youth :: 04

29 3 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Alarm berbunyi nyaring diatas nakas gelap didekat ranjang besar milik Syajinu Zachery yang masih bergumul dibalik selimut. Namun, dengan bunyi alarm senyaring itu, bola matanya terbuka perlahan.

Tangannya bergerak meraba nakas dan mematikan alarm tersebut.
Jinu bergerak duduk, melirik jam yang menunjukan pukul 5 pagi. Jinu melakukan peregangan lebih dulu sebelum turun dari kasur. Memasuki kamar mandi, membasuh wajah, sikat gigi, wudhu dan keluar untuk sholat didalam kamar. Dulu, Jinu rajin sekali jamaah di masjid terdekat, namun, karena selalu sendirian. Jinu diperlihatkan sosok yang tidak ingin dia lihat hingga akhirnya ia hanya jamaah di masjid saat Maghrib dan isya jika sudah berada di rumah.

Setelah selesai, Jinu bercermin sejenak.

“Ganteng amat gue, yak.”

Lalu dia tertawa sendiri. Sedetik, ia hening. Lalu mengelus tengkuknya. “Jangan ketawa sendiri. Lo ganteng, nanti disangka gila lagi.”

Memang, Jinu tidak beda jauh dengan Theo. Suka berbicara dengan dirinya sendiri.

Jinu pun mengganti pakaiannya dengan baju olahraga, sebenarnya hanya kolor olahraga dan kaos tanpa lengan lalu di tambah dengan topi dikepala. Tidak lupa, headset dan ipod nya.

“Ayooo hidup sehattt...” senandungnya sembari keluar kamar.

Keadaan rumah gelap pagi-pagi seperti ini. Tidak heran jika Jinu menganggap hanya dirinya yang sudah cocok berumah tangga, karena hanya Jinu yang dapat bangun pagi di rumah ini.

“Je, hati-hati nab--”

Bruk.

Ctar.

Telat, ya?

Jinu hanya menghela napas. Ia melangkah menghampiri Jeno yang awalnya merem-melek menjadi melek sepenuhnya karena membawa gelas dan menabrak meja pantry.

“Yah, kan, pecah.” Jinu pura-pura mendumal, karena ia memang cerewet jika tentang hal berbau dapur. Bahkan, saat Jinu pulang kampung ia bukan membawa oleh-oleh rendang. Tapi, selusin piring atau gelas cantik.

Untuk Jeno, anak paling muda dirumah, Jinu mana bisa mengomel.

“Maaf, Da. Je gak fokus, ngantuk.”

“Kan Uda udah bilang, Je, kalo mau tidur bawa air sebotol. Lo kan sering haus.”

Jeno menggaruk belakang kepalanya, bingung. “Je beresin kok, Da, nanti. Uda mau olahraga? Duluan aja, nanti Jeno sendiri.”

Iya, mereka sering olahraga bersama jika bangun di jam bersamaan. Namun, jika tidak, ya sendiri-sendiri. Lagipula Jeno tidak begitu suka lari pagi, ia lebih suka melakukan olahraga dirumah seperti pull up, push up, dan olahraga otot lainnya.

“Ganti aja, Je. Uda yang bersihin.”

Jeno menatap Jinu. “Yah, Uda marah?”

Jinu tertawa. “Apa banget lo, Je. Udah sono, gue beresin, lagian cuman satu gelas. Cepet ya, jangan lupa bawa duit. Traktir gue bubur ayam.”

YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang