youth :: 08

12 1 0
                                    

Reyes selalu berfikir, Anindira adalah hidupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Reyes selalu berfikir, Anindira adalah hidupnya. Alasan untuk selalu bernafas, segala inspirasi untuk apapun yang ia tulis di tiap kertas. Alasan hati dan otaknya bergerak. Reyes hanya hidup untuk Anindira. Hanya Anindira yang ia punya setelah ia kehilangan kedua orang tuanya disebuah kecelakaan beberapa tahun silam.

Anindira memeluknya. Mengusap tangannya. Mengelus punggungnya saat ia menunduk tak mampu.

Anindira disana. Di tempat Reyes terbawah, dan akhirnya, Anindira adalah satu-satunya wanita yang mampu menempati seluruh ruang di tubuhnya.

Reyes menulis nama Anindira tanpa ragu.

Thank you.”

Reyes ikut tersenyum ketika Anindira menerima mug coklat panas buatannya dengan senyum manis.

Laki-laki itu duduk disebelah Anindira, kakinya menyila, dan salah satu tangannya memegang gelas berisi kopi panas.

Stay for tonight.” Ucap Reyes pelan.

Anindira menoleh, menjauhkan bibirnya dari gelas. “Kan kalo kamu berhenti sehari aja ide kamu bakal hilang, Rey. Aku bakal stay setelah semuanya selesai.”

Reyes ingin mengeluh, merengek, namun wajahnya benar-benar kaku untuk berekspresi demikian. Anindira terkekeh, paham sekali dengan ekpresi Reyes yang  datar namun bola matanya dapat menjelaskan segala hal. Perempuan itu meletakan gelasnya di atas meja, mengusap rambut laki-lakinya dan menarik kepala Reyes untuk ia dekap.

“Aku bakal dateng lagi besok.”

Reyes menghela napas, membalas pelukan tersebut dan memejamkan mata, bersembunyi makin dalam di ceruk leher Anindira.

“La...”

Anindira melepas pelukannya. “Rey.”

Reyes terdiam, ia yakin ada alasan kenapa Anindira datang sebelum ia menyelesaikan project nya. Anindira sangat faham untuk tidak mengusik Reyes selama mengerjakan project sekaligus hobinya tersebut. Meskipun Anindira akan mengusiknya seperti hari ini, Reyes tidak masalah. Hanya saja, Anindira tidak ingin menuntut banyak hingga membuat Reyes memendam kesal. Lagi pula, Anindira sangat suka kehadiran Reyes yang tiba-tiba datang membawa rindu.

“Ayah mau ketemu.”

Reyes terhenyak.

Please, listen him for once. Semua untuk kita, Rey.”

Ekspresi Reyes berubah, tubuhnya menegak secara reflek. “Gue yakin lo paling paham, La.”

All of me is yours, Rey. But, i still his daughter.”

Reyes menghela napas, kedua tangannya menggenggam tangan Anindira. Mengusapnya pelan, dan menatap gadisnya lamat-lamat.

“Gue anter pulang, ya.” Balas Reyes pelan, ia mengecup kening Anindira lama sebelum beranjak dan masuk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang