2 | Semesta serta Segala Kutukannya

2.5K 314 67
                                    

CHAPTER II

Kim Taehyung X Kim Seokjin X Jeon Jungkook

A TaeJinKook Fanfiction

***

Seokjin yakin dirinya sedang dikutuk.

Sudah seminggu Namjoon menghindarinya. Tiap kali bertemu di koridor, sahabatnya akan menancapkan gas pada tungkai, menjauhi TKP (Tempat Kejadian Per-kaburan, begitu menurut Seokjin) dan meninggalkan Seokjin yang ternganga. Ia tak habis pikir, kenapa sih Namjoon mesti malu karena pernah berpikir untuk menaruh hati padanya?

Toh kan, Seokjin memang tampan dan menawan. Ya, tidak ada yang salah kan? (Eh, sebentar, kok jadi begini?)

Itu artinya sudah seminggu juga Seokjin nelangsa. Berjauhan dengan Namjoon menjadikan semuanya sulit. Tidak ada manusia yang bisa ia jahili. Tak ada sosok penambah jatah makan (hei, bukan salahnya ya, Namjoon suka tidak menghabiskan makanan sampai tuntas). Tidak ada lagi samsak sukarelawan.

Bisa kau bayangkan apa yang Seokjin lakukan di tengah rintik hujan kecil sepulang sekolah?

Berjalan kaki.

Sendirian.

Tanpa Namjoon.

Seorang diri.

(Sumpah, hidupnya sedang kiamat kecil sekarang. Dan, jangan anggap Seokjin hiperbola!)

Langkah demi langkah Seokjin lewati dengan suram. Kepalanya tidak menunduk, sekadar menatap lurus jalanan-sudah pukul tujuh malam, jadi mana mungkin dirinya tidak berjaga-jaga. Aspal di jalanan ini tidak begitu rata, di beberapa spot terdapat lubang yang entah datang dari mana.

Belum lagi, pohon yang berdiri di tiap-tiap rumah. Menambah gelapnya penerangan. Oh, jangan kira bulan akan sudi menemani Seokjin malam ini. (Teori konspirasinya sih sedang ngambek dengan bintang, gara-gara cemburu pada sinarnya yang memancar.)

Satu sampai dua mobil melewati Seokjin dalam hitungan menit. Sementara dirinya masih terus berjalan, mengambil langkah perlahan-lahan.

Tap.

Tap.

Tap.

BYUR!

Dalam hitungan detik, tanpa Seokjin sadari, seluruh pakaiannya sudah penuh dengan air bekas hujan. Basah total!

Penyebabnya apalagi kalau bukan mobil yang bergerak kencang semena-mena. Dan, respons reaktif Seokjin yang pertama tentu membuka sepatu hitam yang dikenakan dan melemparkan tepat ke bagian belakang mobil.

Kakinya langsung berlari sekencang mungkin sembari berteriak begini, "kambing gila! Kemari kau!" (Seokjin tidak suka kambing ngomong-ngomong, cerewet katanya.)

Teriakan Seokjin terus menerus dilakukan, meski napasnya sudah terengah-engah. Langkahnya semakin lebar dilakukan kala menyadari mobil bergerak secara perlahan. Jaraknya menyempit selagi kendaraan tadi berhenti.

Sewaktu mendekat, netranya menyambut suatu hal penyebab raganya menjadi oleng. "Mampus," Seokjin mengumpat tanpa sadar.

Pemuda kira-kira berumur dua puluh lima tahun keluar dari bagian kemudi. Dirinya menempatkan kedua lengan di pinggang sembari menghampiri Seokjin. Senyum miring langsung tertampil di muka.

sst, soulmate shouldn't be hereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang