Nebeng

35 6 15
                                    

Brummm brumm

Seperti biasanya, pagi ini jalanan kota macet total.

"Duh Papa, udah jam 7.49 gimana kalo Alice telat?"
"Alice gamau dihukum Paa.." Rengek Alice kepada Papanya.

"Ya gimana lagi Lice, jalanan macet. Kecuali kalau pake motor, bisa gampang lewatin macetnya." Jawab Papa Alice.

"Terus sekarang gimana Pa??" Cemas Alice.

Papa Alice memikirkan cara agar anaknya dapat sampai sekolah tepat waktu.

Saat sedang fokus menatap jalanan yang ramai, Papa Alice melihat seorang lelaki yang memakai seragam khas sekolah Alice.
Tanpa ba bi bu. Papa Alice menurunkan kaca mobil.

"Permisi, nak."

Yang dituju tersentak dan segera menaikan kaca helm nya.

"Iya om, ada apa?"
"Kamu sekolah di SMA Cakrawala ya?"
"Iya om."
"Boleh Om minta tolong?"
"Emmm, iya om. Minta tolong apa ya?"
"Kan jalanan macet, kalo pake mobil pasti makan waktu lama. Om mau nitip anak om boleh?"
"Iiyaa om, boleh."
"Terimakasih ya nak."

Alice belum mengerti apa yang sedang terjadi. Ia sibuk dengan fikirannya yang cemas.

"Lice, kamu turun gih. Berangkat sama temen kamu itu. Papa udah minta izin."

Karena cemas, Alice langsung turun tanpa berpikir panjang.
Saat sudah di samping motor lelaki itu. Ia tersentak.

Ia ingin mengelak tapi ia tak ingin mengecewakan papanya. Dan dia juga tak ingin terlambat.

•••

"Stop stopp." Teriak Alice saat sudah hampir masuk kawasan smaca.

Reflek Reynan mengerem motornya.

"Apaan sih? Ini belom sampe. Bloon."
"Bodo amat, gue mau turun disini."
"Yaudah silahkan."

Setelah Alice turun. Reynan langsung melajukan motornya mamasuki gerbang sekolah.

"Sialan, kenapa harus macet sih. Kenapa papa juga minta tolongnya ke dia sihh. Aargh kesel."

•••

"Morning everybody." Sapa miss Rindu.

"Morning miss." Jawab siswa siswi XI IPA 4 bersamaan.

"Okay, this morning we will talking about 'cause and effect'. Open your book on page 107."

Setengah jam berlalu, Alice memang memyukai pelajaran ini. Namun fokusnya teralihkan kepada lelaki menyebalkan versinya. Siapa lagi kalo bukan Reynan.

Beruntung mereka tidak berada di satu kelas. Kebayang kan gimana tiap hari mereka cekcok.

Kejadian minggu lalu membuatnya sangat tidak menyukai lelaki itu.

Flashback

"Ven, tunggu disini bentar. Gue mau beli es disana." Vena mengangguk

Saat ini mereka berada di sebuat pusat perbelanjaan di kota Alice.

"Kak, eskrim matcha nya satu sama Taro nya satu ya." Alice memesan eskrim kesukaannya juga eskrim favorit Vena.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang