●Seperti biasanya , para siswa mendengarkan pelajaran yang diberikan guru. Ada yang bermain kertas, ada yang bersolek , dan ada yang menguap , berbagai macam kegiatan yang mereka lakukan.
Tak lain, kim Taehyung sibuk dengan dunianya sendiri.
Yaitu
Menatap rintikan hujan pada kaca jendela. Cuaca memang tidak sedang mendukung para siswa untuk belajar. Bahkan beberapa dari mereka sibuk menggeletakkan kepalanya diatas kerasnya meja.
Taehyung melamun. Sedari tadi ia tak memperhatikan gurunya yang berkoar koar.
"KIM TAEHYUNG!!"
Teriak seorang dari depan. Ternyata guru tercinta seluruh sekolah tengah meneriaki pemuda tampan di seluruh jagat sekolah ini.
"Saya?" Dengan polosnya taehyung mengacungkan tangannya.
○
Seperti yang sudah diduga, taehyung kembali menginjakkan kakinya ke ruang badan konseling untuk yang ke ribuan kalinya.
Karena selama ini ia selalu memasuki ruang BK
Hanya untuk mengantar absen kelas.
Dan mungkin sekarang ia juga sedang mengantar absen kelas.
Setelah keluar dari ruangan angker itu, kedatangan taehyung langsung disambut oleh hangatnya rangkulan jimin. Meski harus merundukkan diri sedikit lebih rendah karena tinggi tubuh jimin tak semampai dengannya , ia merasa tak keberatan bahkan dengan itu ia bisa selalu menggoda jimin dengan tubuh idealnya.
" hey bantet"
"Kampret"
Seperti itulah keromantisan persahabatan mereka.
○
Jimin mendudukkan dirinya di sudut kasur dan mendongak keatas. Untuk kesekian kalinya ia merasakan perasaan yang aneh diluar nalar orang orang waras.
Jimin menjatuhkan dirinya sengaja ke dunia kapas itu. Menatap indahnya langit alias atap biru yang leluasa.
"Apa bedanya suka dengan sayang?" -pjm
○
Di sisi lain , Taehyung disibukkan dengan kertas kertas yang bertebaran di sekeliling kamarnya.
Ia menggaruk sisi kepalanya yang tak gatal bagai frustasi.
"Bagaimana endingscene kita jimin?" -kth
●