Sebuah botol susu pisang membuat kepalanya yang tertunduk kini mendongak, menatap pada seseorang yang menyodorkan susu pisang itu padanya. Rose menampakan sebuah senyuman walaupun itu hanyalah sebuah senyuman tipis, mengambil susu pisang itu dari Seokjin dengan sang pria yang kini mendudukkan dirinya di samping Rose.
Tidak ada pembicaraan di antara keduanya. Hanya Rose yang masih menyeruput susu pisangnya, dan Seokjin yang menatap ke depan.
"Kenapa Oppa selalu datang disaat yang tepat seperti tadi?"
Suara dari Rose memecah keheningan di antara keduanya. Membuat pandangan Seokjin kini beralih menatap pada Rose yang kembali menundukkan kepalanya.
"Oppa bisa bukan untuk berpura-pura tak peduli? Aku bahkan bukan siapa-siapa bagimu, Oppa."
Sebuah senyuman tampak di wajah tampan itu. Dan satu tangannya dengan alami menyentuh kepala gadis Park. Membuat Rose sedikit terkesiap dan menegakkan kepalanya untuk menatap pada Seokjin.
"Hah, bagaimana bisa ada wanita sepertimu?"
Rose tak mengerti apa maksud dari Seokjin tadi. Namun ia kembali dikejutkan dengan pria itu yang kini menangkup wajahnya. Dan dengan dirinya yang bahkan tak banyak berbuat apapun dan menatap pada pria itu.
"Begitu bodoh, naif dan sangat polos. Membuatku benar-benar ingin selalu berada di sampingmu selalu dan melindungi dunia yang begitu jahat padamu."
Rose tampak terdiam sejenak. "A-Apa maksud, Oppa?"
"Tentu saja menuruti permintaanmu. Bukankah kau mengatakan padaku bahwa kau ingin melupakannya? Maka aku disini, Rose. Aku disini dan akan membuatmu melupakannya."
Rose tak berbicara apapun. Hanya berusaha melepaskan kedua tangan Seokjin yang menangkup wajahnya. Berusaha untuk tak menatap pada Seokjin yang kini sudah menghela napasnya.
Lagi-lagi gadis itu dibuat terkejut. Ketika kedua tangannya digenggam oleh Seokjin, menariknya agar menatap pada pria itu.
"Rose, kumohon. Aku kembali padamu benar-benar karena ingin menebus kesalahanku saat itu. Jadi, percayalah padaku dan berikan aku kesempatan."
Seokjin bisa melihat keraguan di wajah Rose. Dan pria itu akhirnya menyerah, melepaskan genggamannya pada Rose.
"Kau sepertinya benar-benar mencintai pria itu."
Rose tak menjawab apapun. Dalam hatinya, dirinya tak bisa berbohong jika ucapan Seokjin benar adanya.
"Lalu, kenapa kau memilih untuk berpisah darinya?"
"Karena aku harus, Oppa. Dia bahkan tak menganggapku siapa-siapa baginya. Bukankah di saat seperti ini, aku seharusnya membencinya? Sama seperti aku membencimu karena kalian berdua telah menyakitiku."
Rose merunduk, berusaha untuk tak mengeluarkan tangisnya.
"Tapi hal itu seolah hal yang paling sulit ku lakukan. Melihatnya lebih membela gadis lain, itu yang membuatku sakit. Ck, kenapa aku harus menyakiti diriku sendiri saat ini?"
Pria itu tak mengatakan apapun, dengan perlahan menarik Rose kembali dalam pelukannya.
"Kalau begitu, jangan menyakiti dirimu, Rose. Berusahalah untuk melupakannya dan kembali padaku."
Rose tak menjawab apapun. Saat ini, pikirannya sedang lelah dan ia tak mau berpikir apapun dengan dua orang pria yang membuatnya lelah.
Perlahan, Rose menjauhkan dirinya dari Seokjin. Membuat pelukan mereka terlepas dengan Rose yang menghapus pula airmatanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/138247696-288-k463920.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You See My Heart?
Fiksi Penggemar[18+] ✔ Ia masih duduk di pojokan sudut kamarnya. Luka di bibirnya telah mengering sejak beberapa menit yang lalu. Namun tangisannya bahkan masih terdengar. Ia mendongak ketika melihat sepasang kaki yang kini berdiri di hadapannya. Berlutut untuk me...