3. Malaikat Pelindungku

22 3 0
                                    

Tak kusangka, ternyata responnya padaku sangat baik. Ia memberikan ice cream nya padaku, dan juga ia berkata: "Sunbae, saya tidak suka lihat sunbae menangis. Cantiknya sunbae jadi berkurang kalau menangis. Boleh mulai sekarang saya jagain sunbae, supaya sunbae tidak menangis lagi?" Katanya manis kepadaku.

Sementara aku, hanya bisa diam.
------------------------------------------------------------------

"Loe bilang apa tadi?" Tanya Rose kepadanya sambil menyeka air mata.

"Saya mau jagain sunbae!" Kata Yoo Chan padaku.

Pipiku mulai memerah. Ini semua karena aku tak pernah mendengar kata-kata semanis itu dari lelaki manapun.

"Gak usah sok-sokan jagain gue! Loe itu masih kecil. Gue jauh lebih kuat daripada loe." Jawabku untuk mengalihkan rasa gugup ini.

"Mian sunbae, bukan maksud saya gitu! Sunbae sekarang mau saya antar pulang?" Tanya Yoo Chan pada Rose.

"Gak ah.. gue masih ada kelas! Loe pulang duluan aja sana." Jawab Rose ketus.

Nampaknya penolakan Rose pada Yoo Chan tak berjalan lancar. Tiba-tiba bel sekolah berbunyi, itu tandanya mereka harus pulang.

"Bel sudah berbunyi, kamu masih mau disekolah?" Tanya Yoo Chan penasaran.

"Gue masih nunggu Ditus, Putri, sama Oki! Loe pulang aja sana." Balas Rose.

"Ne.. araso! Kalo gitu saya pulang dulu. Sampai bertemu besok" Ujar Yoo Chan sambil meninggalkan sekolah.

Tak lama kemudian Putri sahabatku datang menghampiri.

"DORR.."
"Ciee.. Rose. Ama tuh anak baru ya sekarang! Ditus dikemanain?" Ejek Putri pada Rose.

Sesegera mungkin akupun langsung membekap mulut lemes Putri.

"Jangan kenceng-kenceng dong, Put.. Nanti kalo Ditus denger gimana? Bisa putus kan hubungan friendzone gue sama dia!" Kata Rose pada Putri.

Motor Dituspun seketika lewat. Ia lewat sambil membonceng Stefani, pacar barunya.

"Yah.. lagi-lagi loe dikacangin sama dia!" Celeneh Putri lagi.

"Yaudah kek, biarin aja. Yang penting nanti malem gue nonton live music java jazz, sama Ditus!" Ujarku dengan bangga.

"Yaudah deh, terserah loe!" Jawab Putri malas karena kalah adu mulut dengan Rose.

Motor Okipun datang untuk menjemput Putri, pacarnya.

"Nah itu dia pacar gue! Gue balik duluan ya." Kata Putri.

Putripun segera menaiki motor Oki yang lumayan tinggi. Lalu setelahnya mereka pergi.

"Duluan ya, Rose!" Ucap Oki pada Rose.

Rose hanya bisa tersenyum, ditinggal pergi oleh sahabat-sahabatnya. Dan Rosepun akhirnya memutuskan untuk berjalan kaki saja untuk pulang. Saat hendak pulang, tak sengaja ia melihat plastik ice cream yang tergantung ditangannya.

"Oh iya. Inikan punya anak baru tadi!" Kata Rose pada dirinya sendiri.

Rosepun tak begitu mementingkan ice cream itu, dan melemparkannya ke tong sampah.

"Maaf ya Yoo Chan, bukannya gue gak ngehargain pemberian loe. Abisnya loe ngasih disaat yang gak tepat sih! Guekan ntar malem bakalan jalan sama Ditus. Kalo misalnya gue gendutan gimana?" Bicara Rose saat membuang ice cream tadi.

🍁🍁🍁

Malam harinya, Rose sudah menunggu Ditus di lapangan live music tersebut. Ia sudah berdandan selama 4 jam untuk Ditus. Dan seseorang tiba-tiba menepuk pundak Rose, yang membuat Rose kelabakan.

"Ditus....!" Ujar Rose sambil menengok kebelakang.

Namun ternyata dugaan Rose salah. Ternyata bukan Ditus yang menepuknya, melainkan Yoo Chan.

