"Jika Tomoe bisa memenangkannya, maka dia akan terkenal seluruh dunia dan menjadi anak tergenius di dunia"
Sakura menatap putranya yang tidak memberi reaksi apapun, ia sedikit menunduk, jika putranya dikirim ke Harvard untuk perlombaan selama 20 hari disana sama saja dengan membuat Sakura hidup di Neraka.
Dulu mungkin tidak masalah, tapi sekarang?
Tomoe satu-satunya yang bisa membuatnya tidak bersedih untuk pernikahan Sasuke. Bagaimana ia bisa bertahan jika putranya sendiri tak ada di sampingnya?
"Aku tidak memiliki obsesi semacam itu untuk putraku"
"Kami sebenarnya juga tidak ada obsesi untuk membawanya kesana, tapi Nyonya maaf untuk sebelumnya, ada sedikit kesalahan yang di lakukan Yamato saat test kemarin"
"Kesalahan apa?"
"Ternyata IQ putramu itu 210, data untuk IQ 149 itu dimiliki Uchiha Naomi, jika kau tak percaya kita bisa test IQnya lagi"
"Tidak, tidak perlu"
"Ayolah Nyonya Akasuna, selain Empire School, Konoha akan bangga juga dengannya, ini tidak akan lama, Tomoe akan senang dan mendapat pengalaman serta pengembangan diri disana"
"Ma..."
Sakura merasa mendapat serangan jantung mendadak.
Kenapa tiba-tiba putranya memasang puppy eyes?
Tapi jika Tomoe benar-benar menginginkannya, maka dia harus menyetujuinya bukan?
"Dimana saya harus tanda tangan?"
"Ma, jangan lupa baca dulu dengan seksama, aku takut Tuan Senju merubah isinya"
Piak!
Pria tua berambut panjang itu menatap Tomoe lewat mata batin
"Bocah sial, walaupun dia tidak lahir di lingkungan Uchiha, ketelitiannya benar-benar seperti Uchiha"
.
.
."Huaaa dari mana datangnya bunga-bunga iniiiii!"
Naruto mengibas pada udara di ruangan Sasuke. Entah kenapa ia merasa seperti ada bunga bertebaran dan suasana sangat menenangkan.
"Naruto, aku sudah membelikan kopi untukmu"
"Yaiks!"
Naruto menatap wajah Sasuke yang tersenyum manis dengan horror. Ia melihat sudah ada dua gelas kopi di meja itu dan Sasuke memegangnya satu.
"Untuk siapa lagi yang satunya?"
"Yo, Sasuke, ada Naruto juga?"
"Ahh kakak ipar"
Bruuuuusshhhhhh!
Naruto menyemburkan kopinya melihat Sasuke masih tersenyum ketika melihat Sasori.
"Kami-sama, apa sekarang keanehan Kakek Madara menurun pada Uchiha Sasuke? UCHIHA SASUKE LOHHH UCHIHA SASUKE!"
"Maaf, Sasuke kau bilang apa tadi? Aku tidak dengar karena melihat wajah jelek Naruto"
"Sialan kau Sasori-nii!"
Sasori benar-benar tak mendengar apa yang di katakan Sasuke. Ia melihat Naruto mengelap kemejanya.
"Sasori-nii, apa Saara sekretarismu? Kenapa dia selalu ikut kemana-mana denganmu?"
Pertanyaan Naruto membuat Sasori menatap pada Saara
"Saara bisa kau jelaskan padanya?"
"Boss, Tuan Namikaze bertanya padamu"