Babak II : Adegan IV

87 4 0
                                    

Setting: Padang Rumput. Malam.

(Tirai panggung dibuka. Gembala-gembala sedang menjaga kawanan dombanya)
Gembala I : Apakah semuanya sudah bersiap-siap?

Gembala II : Kami semua sudah siap sejak dari rumah. Tapi saya pikir mereka tidak berani macam-macam, karena jumlah kita cukup banyak.

Gembala III : Ya, pencuri-pencuri itu sebenarnya adalah orang-orang pengecut. Mereka hanya berani merampas jika jumlah gembala penjaganya di bawah tiga orang.

Gembala I : Ia, tapi kan kita harus tetap berjaga-jaga.

Gembala IV : (dengan nada bercanda) Padahal dulu, walaupun tidak di jaga, domba-domba ini pasti tidak akan hilang.

Gembala V : Zaman ini sudah semakin sulit sejak kedatangan orang-orang Romawi itu.

Gembala VI : Benar sekali. Mereka memungut pajak yang terlampau tinggi, sehingga kita harus bekerja membanting tulang dua kali lipat.

Gembala VII : Ssssst, jangan keras-keras....

Gembala V : Kenapa harus takut.
Ini adalah tanah kita!
Ini adalah bangsa kita!

Gembala I : Simeon! Diamlah!

Gembala VIII : Apa yang dikatakannya itu benar. Kita benar-benar sudah dibodohi.
Pencuri-pencuri itu adalah dari bangsa kita juga. Mereka menjadi seperti itu karena biaya hidup yang semakin tinggi.

Gembala IX : Bodoh! Mereka tidak lebih dari orang-orang bodoh! Karena mencuri adalah suatu tindakan yang paling hina. Dan Tuhan mengutuk tindakan itu.

Gembala X : He he he...(sinis)
Bukankah Tuhan sudah mati?

Gembala IX : Hah? Maksudmu?

Gembala X : Ya! Kita akan tetap berada dalam kesengsaraan. Kita tidak benar-benar keluar dari lingkaran setan itu. Sejak pembuangan di Babel Tuhan sudah tidak ada lagi. Lihatlah kini yang di hadapan kita adalah orang-orang Romawi gila dan kawanan pencuri domba bodoh.
Hukuman itu tidak akan pernah berakhir!

Gembala I : Eliezer! Ada apa denganmu?! Setan apa yang sedang merasukimu?!

Gembala X : Setan-setan apa!
Jangankan setan, Tuhan pun sudah tidak ada artinya lagi sekarang. Yang tertinggal hanyalah cerita hasil rekaan kakek-kakek gila hormat yang bekerja di bait suci itu...

Gembala IX : Eliezer! Apa kau sudah benar-benar gila?!
Sudah lupakah kau pada nubuatan para nabi tentang akan datangnya Mesias?

Gembala X : Ahhh...lagi-lagi soal mesias. Aku sudah bosan hidup dalam penantian yang tidak jelas. Aku tidak mengharapkannya lagi.
Aku tidak perduli lagi pada hal ke-tuhan-an.

Semua Gembala: Eliezer!!!
(Gembala I hampir memukul Gembala X)

(Gembala X pergi meninggalkan mereka, keluar dari panggung)

Gembala I : Dia itu sudah keterlaluan.

Gembala IX : Ya. Entah apa yang ada dalam dipikirannya.

Gembala VIII : Eliezer telah berubah semenjak kematian anaknya. Ia menjadi pemurung dan mudah marah.

Beberapa Gembala : Oh. Seperti itu.

(masuk Malaikat. Saat melihat Malaikat para gembala sangat takut)

Malaikat : Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.

(masuk malaikat-malaikat yang lain yang berdiri di belakang malaikat pertama.)

Semua Malaikat : (Dinyanyikan) Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.

(Malaikat-malaikat keluar. Gembala-gembala menjadi takjub)

Gembala I : Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.

(Semua gembala berjalan keluar. Tirai panggung ditutup)

(Penonton menyanyikan Nyanyian Kidung Baru No.62 Ayat 1-3 "Gembala Yang Ada di Padang")

(Masuk Iblis dan Malaikat)

Malaikat : Pantasan ngana so jaga tumbus di tampa-tampa ibadah.
Kiapa so mulai abis stok di neraka?

Iblis : Hua ha ha hahahaha...
Ngana tau kote.
Dorang samua pasti mo iko pa kita ka neraka!!!

Malaikat : Malawang mimpi ngana!

Iblis : Mimpi?!
Kebanyakan kita dapa pengikut dari tampa-tampa bagini.
Deng, so dorang-dorang itu yang jadi paling setia pa kita, kalu ngana mo tau!

Malaikat : Kalu di sini nyanda mo dapa ngana. Lantaran Yesus Kristus sayang skali pa dorang.

Iblis : O sama!!! Kita le sayang skali pa dorang!
So itu kita mo pangge pa dorang tinggal sama-sama deng kita!

Malaikat : Ngana pe usaha nda akan berhasil!!!
Nanti ngana lia!

Drama NatalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang