●
'Jimin, aku mencintaimu ' -Kth
○
Pagi cerah menusuk pelipis mata Park Jimin. Pemuda bersurai oranye itu mengedipkan matanya. Ia bangkit dan mengusap usap matanya yang terasa gatal.
Pemuda itu meregangkan badannya di pinggir kasur. Memejamkan matanya lalu membukanya lagi. Lalu ia berjalan sempoyongan ke arah kamar mandi dan memulai aksinya.
○
Jimin keluar dari kamar dengan kemeja putih yang dikeluarkan dengan sengaja dari sananya. Terlihat seperti badboy tapi nyatanya tidak.
Ia mendudukkan dirinya di kursi makan sambil melihat ibunya yang sedang memasak untuknya.
"Ma, masak apa?" Katanya seraya memasang kaus kaki nya .
"Hanya sup ,sayang. " ucap wanita paruh baya itu.
Setelah memasak wanita itu menaruh masakannya di meja dan Jimin langsung mengambil seperempat bagian dan menuangkan ke dalam mangkuk nasinya. Jimin melakukannya untuk menghemat pengeluaran biaya dan juga untuk disisakan saat makan siang nanti.
"Ma, ada yang perlu Jimin bantu hari ini? Atau ada yang mama ingin jual biar Jimin bantu?" Tanya Jimin sambil menyeruput sup dalam sendoknya.
"Tidak , mama ga ingin merepotkan pendidikanmu. Belajarlah sungguh sungguh agar mama bangga"
○
Jimin berjalan menelusuri koridor sekolahnya. Matanya meneliti sosok yang sedang ditunggu tunggunya. Tangan mungilnya menggenggam erat ransel yang dikenakannya .
Cahaya pagi menyinari sepanjang jalan membuat siapapun yang melewatinya ingin cepat kabur dari panasnya cahaya ilahi.
"Hey, Jiminie !!"
Pemuda bersurai kecokelatan berlari kecil ke arahnya.
Imut. Pikir jimin
Pemuda itu sampai dihadapannya dengan napas terengah engah.
"Kenapa sampe lari kek dikejar setan segala sih?"
"Habis kau ga denger"
"Lah, kau yang telat sih, pake beli gelang segala lagi. Ya kutinggal lah " ucap jimin .
Pemuda itu mengerucutkan bibirnya.
"Sewot mulu dih" jawabnya. Lalu ia membuang muka .
"Dih, ngambek niyee, cie ngambek" kata jimin sambil menyubit nyubit pipi pemuda itu.
"Apaan sih"
"Hahahaha"
Begitulah Park Jimin dengan sahabatnya Kim Taehyung. Sampai membuat orang yang melihatnya iri alias jealous. Bukan iri karna kelanggengan nya tapi karna keromantisannya dan kekonyolannya yang membuat tiap pasang mata panas.
Kim Taehyung adalah sahabat nya Park Jimin. Mereka saling melengkapi, persahabatan mereka berlangsung lama mulai dari taman kanak kanak hingga saat ini.
Bagi taehyung, jimin adalah salah satu hal yang paling berharga dalam hidupnya. Dan bagi jimin, taehyung adalah suatu perhiasan yang hanya dimilikinya.
○
Kringgg
"Chim, kantin yu" ucap taehyung.
"Traktirin ya?"
"Buzetss deh kau chim, kuy la perutku dah keroncongan tau" keluh taehyung.
"Yodah, serah deh"
Jimin dan taehyung berjalan menuju kantin. Taehyung yang sedari tadi cekikikan menggeliat tak jelas membuat sorot sorotan mata dari penjuru memandang tak senang.
Aneh
Taehyung itu aneh. Untung aku sayang -pjm
Biar kata orang apa. Aku tidak memperdulikan orang orang itu. Aku hanya memperdulikan Park Jimin -kth
"Eh chim, kau denger ga? Katanya nanti kelas dua kelas kita bakal di acak lagi. " taehyung pun membuka percakapan diantara mereka.
"Kau kebanyakan denger gosip, mana mungkin kali" jawab jimin santai sambil menikmati makanannya yang ada di depannya .
"Heh, dasar bantet. Makan aja hidupmu. Aku baca di mading tau bukan denger gosip. Emang kalo baca pake telinga gitu hah? ????" Cetus taehyung yang tidak tahan dengan kelakuan bocah di depannya.
"Yaaa, kalo di acak emangnya kenapa? Urusannya samaku apa?" Ujar jimin
"Yakan, kita jadi ga sebangku lagi sih atau jangan jangan kita ga sekelas lagi" ucap taehyung dari raut wajahnya sudah terbaca oleh park jimin bahwa ada rasa kekhawatiran yang sangat antusias.
"Ya doanya jangan pisah lah tetep bareng" ucap jimin menenangkan sambil menepuk nepuk pundak taehyung.
Taehyung yang tadinya sedih kembali ceria. Jimin yang sedari tadi hanya senyum melihat tingkah konyol temannya.
Jika saja kau perempuan. Pasti kuakan jadikan kau istriku.-pjm
Lebih cocok aku yang jadi seme apa Jimin ya? -kth
Buset klen dua, tinggal ngomong saling cinta aja kok susah sih:"v -author
○
Sepulang sekolah , Jimin masuk ke kamarnya."Ahhh" Jimin menidurkan badannya diatas kasur. Menatap langit langit kamarnya.
"Apakah suatu saat nanti , kita akan berpisah dan saling melupakan?" -pjm
●
Maaf kalo typo bertebaran, ini cerita pertamaku mohon dukungannya:v