[✓] My Relationship | Jeno Siyeon

O7. about distance

Hal yang pertama kali gue lihat saat gue buka mata itu mukanya Haechan. alhasil gue langsung ketawa lemas.

"Eh, Siyeon udah bangun." Sapa Haechan.

Gue ketawa lagi, aneh karena bangun disapa Haechan.

"Sok akrab lo," cibir Renjun.

Lalu Jaemin datang bawa minyak kayu putih, "nih, pake ini. Lo udah baikan?" tanya Jaemin.

Gue ngangguk. "Makasih, ya."

Oh tunggu, gue rasa tadi ada Heejin, deh.

"Heejin mana?" tanya gue.

Haechan ngangkat bahu, "ga tau dimana, yang jelas dia nyari Hina," jawab Haechan.

Gue sontak terkejut, mau ngubah posisi jadi duduk tapi dilarang sama Renjun.

"Tiduran aja," kata Renjun.

Gue ngangguk. "Heejin ngapain?" tanya gue.

"Dia mau labrak Hina," jawab Renjun.

"Hah? Labrak Hina? Ngapain coba?" tanya gue lagi.

Jaemin menghela napas panjang, "tadi gue kan ke kantin, sama Heejin sama Renjun," Jaemin menceritakan.

"Gue tuh yang jagain lo," timpal Haechan.

Gue mengangguk, sambil senyum ke Haechan.

"Menurut penelitian gue, tadi kakinya Hina tuh sama sekali ga ada masalah. its okay banget dia lompat-lompat waktu olahraga," jelas Jaemin.

Kalau kakinya Hina gapapa kenapa Jeno bantu Hina? Emangnya Hina gak bisa jalan sendiri apa? Gue yang notabenenya pacarnya dari dulu aja gak pernah digendong sama Jeno, biar kaki gue lagi gak baik-baik aja.

"Makanya gue juga gak ngerti, kalau kakinya Hina baik-baik aja, Jeno ngapain gendong Hina? Hina kan kelasnya jauh dari kita-kita." Ujar Haechan.

Maksud gue seperti yang Haechan bilang, persis kayak gitu. Kalau memang kakinya hina baik-baik aja, Jeno tuh mau ngapain coba?

"Jeno tuh beneran diperdaya apa dia yang mau bohongin lo?" tanya Renjun.

Gue menggeleng, "gue pacaran sama Jeno udah dari lama, masa iya, sih, gue dibohongin dia?" tanya gue.

Haechan menjetikkan jarinya, "bisa jadi lo yang dibohongin dia. Selama ini kan dia orangnya gak mau berkorban buat lo," sahut Haechan langsung.

Kalo gue pikir pikir, Haechan emang ada benernya. Selama ini Jeno kayak cuma manis, manis yang sebenarnya sering banget Renjun, Jaemin, Haechan lakuin ke gue.

Bedanya Jeno punya hak lebih. Udah itu aja. Tapi, dia gak pernah mau berkorban buat gue, sedikit pun. atau sebenarnya gue gak nyadar aja?

"Kalo abis ini Jeno gak minta maaf sama kamu, berarti memang bener dia udah bosen sama kamu."

Gue, Renjun, Haechan, Jaemin langsung nengok ke pintu, ada Hwall dengan wajahnya yang dikit lebam. Hwall nyamperin kita berempat.

"Aku minta maaf, ya, karena aku hubungan kamu sama Jeno jadi kayak gini."

Gue tersenyum tipis, "apaan sih Hwall, ini bukan salah lo. Gue juga ga tau siapa yang salah di sini. Jangan nyalahin diri masing-masing, dong, gue jadi ga enak."

"Udah ah, gue mau keluar bentar. mau beli minum," kata gue bangkit dari tempat tidur di UKS.

"Gue temenin hayuk," Haechan langsung rangkul gue keluar UKS.

Gue beruntung beli minumnya sama Haechan, setiap langkah selalu ketawa. Haechan emang bawa vibe ceria sih orangnya.

"Chan, Haechan," panggil gue.

Haechan noleh, "hah? Kenapa?" tanyanya.

Gue nunjuk ke dua orang yang duduk di dekat koperasi, "itu ... Jeno sama Hina, ya?" tanya gue.

Haechan nengok ke arah yang gue maksud, lalu Haechan ngangguk.

Jeno berdiri dan langsung menghampiri gue.

"Yeon.." jeno megang tangan gue.

"Kamu ngapain?" tanya gue.

Jeno nutup mulutnya kayak nyadar kalau dia salah, "gak gitu, Siyeon," sahutnya cepat.

"Kita masih pacaran, kan ya, Jeno?" tanya gue ke Jeno.

Jeno mengangguk, "kita masih pacaran kok, kamu ngomongnya kenapa gitu?" tanya Jeno.

"Gue gak salah denger, Jeno?" Haechan nepis tangan Jeno dari gue, lalu narik gue balik ke jalan menuju UKS.

Gue gak habis pikir sama Jeno. Dia bahkan gak berusaha untuk menjelaskan sepenuhnya, kenapa dia bisa ada sama Hina, sementara gue ada di UKS.

ㅡto be continuedㅡ

Authors note.

Satu vote dan comment sangat aku hargai. Terimakasih buat yang udah baca. kalau suka boleh banget simpan di library atau readlist.

©siyeonssi, 25 Februari 2019

©wintergardenssy, 2021
revision : 28 May 2021