2. Hari Menyebalkan

41 5 0
                                    

Mendingan loe pergi deh, apa gue yang harus pergi dari sini?
*****

Bel istirahat sudah berbunyi itu artinya sudah saatnya waktu istirahat untuk siswa-siswa. Koridor yang awalnya sepi kini sudah ramai banyak para siswa yang berlalu-lalang mengisi koridor kelas terutama didepan kelas 11 Mipa 3. Banyak siswa yang memilih pergi ke kantin, perpustakaan atau hanya ke lapangan melihat siswa lain yang sedang bermain sepakbola sekedar memberi semangat.

"Sialan banget si kalau gini caranya gue kan jadi susah buat cari contekan. Selama ini yang paling bisa diandelin buat ngasih contekan kan cuma Erwin. Gurunya pakek istilah mindahin kelas lagi." Dari tadi Edot hanya bisa menggerutu disepanjang koridor, pasalnya dia harus berpisah dengan sahabatnya Erwin dan Fajar.

Dody atau biasa dipanggil Edot itu memang salah satu sahabat Erwin sejak SMP. Sikapnya yang asal jeblos dan lucu itu sudah menjadi kepribadian tersendiri bagi Edot walau kadang otaknya radak gesrek, maklum lah mungkin karena faktor kelamaan jomblo jadinya kaya gitu. Enggak deh canda doang kok, kalau faktor jomblo buat kalian yang jomblo kan jadi tersinggung :")

Sambil membenarkan tatanan rambutnya yang menjambul itu, Edot berjalan menuju kelas 11 Mipa 3 atau tepatnya kelas Erwin san Fajar karena memang diantara mereka bertiga yang tidak satu kelas hanya Edot alias Dody codot. Ya iya lah orang cuma bertiga, authornya gimana si radak gesrek kaykanya deh. Eh enggak deh canda masa gesrek si-_- haishhh kembali ke topik.

"Woy kalian jahat banget si ngebiarin gue berada di kelas Mipa 1 sendirian, kalau kaya gini ceritanya gue kan harus susah-susah buat nyari contekan lagi." Setelah masuk ke kelas Mipa 3, tanpa permisi atau basa basi Edot langsung menuju ketempat duduk Erwin karena disana Erwin berada.

"Dasar parasit mendingan loe ambik hikmahnya aja, itu tandanya loe harus belajar bukan malah nagndelin kunci jawaban dari temen." Kata-kata yang keluar dari mulut Fajar seakan-akan sudah menjelma menjadi Mario Fajar bukan mario tegoh lagi:") jaelah dikira siraman rohani pakek kata-kata bijak segala.

Merasa terganggu Erwin bangun dari tempat tidurnya alias tampat duduk diposisi paling belakang dan dekat dinding karena memang itu tempat paling terSyahdu untuk menjadi tempat tidur para siswa yang tadi malamnya bergadang cukup lama seperti Erwin. Mungkin dia terlalua lelah karena tadi malam hanya tidur beberapa jam saja.

"Ambil hikmah mbahmu gundol itu, apa yang bisa diambil hikmahnya. Kalau sudah tidak bisa sekelas lagi sama Erwin terus gue harua gimana coba? Ya kali tiap hari siap-siap ulangan remidi."

Ejekan dari Edot sukses membuat Fajar menjudirkan bibirnya, pasalanya omongan dari si Edot memang kurang bisa dijaga walau hanya bercanda atau yang lainnya.
" Ya tuhan semoga bibir Edot kena bola terus kagak bisa bicara satu bulan biar kapok."

"Duh Gusti ngapuroni kulo (ya tuhan ampuni saya)." Merasa tidak terima atas doa Fajar, Edot meminta doa kembali untuk menolak permintaan Fajar.

Edot memang bukan asli Jakarta, dia asli orang Yogyakarta jadi tidak heran dengan gaya bicaranya yang tertuju ke Jawa-jawa tersebut. Ia pindah dari Yogyakarta ke Jakarta sejak kelas 1 SMP karena dia harus ikut keluarganya bekerja jadi mau tidak mau dia harus pindah ke Jakarta dan lama-kelamaan dia mulai betah kemudian melanjutkan sekolah SMA nya di Jakarta bersama Erwin dan Fajar sahabatnya dari SMP.

