O2. cares

5K 618 3
                                    

Berhubung hari ini libur. Gue tiduran aja di rumah. Iya, pas pulang sama Jeno kemaren gue lemes banget dan demam beneran kayak kata Jeno.

"Siyeon, Non Siyeon."

Gue menghela napas, "masuk aja, Bi, ga dikunci," suara gue dari dalam kamar.

Setelah itu ga ada suara lagi. Tiba-tiba gue merasa ada yang duduk di kasur gue. Gue berbalik ternyata, Jeno.

Jeno datang-datang langsung mengecup pipi gue, "beneran demam?" tanya Jeno.

Gue mengangguk.

"Kok bisa?" tanya Jeno, dia terkekeh kecil. "Gara-gara kata aku kemarin?"

Gue menggeleng, menampilkan senyum tipis, "capek," jawab gue.

"Mau minum apa gitu? Udah minum obat?" tanya Jeno.

Gue menggeleng pelan.

"Jangan geleng terus nanti pusing, jawab aja gitu pake kata-kata."

"Iya, belum minum obat."

Jeno mengangguk, lalu berdiri, beranjak dari kasur gue yang dia duduki, "aku ambilin makanan sama obat, harus diminum, ya."

"Iya," jawab gue.

Jeno lalu keluar dari gue dan mengambil makanan mungkin.

...

authors pov

Jeno turun lalu bertemu dengan papa dan mamanya Siyeon, ada juga kakak laki-lakinya Siyeon, Park Chanyeol.

"Maaf tante, makanan sarapan dimana, ya?" tanya Jeno sopan.

"Oh kamu belum sarapan ya? Mau sarapan dulu?" tanya mamanya Siyeon.

Jeno menggeleng, "bukan buat Jeno Tan, buat Siyeon."

"Siyeon ga mau turun apa gimana?" tanya papanya Siyeon.

Jeno tersenyum kecil, "demam dia om, jadi saya mau ambilkan makanan sama obatnya," jawab Jeno.

"Makanan di atas meja ya, Jeno. Itu obatnya dalam kotak itu, udah lengkap."

Jeno mengangguk kemudian mengambil obat di kotak seperti lemari yang isinya obat, yang jelas obat persiapan.

Kemudian Jeno berpindah ke ruang makan, mengambil beberapa lauk dengan nasi yang sekiranya cukup di makan oleh Siyeon.

Setelah semuanya lengkap, Jeno izin lagi buat naik ke lantai atas, mau bawa makanan sama obat untuk pacarnya itu.

authors pov end
...

Pintu kamar gue terbuka lagi dan benar menampilkan Jeno yang udah kayak perawat betulan, bawa sepiring nasi sama obat dan air putih.

Jeno naruh nampannya di atas nakas gue, terus dia duduk lagi di kasur gue bantu gue buat duduk. Lalu dia ngambil piring nasi.

"Makan ya, buka mulutnya.."

Gue menggeleng, "minun dulu lah aneh kamu," kata gue mengambil gelas panjang berisi air putih penuh.

Jeno nyengir, "ehehehe, lupa sih lupa."

Setelah minum Jeno langsung suapin satu sendok nasi. Begitu seterusnya sampai nasinya udah sisa setengah.

Jeno ngambilin gue gelasnya buat minum, sementara gue minum, Jeno sibuk banget buka plastik obat yang kayaknya susah banget.

Lucu ya, sampai keringetan gitu. Buka obat doang padahal:))

"Sini, aku aja," gue mengambil alih obat itu.

Tapi Jeno ngambil balik, "tugas aku sayang, coba kamu diem aja gitu."

"Tapi kamu ga bisa bukanya, Jeno."

Jeno menggeleng, "bisa ih, ntaran dulu. masih pemanasan ya mana kuat," kata Jeno lagi. Lidahnya sampai keluar, lucu.

Lucu banget seriusan.

"Bukan gitu bukanya, Jeno,"

Jeno menjauhkan obatnya dari gue, "sebentar dulu, Siyeon."

"Mana bisa buka begitu."

Jeno menatap gue, gue ketawa. Coba aja bayangin dia berusaha buka obatnya yang kantongnya tuh diisolasi, ya, mana bisa mau ditarik-tarik begitu.

Gue ngambil obatnya dari tangan Jeno, gue buka isolasinya lalu kasi ke Jeno lagi, "tuh coba buka," kata gue.

Jeno buka dengan gampangnya, lalu dia melotot, "kok mau sih?" tanyanya terkejut.

Lihat itu, gue makin ketawa. Jeno lucu deh.

Jeno nyengir, "ehehe maaf ya kelamaan," katanya dengan rasa bersalah.

Gue lucu aja gitu sama dia. Ada-ada aja coba.

"Ini, pertama minum air putihnya dulu, abis itu masukin obatnya ke mulut, lalu langsung telan sama air putih lagi," jelas Jeno.

Serius, ya lucu banget pacar gue.

"Udah tau," kata gue terkekeh.

Gue ikutin tahapan yang Jeno kasih, walau sebenernya gue minum obat juga selalu gitu tahapannya.

Setelah gue minum obat, gue langsung baring lagi, Jeno naikin selimut buat gue.

"Aku pulang dulu, ya."

Gue ngernyit. "Cepet banget?"

"Biar kamu bisa istirahat," kata Jeno.

"Emang sekarang aku ga bisa istirahat?" tanya gue.

Jeno menggeleng, "ga bisa, kamu pasti sibuk liatin aku, nanti malah ga ada waktu istirahat," jawab Jeno.

Gue cubit perutnya Jeno. "Apa, sih."

"Iya, iya maaf, udah ya, Tidur cepetan, jangan main hp lagi."

Gue mulai pemanasan merem.

cup.

Jeno nyium kening gue, "cepet sembuh sayang," Jeno rapihin poni gue.

Gue langsung merem sampai kedengeran suara pintu ditutup.

Jeno, Jeno.

-to be continued-

©siyeonssi, 2019

© wintergardenssy, 2021
revision : 28 May 2021

[✓] My Relationship | Jeno SiyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang