Tiba-tiba terdengar pintu kamarnya yang terbuka. Caca otomatis melihat ke arah pintu tersebut dan berteriak.
"Aaaaaaa!" Teriak Caca. Caca lupa jika kamarnya kedap suara.
-----------------------------------------------------------
Caca POV
Astaga! Hobi banget ngagetin sih om-om satu ini batinku.
Aku langsung sembunyi di balik pintu lemariku. Aku takut terjadi hal yang iya iya nantinya.
"M-mau apa sih om. Emang ngetuk pintu dulu gak bisa ya?" tatapku tajam ke mata biru itu.
Lelaki itu semakin mendekat. Refleks ku cengkram erat pintu ini.
Dadaku terasa sesak, seperti sulit bernafas. Jantungku pun berdetak tidak karuan. Kenapa ini? Arghh.
"Kalau om mau makan kamu, gimana manis?" seringainya sambil terlihat berjalan mendekatiku.
"Ng-nggak gimana-gimana dong" jawabku gugup. Sambil mengalihkan pandanganku darinya. Bisa bisa khilaf nih aku kalo kaya gini.
Aku merasa pintu lemariku ada yang menarik.
Aku mencoba menahannya, namun tidak bisa. Jelas saja tenaganya lebih kuat dariku.
Ku menutupi tubuh bagian atas dan bawahku dengan kedua tanganku. Lalu memejamkan mata, berharap ini tidak benar benar terjadi.
Aku memasrahkan diri. Terasa badan kekarnya menempel dengan badanku.
Aku menahan nafasku selama itu. Tiba tiba seperti ada sesuatu yang melewati kepalaku dan bisikan.
----------------------------------------------------------Ray POV
Akhirnya aku pun sampai di rumah ibu mertua. Eh masih calon deng.
Disana aku di sambut hangat olehnya, tapi anaknya malah di cuekin. Hahaha syukurin kamu bocah.
Disitu aku melihat dia merajuk kepada ibunya, ahh sangat gemas, membuatku ingin cepat-cepat menghalalkannya. Aku pun tersenyum.
Tidak lama kemudian aku pun di persilahkan masuk ke rumah Caca.
Lalu aku di persilahkan duduk dulu oleh ibu mertua.
"Caca udah tau perihal rencana pertunangan kalian nak?" tanya ibu Caca.
"Sudah ma tadi di jalan, dia sempat kaget sih. Tapi Ray pastiin dia bakal nerima pertunangan ini." ucapku percaya diri.
Ya, aku pasti bisa mengambil hatinya! tekadku.
"Nah gitu dong menantu mama. Yaudah sana kamu temuin Caca di kamarnya. Buat langkah awal ya." jawab ibu Caca sumringah dan mengedipkan sebelah matanya.
Aku pun tersenyum dan mengikuti saran ibu Caca. Ku menaiki tangga dengan hati yang senang.
Sesampainya di atas, aku lupa kalau aku tidak tau kamar Caca yang mana. Mana lupa nanya lagi duh.
Ku tepuk jidatku dan memilih mencoba menggunakan cap cip cup.
Semoga saja pilihanku nanti benar ya tuhan. Pilihanku tertuju terhadap kamar berpintu putih di depanku.
Aku pun membuka pintunya, saat masuk terdengar suara teriakan Caca.
Ah untung benar, tapi kenapa dia berteriak.
Aku pun menoleh melihat keadaan Caca.
Oh shit! Pantas saja dia berteriak tadi. Ah aku harus mengerjainya batinku smirk.
Aku pun mendekati Caca yang mencoba bersembunyi di balik pintu lemarinya. Terlihat wajahnya yang gugup.
"M-mau apa sih om. Emang ngetuk pintu dulu gak bisa ya?" tanyanya.
"Kalau om mau makan kamu, gimana manis?" jawabku dengan santainya. Caca menjawab ucapanku dengan gugup.
Aku pun mendekatinya perlahan tapi pasti. Terlihat badannya yang mungil itu beringsut mundur, takut apabila aku akan bermacam-macam.
Ku tarik pintu lemarinya dalam satu sentakan dan terlihat tubuhnya yang menawan itu.
Tahan Ray inget bukrim! Ucap batin malaikatku.
Ku menempelkan tubuhku dengannya, sedikit terasa dadanya yang masih bertumbuh itu terasa kenyal di badanku.
Adikku pun sudah berdiri di dalam sana, namun tak ku hiraukan.
Akhirnya aku menemukan baju yang cocok untuknya dan memakaikannya.
"Kamu minta aku apa-apain ya, merem merem gitu" bisikku sambil menahan tawa.
-----------------------------------------------------------
Maaf yah baru bisa update lagi. author cibuk nah :(
Maaf lagi kalo tambah absurd critanya wkwk :v
Jan lupa voment yah share juga boleh biar banyak yang baca :>
Author tunggu krisarnya nih :*
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hot Fiance (17+)
RomansaCaca adalah seorang gadis yang sangat manja dan polos. bagaimana jadinya jika dia di jodohkan dengan seseorang yang memiliki sifat mesum seperti ray?