Mendengar ocehan sahabatnya itu Erwin mendengus kesal sambil keluar kelas untuk membuang kertas-kertas puisi yang sudah ada disorok mejanya.

"Bacod loe pada, ganggu orang tidur."

"Loe mau kemana win." Erwin sama sekali tidak merespon pertsnyaan dari Dody karena baginya itu sama sekali tidak penting.

Setelah membuang kertas puisi-puisi tersebut ia kembali ke tempat singgahannya untuk tidur pagi karena dia yakin sekali setelah upacara pasti tidak ada pelajaran karena baru masuk awal semesteran setelah mereka kelas 10.

"Wih... ternyata masih seperti biasa ya Fans loe enggak berkurang tapi makin hari tambah banyak." Erwin sama sekali tidak menggubris ucapan Fajar dia hanya menaikkan alis kanannya itu dan kembali untuk memejamkan matanya sesaat.

"Jatah gue mana win."

5 batang coklat mahal diambil dari sorok meja Erwin untuk Edot dan yang pasti itu dari Fansnya Erwin. Baru masuk sekolah saja sudah seperti ini apalagi kalau udah beberapa bulan :")

Meski sudah tidak satu kelas lagi tapi masih bisa dipastikan kalau Edot tetap mendapatkan coklat batangan dan siangnya mendapat jatah makanan karena setiap hari pasti ada makanan diloker Erwin, entah itu roti atau nasi.

Tidak bisa dipungkiri lagi kalau Erwin Rifqy Maulana itu adalah salah satu cowok tercogan di SMA nya, sekaligus anak dari pemilik yayasan ini.

"Win win bangun bentar deh ada yang benih nig." Edot menggoyang-goyangkan bahu Erwin dengan tujuan Erwin akan memutar kepalanya dan melihat apa yang dilihat Edot.

Seorang gadis bersama genknya yang tak lain adalah geng Vera dari kelas 11 A 1, Vera dengan sengaja datang ke kelas 11 Mipa 3 hanya untuk menyapa Erwin karena baginya itu adalah penyemangat untuh menempuh hari-hari berikutnya.

"Everybady hello All, how are you?" Vera menyapa semua penghuni kelas dengan pancaran senyum ikhlasnya tersebut. Diikuti temannya dari belakang yaitu Tiara dan Salsa.

"Eh ada Edot." Basa-basi Vera hanya untuk mendapat perhatian bagi Erwin.

"Halo Win." Vera menyapa Erwin walau, mukanya yang tadinya sumringah sekarang diganti dengan raut wajah kecewa karena sapaannya sama sekali tidak ditanggapi oleh Erwin.

Hari ini adalah hari yang menyebalkan bagi Erwin karena dia tidak bisa tidur pagi dengan tenang walaupun jam kosong sekaligus, ada saja yang mengganggunya.

"Biang rempong ngapain loe disini ganggu aja." Merasa tidak nyaman dengan kedatangan geng Alay itu, Fajar langsung bersikap sinis kepada mereka (genk the hits).

Satu sekolahan juga tau tentang ketenaran genk tersebut dan betapa tidak sukanya Fajar terhadap Vera. Bahkan Fajar sama tidak pernah damai jika ada Vera.

"Mau apa si loe, ganggu aja." Ekspresi wajah Erwin yang sangat malas.

"Mendingan loe pergi deh, apa gue yang harus pergi dari sini?" Tegas Erwin dengan wajah datar sambil menunjuk jarinya ke arah timur namun menyimpan makna dalam.

Merasa tidak diinginkan kehadirannya Vera memasang raut wajah sinis. Tanpa berkata apa-apa Vera menghentakan kakinya pergi meninggalkan kelas Erwin.

Kedua sahabatnya Tiara dan Salsa mengikutinya dari belakang.

Tidak perlu waktu lama Erwin kembali lagi melanjutkan tidur paginya. Yuhuuuu siap-siap tidur pagi si Erwin.

"Win loe bener-bener mau nolak si Primadona sekolah kita?" Edot menanyakan pertanyaan kepada Erwin sambil mengangkat Alisnya.

*****

Assalamualaikum

Halo Reader sejatj yang ter lope-lope :")
Gimna cerotanya? Jangan bosen ya.

Ai lope yuuuu

E & FTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang