"semua orang pasti membutuhkan teman bukan tapi, kenapa kamu tidak?"
•Alena°
"Kok? Alga.....kenapa bisa ada di uks" tanya alena bingung dan masih dengan posisi rebahan sedangkan alga duduk di tepi kasur dengan menatap alena tajam.
Nampaknya alga terluka pada bagian keningnya makanya ada plaster luka didahinya.
"Alga jawab pertanyaan alena!" pinta alena kesal dan mengubah posisinya menjadi duduk dan sekarang mereka berhadapan.
"Lo kenal sama vano"
Alga balik bertanya dan membuat alena kesal karena pertanyaannya tidak dijawab oleh alga.
"Alga jawab pertanyaan alena dulu!..Baru alena jawab pertanyaan alga" jawab alena serius sekaligus heran.
"Gue tanya skali lagi. Lo kenal sama vano" ucap alga dingin.
Karena sedikit takut, akhirnya dengan terpaksa alena akan menjawab pertanyaan alga namun, dengan satu syarat.
"Alena bakal jawab pertanyaan alga tapi, dengan satu syarat" ucap alena dengan tersenyum manis sedangkan alga hanya berekspresi datar.
"Apa!?" Ucap alga mulai kesal.
"Alga harus jadi teman alena mulai sekarang. Gimana? Mau?" Tanya alena mulai antusias.
Mendengar itu alga mendengus kesal dan langsung turun dari kasur sambil menggerutu tak jelas.
"Menyebalkan..." Gumam alga mengacuhkan pada syarat alena.
"Alga! Alga harus mau temenan sama alena" teriak alena saat melihat alga keluar dari pintu uks.
Alena berdecak sebal bahkan sangat kesal karena dingin alga yang yang melebihi es kutub utara.
Beberapa menit sepeninggalan alga. Kedua sahabatnya nayla dan gilang masuk dengan membawa kresek yang berisikan cemilan ringan.
"Nih ambil! Gue kasihan sama lo udah 3 tahun nggak makan. Makanya gue beliin " ucap gilang sambil memberikan cemilan kepada alena.
"Wah...makasih gilang yang gantengnya dibawah rata-rata" ucap alena berterima kasih meski pada akhirnya menghina.
"Serah" jawab gilang yang tak ingin berdebat.
"Gimana lutut lo?" tanya nayla cemas.
"Udah diobatin kok sama kak vano" ujar alena sambil memakan roti dengan lahap.
"Kak nano atau kak vano" tanya gilang sok polos dan bermaksud untuk bercanda.
"Iihh gilang!!! Kak vano!!!" Jawab alena sebal.
"Nano nano?"
"Gilang!!!"
🌸🌸🌸
Di lain tempat alga sedang tidur di sebuah kursi panjang di bawah pohon dan di dekat lapangan yang saat itu vano dkk sedang bermain basket.
Vano yang melihat alga saat itu dia memegang bola basketnya dengan senyuman miring yang artinya akan ada sesuatu yang terjadi.
Bugh
Vano dengan sengaja melempar bola basket ke arah alga yang sedang tidur dan mengenai kepala alga. Alga terbangun saat merasakan sakit di kepalanya dan langsung duduk untuk mencari si pelaku yang melemparnya bola basket.
Ya walaupun vano terkenal karena keramahannya namun dia juga suka menganggu alga. Entah apa yang membuatnya begitu. Balas dendam kah?
(Kembali ke topik)
Alga mengarahkan pandangannya ke lapangan dan berhenti saat melihat seorang lelaki yang sedang melihatnya dengan tersenyum miring.
Alga langsung berdiri dan berjalan menuju lelaki tersebut yang tak lain adalah vano. Alga berjalan dengan ekspresi yang tak bisa diartikan.
"maksud lo apa" tanya alga dingin.
"Kenapa? Sakit" ucap vano. "Udah pasti nggak sakit lah, kan lo udah terbiasa dengan rasa sakit ye kan" lanjut vano datar.
"Cih" alga hanya memandang vano datar dan dingin serta tatapannya yang tajam.
Setelah itu alga berbalik dan berjalan pergi tanpa menghiraukan vano.
"Liat aja nanti" ucap vano disertai senyuman miringnya.
Sementara itu di kelas 11ipa1. Alena dan sahabatnya sedang mengobrol dan bercanda ria.
"Len. Lo masih ingin berteman sama alga" tanya nayla dengan nada sedikit khawatir. Sedangkan alena hanya diam menanggapinya.
"Udah lo nyerah aja buat jadi teman alga" tambah gilang serius.
Kali ini alena sedang mencoba berpikir sambil mengigit bibir bawahnya sedangkan nayla dan gilang saling berpandang satu sama lain setelah itu hanya mengendikkan bahu mereka.
"Tapi alena kan pengen temenan sama alga" lirih alena murung.
Kedua sahabatnya yang mendengar itu hanya menepuk jidat mereka karna gemas akan keras kepala alena.
"Alga berbahaya buat lo, alena" ujar nayla
"Apalagi alga mana bakalan mau berteman sama orang jelek" tambah gilang dengan nada bercanda.
"Gilang yang jelek! Wajah gilang aja mirip panci bolong!" Ledek alena kesal.
"Anjir! Wajah ganteng dan mulus kayak pantat bayi ini lo bilang mirip panci bolong. Sialan lo" umpat gilang sambil menoyor jidat alena.
Nayla lantas bergaya seolah sedang muntah saat mendengar gilang memuji muji dirinya sendiri.
"Udah udah! Masalah wajah aja diperdebatkan. Intinya yang paling cantik disini itu gue!!!" Teriak nayla menyombongkan diri sambil mengibas rambutnya bak iklan sampo.
"Halah! Sa ae lo kursi penyot" umpat gilang sambil menjambak rambut alena dan nayla.
"GILANG!!SAKIT TAU!!!"
"SAKIT BEGO!!!"
dan terjadilah aksi saling kejar kejarnya seperti tikus dan kucing. Dan jangan lupa dengan anjingnya.
############################
Suka nggak sama part ini
Hahah lanjut nggak nih
Sepatkan voment yh
Jangan lupa follow
Okey.
Salam hangat alena&alga.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALGA And ALENA
Ficțiune adolescențiIni adalah sebuah kisah tentang seorang gadis yang mengubah hidup seorang pria dingin. Dimana seorang gadis cantik labil bertemu dengan pria berhati es dan meminta agar mau menjadi temannya. Sedangkan pria berhati es tersebut terus menolaknya karna...