"Saya tidak bersedia menolaknya begitu saja"
Pria itu menatap keterkejutan Sakura yang hampir membuat gadis itu melepas tangannya dari Sasuke. Gadis itu melihat senyum Sasuke yang sangat menawan dan ia memukul kecil lengan Sasuke.
Para undangan mendadak lega dan Madara yang hampir jantungan itu menatap kesal pada Sasuke
"Tobi dia balas dendam padaku, tolong nanti balaskan dendamku"
"Tuan, sebelum saya membalaskan dendam anda, saya akan di lenyapkan lebih dulu oleh Tuan Muda"
"Benar, kau hanya butiran debu, jadi sudah lenyap"
"Tuan, anda sungguh tega"
Madara tak memperdulikan Tobi, ia kini menangis terharu mendengar janji suci mereka berdua.
"Tobi kemari, aku ingin membuang ingus di pakaianmu"
"Tuan..."
Sasuke dan Sakura, kedua orang itu kini masih saling menatap setelah janji suci mereka ikat dan memasangkan cincin masing-masing.
"Silahkan mencium pasangannya"
Tomoe yang meminta Kizashi untuk menggendongnya kini menutup mata Sasori
"Tomoe! Kenapa menutup mataku?"
"Paman, kau dilarang menonton siaral langsung"
Sasori melepas tangan kecil itu
"Memangnya kenapa hah?"
"Karena tidak baik untuk seorang yang belum menikah di umur 30 tahun!"
"Bocah sialan, seharusnya aku yang menutup matamu karena kau masih kecil tidak boleh melihat adegan itu!"
Tomoe hanya meledek Sasori, kemudian ia menatap kedua orang tuanya dengan perasaan senang.
Mata mereka berdua tertutup dan Sasuke meraih sisi wajah Sakura. Ia mencium gadis itu dengan hati-hati dan berdebar.
"Sakura, kali ini aku tak akan melepaskanmu!"
"Aku juga, tidak akan menghilang darimu"
Sorak tepuk tangan begitu meriah dan satu-satunya yang menangis adalah Madara Uchiha, ia sampai membuat pakaian Tobi berlendir dan basah.
"Lihatlah! Mereka berdua bersatu karenaku. Huhuuu.. hikss... aku terharu"
"Tuan, tolong jangan pakaianku..."
"Huhu... bagaimana ini, Uchiha tidak boleh menangis, bagaimana bisa air mataku keluar? Aku perintahkan kau agar tak keluar... hikss hikk..."
Madara mengusap matanya.
"Gagal..."
Ia kini menyandar pada Itachi dan cucunya itu hanya bisa memegang kepalanya yang sakit karena tingkah Madara.
Sasuke dan Sakura terlihat sangat bahagia, kini mereka berdua menyapa undangan, dan terlihat seseorang membeku di pojok.
"Naruto kau kenapa?"
Kepala Naruto penuh dengan jalan buntu, bagaimana mungkin ia menaksir istri sahabatnya?
"Sasori-nii, aku merasa nista! Huaaaa!"
Pria itu pergi menyeret Hinata yang juga sepertinya tidak tahu apa-apa
"Haha, dasar bocah it-Huaaa kaget aku!"
Sasori hampir terlonjak dengan Saara di sampingnya tanpa suara, ia melihat gadis itu hanya terdiam dan tak bicara
"Err etto... mau dansa?"