[✓] My Relationship | Jeno Siyeon

O3. jealous

gue hari ini kembali sekolah, udah sembuh dari demam. Dan sekarang gue lagi nunggu pacar jemput.

Baru aja dibicarain, gak lama mobilnya Jeno datang, dia buka kaca mobilnya, "udah nunggu lama?" tanyanya.

Yaudah lah, dipikir enak kali ya nunggu di sini berdiri pula.

Gue liat dia keluar mobil lalu ngajak gue ke pintu sebelah, dia buka pintu mobilnya, berlebihan banget sih bisa kali gue buka sendiri.

Kita udah masuk mobil.

"Kamu kok berlebihan, sih, Jeno?" gue nanya.

Jeno menoleh bentar, "berlebihan gimana?" tanyanya balik.

"Itu, buka pintu segala buat apa, sih? aku bisa sendiri kali."

Jeno terkekeh, "gapapa dong, kali-kali."

Gue hanya menanggapi dengan anggukan, lalu mobilnya Jeno jalan menjauhi komplek rumah gue.

Sekitaran 15 menit-an gue sama Jeno sampai di parkiran sekolah. Bener-bener, ya apa-apaan coba, banyak banget yang mengelilingi mobil Jeno.

"Jeno, itu mereka ngapain di depan mobil kamu?" tanya gue.

Jeno mengangkat bahunya acuh, "Gak tau deh. Keluar dulu, yuk."

Gue menggeleng, "gimana keluarnya Jeno? coba lihat banyak gitu."

Jeno mengangguk seakan ngerti, dia buka kaca mobilnya, "permisi dulu ya, adik-adik, kakak-kakak, temen-temen."

Ajaibnya mereka semua langsung membuka jalan, lalu berubah ke posisi mengelikingi sekitaran gue sama Jeno pas udah keluar mobil.

Jeno rangkul gue jalan sama-sama, tapi baru aja gue sama Jeno jalan, saking sempitnya ada orang jatuh coba.

Gue menghampiri orang itu, kasian banget dia pakai sepeda, kacamatanya ditinjak lagi. Merasa bersalah deh gue.

"Lo gapapa?" gue bantuin dia berdiri.

Dia menggeleng lalu meraih kacamatanya.

"Aduh, itu kacamatanya biar gue ganti, ya?" Merasa bersalah, jujur. Gak enak hati jadinya.

Dia menggeleng lagi, "g-ga us-usah."

"Ya, ga bisa begitu lah, maaf banget, ya, pasti gue ganti kok!" kata gue serius.

Dia menggelenf lagi dan lagi, "b-bukan salah kamu! j-jadi ga usah."

Gak, gue harus ganti.

"Yang, udah belom sih?"

Jeno menarik gue langsung ngajak gue pergi, tapi gue tahan, "ntar dulu, Jeno."

"Seriusan pasti gue ganti, lo punya line? Nih lo simpan id gue, ntar lo kasi tau aja mau ganti yang kayak apa. pasti gue ganti," gue mengangguk-angguk meyakinkan.

Dia simpan id gue, lalu Jeno menarik gue lagi. Gue sempatin senyum dikit ke dia.

Di perjalanan, Jeno diem terus.

"Jeno, kenapa diem?" tanya gue.

Dia menggeleng, "kenapa?" gue ngulang.

Jeno menggeleng pelan. Masih rangkul gue lagi, kan aneh.

Oh satu-satunya cara.

"Kenapa, Sayang?" gue nanya dengan embel-embel sayang.

Jeno menggeleng. "Gapapa."

"Yakin?" tanya gue lagi.

Dia mengangguk, "yakin," jawabnya.

Gue gak bertanya lagi, "oke kalo gitu aku langsung ke kelas." Gue mau melongos pergi tadinya.

Jeno nahan tangan gue, "jangan kasi id line kamu ke siapa-siapa, privasi."

Gue nahan ketawa aja tuh.

"Emangnya kenapa? Aku kan mau tanggungjawab kacamata dia."

Jeno mengangguk lemah. Duh kasian.

"Yaudah iya, sana ke kelas," katanya lemes.

Kok lucu, sih? ih lucu banget pacar gue.

"Udah itu aja? Beneran ke kelas, nih?" lalu gue jalan lagi. Eh Jeno nahan lagi.

"Seriusan, jangan kasi id kamu lagi ke orang lain. Mau cewek atau cowok kalo bukan Jaemin, Renjun, Haechan, Hina, Heejin, atau Somi."

Gue mengernyit bingung, aslinya nahan ketawa nih.

"Kenapa emangnya?" tanya gue lagi.

Jeno menggeleng pelan, "gak boleh Sayang."

"Iya tau ga boleh, kamu bilang. Tapi kenapaaa," gue menatap dengan penuh kejahilan.

Dia menggelengkan kepala lagi, "gapapa, ga boleh aja."

"Yaudah," gue cubit hidungnya lalu berbalik badan mau ke kelas, dia tahan lagi.

"Kenapa lagi, Jeno?" gue nanya begitu berbalik.

Jeno diam. Wajahnya datar. "Jangan kasi, aku cemburu."

Gue ga bisa nahan ketawa lagi.

"Kamu tuh ya, lengan aja berotot, tapi sekalinya cemburu lemes."

Jeno menghela napas. "Aku serius."

Gue mengangguk. "Iya, iya."

©siyeonssi

tijel sekali ga sih? ㅠㅠ
cringe banget kaaan.

jangan lupa votenya ya ehehe. terimakasih♡

©siyeonssi, 2019
©wintergardenssy, 2021
revision : 28 May 2021