"Kalian mau kemana?" tanya Yezra ketika melihat kedua adik tengilnya berjalan menuju pintu.
"Cari hiburan kakak ku sayang" jawab keduanya kompak diselingi kekehan geli. Yezra menggeleng dramatis, kenapa sifatnya dengan kedua adiknya berbeda? Apa dia hanya anak pungut?
Saga dan Kevin melangkah dengan riang menuju sebuah resto. Walaupun jaraknya cukup jauh, mereka sama sekali tak berniat menggunakan kendaraan. Toh mereka bukan manusia biasa jadi berjalan sejauh manapun tidak akan merasa lelah.
"Kau yakin disini tempatnya?" bisik Kevin bertanya pada sang adik kembar.
"Iya lah. Kalau tidak untuk apa aku kesini" balas Saga sedikit kesal.
"Lalu dimana dia?" tanya Kevin membuat Saga kesal.
"Aku juga tidak tau"
Saga yang tidak menemukan keberadaan orang yang dicarinya lantas bertanya kepada pegawai resto tersebut.
"Kak, pegawai resto yang namanya Gares dimana ya?" tanya Saga membuat sang pegawai resto mengernyit bingung.
"Namanya Grace" ralat Kevin ketika menyadari raut bingung diwajah orang didepan mereka.
"Oh, gadis itu tidak masuk kerja" jawab pegawai wanita itu dengan ketus ketika memikirkan Grace lalu memberikan senyuman manis nya kepada kedua bocah tampan didepannya.
"Mau pesan apa?"
"Tidak jadi" jawab keduanya ketus.
"Oh, yasudah" balas wanita itu sambil memaksakan senyumnya kemudian berbalik untuk pergi.
Kedua bocah itu saling memandang kemudian mengangguk diselingi senyuman jahilnya. Saga menggerakan jari telunjuknya kearah meja yang berada didepan wanita itu dan tak sampai sedetik meja itu bergeser membuat wanita itu jatuh menabrak meja.
Tawa kedua bersaudara itu memenuhi resto itu membuat perhatian seluruh pelanggan teralihkan pada mereka.
Kevin dan Saga keluar dari resto itu tanpa rasa bersalah sama sekali, mereka dengan berat hati kembali kerumah nya.
***
Mischa duduk termenung dibalkon kamarnya, mendadak ia merindukan kedua orang tuanya.
Pikirannya teralihkan setelah melihat sebuah gelang yang ditinggalkan pemiliknya dimobilnya pagi tadi, tak ada niatan untuk mengembalikan gelang itu sama sekali.
"Ada apa dengan gadis itu?" gumam Mischa sambil menatap gelang milik Grace.
"Sepertinya gelang ini bukan gelang biasa, maksudnya mungkin gelang itu memiliki arti lain untuk gadis itu mengingat penampilannya yang bisa dikatakan seperti seorang cowok" kata Ricard yang tiba tiba sudah berada disamping Mischa. Cowok itu hanya berdehem tanpa mengalihkan pandangannya dari gelang itu.
"Apa kau merasakan perasaan yang sama denganku ketika bersamanya?" tanya Ricard.
"Memangnya apa yang kau rasakan?"
"Perasaan seperti terikat dengannya atau bisa dibilang kau ingin melindunginya, mungkin"
"Sepertinya begitu"
"Apa mungkin dia orang yang kita cari selama ini?" tanya Ricard.
"Kurasa tidak, aku tidak tau. Kita akan dengan mudah mengetahuinya ketika berumur 17 tahun" jawab Mischa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl & 5 Prince
Fantasy"Berhenti memanggilku Princess!!" teriak seorang gadis bernama Grace "Tidak akan, karena kau memang Princess kami!" jawab kelima lelaki itu serentak. "Apa apaan kalian, namaku Grace bukan Princess!!" protes Grace. "Terserah apa katamu, sebaiknya iku...