Setelah pulang dari mall kemarin, Grace merasakan para cowok itu berbeda. Sedikit terlihat cuek?
Apa karena ia membawa anak jalanan untuk makan makanan yang tak dihabiskan? Grace menggeleng pelan, mereka bahkan memuji perilaku Grace kemarin.
Atau Mischa ada masalah? Kemarin ia kembali cowok itu sudah tak ada disana.
Apa ini karena nya? Mischa tak suka keberadaan nya? Apa ia harus pergi dari rumah mereka?
Grace menerka nerka, ia bahkan tak mendengar panggilan dari Yezra.
"Grace!"
Cewek itu tersentak kaget, ia melihat Yezra dengan bingung.
"Ada apa. Apa kau ada masalah?" Tanya Yezra.
Grace menghembuskan nafas pelan lalu menggeleng.
"Aku ingin pulang" Jawabnya setelah diam beberapa saat.
"Apa?" Tanya Yezra yang tak mendengarnya sebab sedang sibuk dengan ponselnya.
Grace menatapnya lalu menggeleng ragu, ia bingung.
"Kalian sedang ada masalah ya?" Tanya Grace.
Yezra menaruh ponselnya lalu menatap Grace menggeleng.
"Tidak, kami baik baik saja" jawabnya.
"Benarkah? Lalu kenapa kalian terlihat aneh? Apa ini karena ku?"
"Apa maksudmu?"
Grace berdecak kesal, lebih baik ia bertanya pada Mischa langsung. Cewek itu bangkit dari duduknya lantas menghampiri Mischa yang sedang berada didapur.
"Bisa kah kita bicara?"
Mischa meliriknya sebentar lalu kembali sibuk dengan jusnya.
"Apa aku ada salah? Kenapa kalian terlihat aneh sekarang? Semua ini karena ku kan?" tanya Grace terlihat mendesak cowok itu agar menjawab.
"Ya. Andai saja kau tak datang, semuanya tak akan berfokus padamu. Tujuan kita semua hanya untuk mencari adikku, tapi sekarang, mereka terlihat seolah olah melupakan tujuan kita kemari. Karena kau!" jawab Mischa seraya menatap Grace tajam.
Grace terdiam, dugaannya benar. Lalu sekarang apa yang harus ia lakukan selain pergi?
"Baiklah, aku akan pergi dari sini. Dari kehidupan kalian juga tentunya, selamat tinggal"
Tatapan tajam Mischa melembut, ia menatap kepergian Grace. Sebenarnya hatinya terasa sakit memdengar perkataan cewek itu, namun kali ini egonya lebih besar.
.
"Saga Kevin, kalian lihat Grace tidak?" Tanya Yezra pada kedua adik kembarnya.
Saga dan Kevin kompak menggeleng.
"Bukannya tadi sama kakak?"
"Iya, tadi dia kedapur lalu masuk kekamarnya, setelah aku keluar dari kamar mandi Grace sudah tak ada dikamarnya"
"Apa Gares hilang?!" seru Kevin heboh.
Saga berdecak. "Memangnya siapa yang mau menculiknya didalam rumah?"
"Pakaian Grace didalam lemari tak ada, hanya pakaian yang kita belikan untuknya" sahut Ricard yang baru datang keruang tengah.
"Grace pergi?"
"Sepertinya"
Yezra menghempaskan tubuh nya disofa. Kepalanya terasa pening sekarang, entah kenapa dia begitu menghawatirkan gadis itu.
"Mischa pasti tau"
"Tau apa?" Mischa yang sedang melewati ruang tamu berhenti.
"Kau tau dimana Grace?"
"Dia sudah pergi. Bukan kah bagus? Kita bisa fokus mencari adik ku sekarang" jawabnya enteng.
Tangan Ricard terkepal kuat, jika saja ia tak menahan emosinya mungkin wajah tampan Mischa sudah hancur sekarang.
Yezra yang paling dewasa diantara mereka menghela nafas berat. Mau bagaimana lagi? Mereka memang harus kembali ketujuan awal.
"Kalau Grace kenapa napa bagaimana?"
"Ayahnya pasti akan datang dan membawanya. Habislah Gares"
Sementara kedua saudara itu berucap heboh, Mischa mulai berpikir. Benar juga, Grace pasti akan dibawa ayahnya dan dijual kepada teman teman lelaki brengsek itu.
"Malam ini bulan purnama, bersiap lah. Ayahanda bilang akan ada petunjuk keberadaan adikmu" ucap Yezra.
Mischa mengangguk.
.
Grace menenteng tasnya yang lumayan berat, ia hanya membawa barang yang ia butuhkan. Kembali ke apartemen bukan ide yang bagus, seperti nya ia benar benar harus pergi dari kota ini.
Grace hanya membawa sedikit uang, bahkan uangnya tak cukup untuk menyewa kendaraan. Jalan satu satunya adalah melewati hutan besar yang kini ada didepannya, walaupun jarak yang ditempuh sangat jauh. Tapi apa boleh buat?
Ia berpikir kembali, haruskan ia pergi?
Setelah diam beberapa saat akhirnya ia membulatkan tekadnya untuk benar benar pergi. Ia harus memulai hidup baru sekarang. Untuk sekolahnya, ia bisa mencari kerja dan masuk sekolah lagi.
.
Udara dimalam hari memanglah sangat dingin, apa lagi berada didalam hutan. Grace yang beruntung menemukan sebuah gazebo kecil dihutan lantas memanfaatkan tempat itu untuk beristirahat. Malam ini tak seperti malam biasanya, lebih terang dan membuat Grace tak perlu terdiam dalam gelap.
Grace merebahkan tubuhnya dan menyelimuti dengan kain yang sengaja ia bawa. Gadis itu tak takut sama sekali, ia dari kecil sudah terbiasa sendiri.
Ia mengambil roti dari dalam tas nya, untung saja ia sempat mengambil beberapa makanan dari rumah kelima cowok itu.
Setelah membereskan sisa makananya, Grace mengecek ponselnya. Tak ada panggilan atau pesan satu pun.
"Memang nya kau siapa sampai mereka sepeduli itu padamu?" ucapnya lirih.
Waktu hampir menunjukan pukul 12 malam dan Grace sama sekali tak bisa tidur. Beberapa menit kemudian gadis itu mengerang kesakitan, tiba tiba saja dada kirinya terasa amat sakit.
Cahaya itu? Dadanya mengeluarkan cahaya lagi, ini memang bukan pertama kali nya cahaya itu muncul tapi saat ini rasa sakitnya bertambah.
"hiks.. sakit.." rintihnya dengan air mata mulai membanjiri kedua pipinya.
"Halo gadis manis.. Kita bertemu lagi" ucap seorang pria setengah baya seraya menatapnya dengan tajam.
"si..siapa kau?" Tanya Grace masih dengan rasa sakit yang menyerang dadanya.
"Kau lupa padaku? Sayang sekali, padahal aku yang membawamu kedunia ini"
Nafas Grace mulai sesak, ia memegang dada kirinya. "Apa ma...maksud mu?" Setelah mengatakan itu tiba tiba saja gadis itu kehilangan kesadarannya.
"Selamat ulang tahun tuan putri Wilson" kekehnya sinis seraya menghilang membawa Grace digendongannya.
.
Makin gak jelas ya? Author ngerasa kayak gitu, hehe:v
Author rencananya mau ngubah cerita ini, sebenarnya bukan ngubah sih. tapi ada beberapa yang ceritanya kayak lompat gitu, jadi author mau nambahin aja, terus banyak yang ketinggalan:v. Tapi kalau sempet pasti diubah.
Semoga sukaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl & 5 Prince
Fantasy"Berhenti memanggilku Princess!!" teriak seorang gadis bernama Grace "Tidak akan, karena kau memang Princess kami!" jawab kelima lelaki itu serentak. "Apa apaan kalian, namaku Grace bukan Princess!!" protes Grace. "Terserah apa katamu, sebaiknya iku...