"Loh kok loe lagi sih? Loe stalker in gue ya?" Tanya Rose.

"Ngak kok sunbae, saya disini sama appa saya. Appa saya sangat menyukai musik jazz. Itulah alasan mengapa saya ada disini!" Jelas Yoo Chan pada Rose.

"Yoo Chan..!" Teriak seorang laki-laki paruh baya berdarah Indonesia.

"Oh.. appa!" Sahut Yoo Chan pada ayahnya.

"Loh bokap loe orang Indonesia? Tapi kok mukanya gak mirip ya sama loe?" Tanya Rose penasaran pada Yoo Chan.

"Saya bukan ayah kandungnya Yoo Chan. Saya hanyalah ayah tirinya. Ayah kandungnya Yoo Chan sudah meninggal dari Yoo Chan masih kecil." Sahut laki-laki tadi pada Rose.

"Eh.. maaf om!" Kata Rose pada ayah Yoo Chan.

"Gapapa kok dik. Kamu tahu tidak, Yoo Chan ini biarpun masih kecil tapi dia seperti seorang malaikat pelindung. Buktinya dia bisa melindungi ibunya sendirian waktu di Korea!" Kata ayah Yoo Chan.

"Melindungi? Gak salah? Dari tampang dia, gue gak yakin dia bisa ngelindungin orang. Tampang kayak dia itu cocoknya jadi anak boyband." Ujar Rose jengkel dalam hati.

Hujan tiba-tiba menguyur tempat tadi. Orang-orangpun berkeliaran untuk mencari tempat berteduh. Tak terkecuali juga Rose, Yoo Chan, dan ayahnya. Dengan sigap, Yoo Chapun menarik tangan Rose dan juga ayahnya.

Mereka bertiga berteduh disebuah kedai terdekat. Tetapi wajah Rose kelihatan sedikit gelisah.

"Sunbae, wajahmu mengapa terlihat gelisah?" Tanya Yoo Chan sambil menyantap baso didepannya.

"Keliatan banget ya? Gue lagi nungguin temen." Jawab Rose singkat.

"Mungkin temen kamu gak dateng kali. Inikan hujan. Lagipula live musicnya juga sudah dibubarkan." Kata ayah Yoo Chan.

"Mungkin om bener." Kata Rose yang mulai percaya dengan perkataan ayah Yoo Chan.

Tak terasa jam sudah menunjukkan jam 10 malam. Tapi Ditus tak kunjung datang. Rosepun lelah menunggu Ditus.

"Yoo Chan, kamu tolong antar Rose pulang ya nak. Rasanya gak pantas kalau anak perempuan seperti dia jam segini belum pulang." Pinta ayah Yoo Chan pada Yoo Chan.

"Nee, appa!" Jawab Yoo Chan dengan senang hati.

"Sunbae, kita pulang sekarang ya!" Ajak Yoo Chan.

Karena merasa tak enak dengan ayahnya Yoo Chan, akhirnya Rosepun mengiyakan ajakan Yoo Chan.

"Iyadeh gue pulang!" Kata Rose.

Karena saat itu masih hujan, Yoo Chanpun memayungi Rose.

"Mian sunbae, saya hanya punya satu payung. Mau berbagi?" Tanya Yoo Chan.

"Iyadeh gapapa daripada gue keujanan." Jawab Rose.

Merekapun berjalan berdua hanya dengan satu payung. Dan Yoo Chanpun diam-diam melihat kearah Rose. Rasanya Yoo Chan mulai tertarik dengan Rose.

"Sunbae, apa sunbae punya pacar?" Tanya Yoo Chan.

"Gak. Emangnya kenapa?" Tanya Rose balik.

"Berarti saya punya kesempatan kan buat jadi pacar sunbae? Saya akan jadi malaikat pelindung sunbae" Tanya Yoo Chan secara spontan.

Rose lagi-lagi terdiam. Dan menghentikan langkahnya.

"Ehhh... ini rumah gue. Gue masuk duluan ya!" Ujar Rose canggung.

Saat hendak membuka pintu pagar, tiba-tiba keluarlah seseorang. Seseorang itu langsung memeluk Rose khawatir ditengah hujan. Ternyata dia adalah Ditus.

"Loe gapapakan? Maaf gue tadi gak dateng kesana!" Ujar Ditus khawatir.

Sementara Yoo Chan, hanya bisa melihat mereka.

Super Super LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang