mereka tidak ada yang membuka lowongan.
Luna melirik jam tangan yang melingkar ditanganya ternyata sudah menunjukkan tengah hari yang berarti sekarang adalah waktunya makan siang. Pantas saja perut Luna sudah meraung - raung meminta jatah. Luna juga tidak sarapan tadi pagi karena terlalu bersemangat mencari pekerjaan hari ini.
"Sepertinya beristirahat di Central Park sambil memakan hotdog adalah ide bagus" gumam Luna.
Hotdog dan sekotak susu sudah ditangan. Luna memilih duduk dibangku taman dibawah pohon maple pinggir danau tempat favoritnya ketika berkunjung ditaman ini.
"Lunaa!!" Luna menoleh ketika seseorang memanggilnya.
Ternyata yang memanggil adalah Bethany, tetangga yang tinggal disebelah apartemennya. Wanita cantik berambut hitam sebahu dengan perut yang membuncit menandakan bahwa dia sedang hamil.
"Hai Luna!! Aku tak sengaja melihatmu boleh aku bergabung duduk disampingmu?" tanya Bethany.
"Haii Bethany! tentu saja kemarilah!" ucap Luna tersenyum. Bethany mendudukan dirinya disamping Luna.
"Wah.. perutmu semakin besar, Apa kau masih bekerja dengan keadaan seperti ini?" Luna menatap penampilan Bethany yang menggunakan seragam putih khas staff restoran.
"Hari ini kebetulan hari terakhirku bekerja. Aku sudah mengajukan surat pengunduran diriku minggu lalu. Aku sudah hamil empat bulan Luna, Sudah saatnya sekarang lebih fokus ke bayiku." jelas Bethany, sembari mengelus perutnya yang semakin hari semakin besar. Melihat itu Luna gemas ingin menyetuh perut besar Bethany.
"Apa aku boleh menyentuhnya?" tanya Luna, menatap perut Bethany.
"Tentu, dia akan senang berkenalan dengan gadis cantik asal kau tahu saja bayiku ini laki - laki." canda Bethany. Luna terkekeh mengelus perut Bethany lembut.
"Bethany jika kau resign, bukankah seharusnya ada lowongan pekerjaan untuk mencari penggantimu?" tanya Luna. Teringat tujuannya untuk mencari pekerjaan.
"Hmm.. seharusnya iya, apakah kau sedang mencari pekerjaan?" tebak Bethany, melihat penampilan Luna yang rapi dan membawa sebuah map dipelukannya.
"Memangnya kau mau bekerja sepertiku? Aku hanya asisten dapur biasanya mencuci piring dan menjadi pesuruh direstoran hotel. gajinya juga tidak seberapa," lanjut Bethany.
Mata Luna berbinar sepertinya itu pekerjaan yang cocok untuk Luna. Tak masalah dengan berapa gajinya asalkan Luna dapat membantu meringankan bibinya sedikit demi sedikit.
Pasalnya Luna payah untuk melakukan suatu pekerjaan dengan benar. Tetapi untuk kegiatan bersih - bersih setidaknya dia sudah cukup ahli dan tidak payah karena setiap hari Luna selalu melakukan kegiatan itu.
"Aku mau Bethany!! Kumohon bantu aku mendapatkan pekerjaan itu, aku ingin membantu biaya hidupku bersama bibi Frida." jawab Luna dengan raut wajah putus asa memohon menggenggam tangan Bethany.
"Baiklah aku akan membantumu. Aku akan menghubungi Harry dia temanku sekaligus manager hotel disana saat ini," mendengar jawaban Bethany Luna langsung bangun dari duduknya lalu melompat - lompat kegirangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Sunflower (END)
RomanceApa jadinya jika seorang florist cantik yang lugu melakukan kesalahan besar terhadap CEO tampan yang memiliki kekuasaan dimana - mana? Nicholas yang niatnya hanya ingin membantu seseorang, malah Luna mengiranya sebagai seorang pengantar pizza delive...