-6- [Revisi]

183 112 31
                                    

SELAMAT MEMBACA CERITA

APRIL

BAGIAN ENAM | KERJA KELOMPOK

●●●

Moza sedang bersiap-siap berangkat sekolah. Ia bergegas ke ruang makan untuk sarapan bersama keluarganya.

Moza merasa Abang Zeo sudah menunggunya, lantas ia buru-buru memakan roti isi selai coklat kesukaanya lantas meneguk segelas susu yang sudah di sediakan oleh Mamanya.

"Moza berangkat dulu." Pamit Moza kepada kedua orang tuanya yang sibuk sama kegiatan di pagi hari.

"Hati-hati." Ucap Mamanya saat melihat Moza berlari kedepan.

"Jangan lari Za." Sahut Papanya melihat tingkah anaknya itu.

Moza keluar rumah dan mendapati Abangnya yang sudah menunggu di motor ninja hitam kesayangnya itu.

"Lama." Ucap Zeo.

Moza cengengesan. "Maaf ya."

"Ayo Naik."

Moza langsung naik ke jok motor, ia berpegangan di pundak Zeo. Lalu Zeo langsung mentancap gas motornya menuju SMA Pancasila.

Zeo satu sekolah dengan Moza, bedanya ia sudah duduk di kelas dua belas, sedangkan Moza murid baru disana.

●●●

Moza berjalan menuju kelas sambil bersenandung kecil sampai dia tidak sadar kalau ada Faeza di sebelahnya.

Sesampai di depan kelas pun Moza masih tidak menyadari Faeza padahal sewaktu jalan jarak mereka cukup dekat.

"Za!!" Teriak Awan di bangkunya. Sontak membuat Moza dan Faeza menatap Awan. Bukan Moza Faeza saja yang menoleh tetapi anak kelas yang sudah datang pun menoleh sampai mereka tersenyum kecil.

"Za yang lo maksud itu Faeza atau gue?" Tanya Moza.

"Kalian berdua" Jawab Awan.

"Kenapa?" Tanya Faeza seraya mamasuki kelas dan duduk di bangkunya.

"Lo bedua sekelompok cieeee" Goda Awan sambil menepuk pundak Faeza.

"Sekelompok apa? Kok ga ada info?" Tanya moza keheranan.

Awan menjawab "Sekelompok fisika, tadi pagi bu Hellen ngabari tetapi buru - buru soalnya anaknya ikut lomba cedas cermat."

"Cuma berdua doang?" Tanya Moza lagi.

"Iya sayangkuh cuma berdua" Goda Awan.

"Dih jijay geli gue Wan."

"Mau kerja kelompok dimana?" Tanya Faeza sambil menatap Moza.

"Terserah lo aja, gue ikut - ikut aja." Jawab Moza asal - asalan.

Jujur Moza bingung kalau cuma berdua coba aja bertiga atau berempat biar ga terlalu canggung dan lagi Moza itu paling payah kalau soal itung - itungan seperti Matematika, Fisika, Kimia tetapi dia memilih jurusan IPA.

"Yaudah di rumah lo aja, gimana?" Saran Faeza.

"EEHHH JANGANN!!!"

"Lah kenapa? Katanya terserah yaudah di rumah lo."

"JANGAN!!!"

"Terus dimana?" Tanya Faeza capek.

Moza berpikir, "Gimana kalau di perpus kan biasanya ada anak eskul tuh, jadi ga terlalu sepi, kalau di rumah gue ntar lu di kasih racun tikus sama abang gue."

"Ribet kalian mending rumah gue, gue sekelompok nih sama Unna." Sahut Awan yang capek melihat mereka berdua.

"Nah ide bagus di rumah Awan aja ya Za kalau rame - rame kan seru." Moza berharap semoga Faeza setuju, Moza bisa mati muda kalau di rumahnya soalnya seumur hidup belom ada TEMAN COWO yang main ke rumahnya kecuali temannya kak Zeo.

"Oke deall" Jawab Faeza.

"Yeay makasih!" Sorak Moza.

Masih pagi sudah bikin pusing kepala Moza, kenapa harus berdua dan lagi ini sekelompok juga dengan Faeza. Coba aja kalau sekelompok dg Unna pasti ga pusing mikirin tempat kerja kelompok.

●●●

Palembang, 2 Februari 2019

REVISI
Palembang, 16 Juni 2021

April [ Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang